Pertemuan Akhir

2K 58 12
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillaahirrohmaanirrohiim...
________________________________

Ini bukan akhir cerita, justru awal dari kehidupan kita berdua

* R P P *

Perhatian sebelumnya, ada mature dewasa di part ini!!

Daffa merasa lelah untuk hari ini. Padahal tidak ada resepsi untuk pernikahannya. Tapi entah mengapa badannya begitu lemas walau hati penuh dengan kebahagiaan.

Dia putuskan untuk mandi agar badanku bisa segar kembali. Walau dia merasa aneh karena baru pertama kali dia masuk ke kamar berdua dengan perempuan. Padahal di kamar pun mereka belum berbicara banyak. Jihan masih sibuk keluar masuk kamar.

Belum sehari jadi suami, Daffa merasa terabaikan. Padahal sudah ada orang untuk membereskan itu semua, tetapi Jihan malah ikut sibuk. Ditawari makan untuk sore ini saja, tak kunjung dia ucapkan untuknya. Daffa hanya bisa diam di kamar atau bermain ponsel dengan Attar.

Malam itu sehabis Daffa pulang shalat Isya dari masjid bersama Attar, dia merasakan harum masakan yang cukup menggugah selera makannya. Rupanya Jihan dan Haura sudah menunggu mereka di meja makan.

Suasana rumah memang sedikit sepi, karena semua keluarga sudah pulang tadi sore. Mereka tak ingin merusak malam pertamanya dengan Jihan katanya. Sungguh Daffa malu mengingat perkataan mertuanya.

Mereka berempat sudah duduk melingkari meja. Ada rasa canggung yang menerpa Daffa. Dia tak biasa menjadi pemimpim dalam keluarga. Padahal untuk hal kecil seperti ini. Apalagi ketika Jihan melayaninya dengan mengambilkan dia nasi serta menanyakan lauk yang ingin Daffa makan.

Daffa merasa senang ketika merasakan bagaimana dilayani oleh seorang perempuan yang kini menyandang sebagai istrinya. Inikah kebahagiaan itu? Ketika Daffa pulang, ada seseorang yang menunggunya dan menyambutnya dengan senyuman.

Mereka pun memulai acara makan malam tanpa ada suara sedikit pun. Ketika Daffa memimpin doa mau makan, sampai mereka makan pun rasa gugup itu terus menghinggapinya. Daffa hanya bisa sesekali memandangi keluarga barunya.

Haura dan Attar, mereka adalah anak sambungnya. Tapi hatinya sudah menyayangi mereka sejak lama. Apalagi Attar yang selalu dekat dengannya. Tapi lusa, mereka harus kembali lagi ke pondok. Akhirnya Daffa kembali berdua dengan Jihan.

Selepas makan malam, Daffa hanya bisa kembali ke kamar. Dia mainkan ponsel miliknya di atas tempat tidur. Banyak yang memberinya selamat lewat pesan di media sosial. Daffa memang tidak mengundang mereka, tapi tadi siang dia langsung posting beberapa foto pernikahannya. Hasilnya, sosial medianya penuh dengan komentar berisi ucapan selamat.

Terdengar pintu kamar terbuka. Daffa coba tak meliriknya karena dia tahu, yang masuk adalah istrinya sendiri. Dia masih sibuk dengan ponselnya. Hingga dia merasakan tempat tidurnya bergerak. Baru dia lirik istrinya yang sudah mengambil posisi tidur di sampingnya.

Daffa melihat gurat kelelahan di wajah istrinya. Tapi dia tak pernah mengeluh akan rasa lelahnya. Hingga Daffa pun menyimpan ponselnya di nakas. Ingin sekali Daffa berbicara padanya tentang mereka untuk ke depannya, tapi Daffa urungkan niatnya. Hingga Daffa menyadari sesuatu.

"Kita itu sudah jadi mahrom, kan?"

Jihan pun membuka matanya. Dia langsung melihat Daffa "Iya, lalu?" Polosnya.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang