ALVINA 24 : WEJANGAN-WEJANGAN GHEA

410 32 1
                                    

Tidak baik jika kita terus memendam rasa sakit, setidaknya berbagilah, meskipun hanya sedikit. Jika tidak kepada manusia, berbagi cerita lah kepada tuhan, yang akan setia mendengarkan keluh kesah umatnya.

-Ghea Casandra.

24. WEJANGAN-WEJANGAN GHEA

“Loh? Vina nggak ada di sini?” tanya Varo ketika dia sampai di meja makan. Tapi dia tidak melihat keberadaan Vina pagi ini.

Devi mengernyit. “Bukannya Vina masih ada di kamar?” Devi balik bertanya.

Varo menggeleng. “Nggak ma, tadi Varo sebelum ke sini ke kamar Vina dulu. Tapi nggak ada, Varo kira di sini.”

Devi dan Gana saling bertatap bingung. “Kemana anak itu?” gumam Gana yang masih bisa di dengar oleh Devi dan Varo.

“Apa kamu sudah melihat perlengkapan sekolah Vina di kamarnya?” tanya Devi kepada Varo dengan raut wajah khawatir.

Varo mengangguk. “Udah ma, tapi nggak ada. Pakaiannya, sepatunya, tasnya. Semuanya udah nggak ada.”

“Tapi motornya masih ada,” kata Gana yang memang menyadari motor yang biasa Vina bawa ke sekolah masih ada di garasi.

Varo sedikit berfikir. “Mungkin dia nggak bawa motor,”

“Varo cepat cari kembaran mu! Mama khawatir,” ucap Devi dengan nada khawatir.

Varo mengangguk. Tidak tega melihat mamanya khawatir seperti ini. Vina ada-ada saja lagi, pagi-pagi sudah kabur. “Varo akan tanya Rama.”

Devi dan Gana mengangguk. “Ide bagus,” kagum Gana.

Varo mengambil handphonenya dan menelpon Rama. Panggilan pertama sampai ke lima tidak di angkat. Membuat Varo kesal. “Nih anak emang sialan! Di butuhin aja ngilang kek temen,” cibir Varo.

“Sudah Varo! Telepon lagi saja!” titah Devi yang masih khawatir.

“Iya iya!” jawab Varo kesal. Varo kembali mencoba menelpon Rama, sampai akhirnya Rama mengangkat teleponnya.

“KEMANA AJA LO HAH?!” marah Varo saat Rama mengangkat teleponnya.

“Berisik lo! Masih untung gue mau angkat. Tadi gue lagi mandi, handphone di silent. Puas?”

“Ini ada berita yang sangat urgent asal lo tau!” kata Varo. Devi dengan cepat mengambil handphone Varo begitu saja.

“Berita apaan?”

“Hallo Rama? Ini tante Devi, Ram.” ucap Devi di telepon.

“Iya tante, ada apa?”

“Kamu sekarang di mana?” tanya Devi dengan suara khawatir, yang masih bisa di dengar Rama di sebrang sana.

“Di rumah tante, ini baru mau sarapan. Ada apa tante?”

“Kalau kamu sudah sampai di sekolah. Tolong cari Vina,”

“Jam segini biasanya Vina masih di rumah tante,”

“Iya, tante tau. Tapi pagi ini nggak ada, pergi gak tau kemana.”

“Oke tante, nanti Rama kasih kabar lewat Varo.”

***

Vina duduk di depan taman belakang sekolah, Vina menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Jujur, dia masih bingung harus bagaimana.

Vina sengaja berangkat sebelum jam 6 pagi. Dia malas jika nanti keluarganya akan bertanya kejadian semalam, sedangkan dirinya saja tidak tau harus menjawab apa.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang