ALVINA 57 : SELAMAT TINGGAL KARAN

62 17 3
                                    

Tuhan, semua ini begitu mengejutkan.

-Alvina Kusuma Saputra

57. SELAMAT TINGGAL KARAN

Vina, Jihan, Kiran dan Emil sudah ada di ruang tamu. Jihan memutuskan untuk membawa Vina pulang lebih cepat agar Vina bisa istirahat, terlalu histeris di kondisinya seperti ini tidak baik untuk kesehatannya.

Vina terduduk diam di sofa ruang tamu, tatapan matanya kosong, matanya terlihat sembab, tubuhnya terlihat lemas, benar-benar sangat kacau.

Kiran memeluk Vina dari samping. “Kak Vina... jangan diem terus dong, kayak bukan kakak kalau diem terus..”

Vina tersenyum kecil, dia membalas pelukan gadis itu. “Nggak kok, kakak cuma ngerasa capek aja. Kamu nggak mau ke kamar? Nggak capek?”

Kiran melepaskan pelukan mereka. “Capek sih kak, yaudah aku ke kamar dulu ya, mau bobo.”

Vina mengangguk sembari tersenyum kecil. “Iya anak baik, bobo ya, istirahat.” Vina mencubit pipi Kiran gemas.

Setalah itu Kiran langsung pergi dari sana untuk menuju kamarnya dan istirahat.

Jihan duduk di samping Vina, dia menatap Vina dengan tatapan merasa bersalah. “Maafin Tante, Vina...”

Vina menatap Jihan. “Berhenti minta maaf Tante, Tante nggak salah, nggak ada yang salah.” Vina tersenyum kecil. “Ini semua udah takdir, nggak ada yang bisa kita rubah...”

Jihan tersenyum mendengar jawaban Vina. “Karan benar-benar menemukan wanita yang tepat, dia beruntung memilih kamu...”

Vina menggelengkan kepalanya. “Aku yang beruntung, Tante...”

“Kalian sama-sama beruntung.” ucap Emil tiba-tiba.

Jihan dan Vina menengok ke arah Emil bersamaan.

“Sangat tepat dokter.” jawab Vina.

“Apa yang kamu rasa sekarang?” tanya Emil memastikan keadaan Vina.

“Aman kok... Hatinya aja mungkin ya, yang perlu di pertanyakan.” Vina tersenyum kecut.

Emil tersenyum kecil. “Yang kuat Vina, Karan akan lebih suka jika kamu tersenyum.”

Vina mengangguk mengerti.

Emil berdiri dari duduknya. “Baik Tante, Emil pamit pulang ya... Kalau ada apa-apa langsung hubungi Emil ya, Tan.”

“Pasti Emil, maaf... Tante sudah merepotkan mu hari ini...” jawab Jihan merasa tidak enak.

Emil menggelengkan kepalanya. “Nggak ada yang merasa di repot, kan, Tante.”

“Yasudah, Emil pamit. Permisi...” Emil pergi dari rumah itu dan meninggalkan Vina dan Jihan disana.

“Tante,” Vina menatap Jihan. “boleh aku cerita?” lanjutnya.

Jihan tersenyum kecil. “Nggak perlu ijin, Tante siap dua puluh empat jam buat kamu.”

“Tapi sebelumnya, aku yakin kalau om Juan dan Karan meninggal dalam kecelakaan. Terbukti mobil Karan yang nggak ada di rumah ini...”

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang