ALVINA 60 : SUSTER

69 19 8
                                    

Jangan seenaknya, dunia ini bukan milikmu.

-Alvina Kusuma Saputra

60. SUSTER

Rama, Gana, Kavin, Rara dan Devi sekarang sedang berada di depan ruang bersalin.

Varo dan Vina tidak lama datang di hadapan mereka membuat mereka semua terdiam ketika melihat kehadiran keduanya.

“Var,” Rama langsung menghampiri Varo ketika melihat Varo datang.

Vina terdiam beku di samping Varo, ntah kenapa dia merasa sangat asing dengan orang-orang yang ada di hadapannya ini, padahal dulu mereka begitu dekat.

“Gimana keadaan Bulan?” tanya Varo kepada Rama.

“Lo ngapain bawa dia?” Rama melirik Vina sebentar.

Vina yang merasa dirinya terpanggil langsung menatap sinis ke arah Rama. Apa maksudnya seperti itu?

“Gimana keadaan Bulan?” ulang Varo karena merasa pertanyaannya di alihkan.

“Dia pendaharan hebat, kayaknya gue bakal dapet kabar buruk.” jawab Rama.

Vina yang mendengar jawaban Rama langsung menghampiri Rama. “Lo becus nggak sih jadi suami?” tanyanya.

Rama menunjuk Vina dengan tatapan marah. “Lo nggak tau apa-apa, diem.”

“Vina,” panggil Kavin dari belakang dengan suara pelan.

Vina langsung memutar tubuhnya ke belakang untuk menatap Kavin. “Om dingin...”

Kavin langsung memeluk Vina begitupun dengan Vina. Jujur saja, Vina sangat merindukan Kavin.

Kavin melepaskan pelukan itu. “Kamu apa kabar? Bahkan saat kamu pergi kita belum sempet pamitan loh.”

Vina menyengir kuda. “Kabar baik, om. Maaf aku nggak sempet buat pamitan.”

Tidak lama dokter keluar dari ruang persalinan, sontak semua orang yang ada di sana menghampiri dokter.

“Bagaimana keadaan menantu saya, dok?” tanya Rara khawatir, Devi memegang bahu Rara untuk memberikan ketenangan.

“Saya harus menyampaikan kabar buruk,” jawab Dokter itu. “Harus ada yang di pilih, menyelamatkan Ibu atau Bayinya.” lanjut Dokter itu.

Semua orang terkejut di sana dengan kabar buruk ini. Mana mungkin mereka bisa memilih antara keduanya.

“Selamatkan Ibunya, dok!” jawab Rara cepat.

“Maaf, bu. Tapi, keputusan ini hanya bisa di ambil oleh suami pasien.” jawab Dokter itu.

Semua orang menatap Rama untuk menerima jawabannya.

“Apa mas ini suami pasien?” tebak Dokter itu kepada Rama, Rama hanya mengangguk.

“Silahkan ambil keputusan secepatnya, kami tidak punya banyak waktu atau keduanya akan kehilangan nyawa.” lanjut Dokter itu.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang