ALVINA 19 : PERTANDINGAN

443 25 3
                                    

Aku lupa, sekarang dan dulu beda. Dulu aku yang masih baik-baik saja. Dan sekarang aku yang begitu menyedihkan tanpa banyak orang tau.

-Alvina Kusuma Saputra


20. PERTANDINGAN

Seorang gadis tengah duduk di bawah pohon rindang. Di tempat biasa yang sering di kunjungi dirinya, dengan menggunakan pakaian santainya. Dia Vina yang sudah 15 menit menunggu kedatangan seseorang yang tadi menyuruh dirinya untuk datang ke tempat ini.

Vina menghembuskan nafas kasar. "Rama kemana sih? Tadi dia nyuruh gue kesini. Sekarang dia yang malah telat. Mana bola gue ada di dia lagi. Sialan!"

"Nggak usah marah. Cepet tua." kata seseorang yang datang dari balik pohon.

Vina langusung berdiri dari tempatnya dan berbalik badan. "Telat lima belas menit." tajam Vina.

"Cuma lima belas menit kok, bukan jam."

Vina memutar bola matanya jengah. Kenapa Rama tiba-tiba menjadi menyebalkan seperti ini? "Bola gue." pinta Vina.

Rama menatap sebentar ke tangannya yang memegang bola basket. "Masih di tangan gue."

"Balikin!" Vina mencoba mengambil bola itu, tapi Rama malah mengangkat tangannya ke udara membuat Vina tidak bisa menjangkaunya.

"Mau ini?" Rama menatap sekilas ke arah bola yang masih ada di tangannya.

"Jangan nyebelin deh!" decak Vina.

"Ada syaratnya,"

"Itu bola gue, nggak perlu ada syaratnya buat gue ambil bola itu." tajam Vina.

"Ini bola sekarang ada di tangan gue kalau lo lupa," jawab Rama dingin.

"Ribet kalau ngomong sama orang yang nggak mau ngalah." batin Vina kesal.

Vina menghembuskan nafas kasar. "Apa syaratnya?" pasrah Vina.

"Tanding basket. Siapa yang menang, dia yang menjadi pemilik bola ini."

Vina melongo di buatnya. "Itu bola milik gue dingin! Gue yang beli pakai uang gue!"

"Gue tau, gue yang antar lo buat beli bola ini. Syarat tetap syarat." jawab Rama yang masih kekeuh akan kemauannya.

"Apapun akan gue lakukan hanya untuk bola kesayangan gue itu."

Akhirnya mereka melanjutkan aksi mereka. Tapi point yang di peroleh Rama lebih unggul di banding Vina. Vina tidak tinggal diam, dia akan melakukan apapun demi mendapatkan bola kesayangannya. Vina bermain dengan semangat 45.

"Bentar! Capek!" decak Vina yang sedang memegang lututnya dan mengatur nafasnya.

"Ngaku kalah aja gimana?"

Vina menatap Rama tajam. "Enak aja lo! Nggak mau! Lanjutkan!" dengan sigap Vina merebut bola dari Rama dan memasukkannya ke dalam ring. Vina akan mengejar ketertinggalannya.

Setelah beberapa menit Vina merasakan tubuhnya yang tiba-tiba beda dari biasanya. Kepalanya terasa sangat pusing, dan tubuhnya lemas di tempat. Tapi Vina masih berdiri. Ini tidak seperti biasanya, biasanya Vina main basket berjam-jam tidak akan seperti ini. Tapi ini baru 30 menit kenapa sampai seperti ini?

Vina berusaha berfikir keras dan menahan sakit hebat yang menghantam kepalanya.

Vina sadar akan satu hal. Dia benar-benar membahayakan diri sendiri kali ini. "Vina lo bodoh! Bisa-bisanya lo lupa sama hal sepenting ini? Kondisi lo nggak seperti dulu yang masih sehat Vin,"

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang