ALVINA 15 : RAMASYAITON

537 32 4
                                    

Pagi ini Rama tidak langsung masuk ke kelasnya, dia memutuskan untuk ke kelas Vina terlebih dahulu. Memastikan anak itu sekolah apa tidak.

"Ra!" panggil Rama kepada salah satu teman kelas Vina.

"Yoi Ram? Apa?" jawab Dira.

"Vina nggak sekolah?" tanya Rama, tatapannya melihat ke sekeliling kelas. Tapi tidak menemukan sosok yang dia cari.

Dira mengangkat bahu acuh. "Nggak tau gue, baru dateng. Kayaknya sih nggak, biasanya dia dateng lebih awal dari gue."

Dira menatap Rama. "Lagian elo, kan lo yang deket sama dia. Masa masalah begini aja lo harus nanya sama orang lain?"

Rama menepuk bahu Dira. "Gue cuma nanya aja. Nggak salah kan? Lagian lo tinggal jawab. Rugi banget kayaknya."

"Ye! Bukan gitu juga maksud gue!"

Rama memutar bola matanya malas. "Intinya kalau dia nggak masuk, sakitin."

Dira menatap terkejut ke arah Rama. "Gila lo! Lo nyuruh gue nyakitin Vina? Ogah banget gue!"

Rama menoyor kepala Dira. "Sakitin di absen bego. Bukan lo nyakitin dia." Rama langsung melenggang pergi meninggalkan Dira yang masih mengelus kepalanya.

Dira menatap punggung Rama kesal. "Makhluk gak ada akhlak," setelah itu Dira masuk ke dalam kelasnya.

Di setiap langkah Rama menuju kelas, dia senyum-senyum sendiri. Anak-anak yang melihat Rama yang seperti itu langsung melongo. Tapi tidak dengan para siswi yang malah terpesona akan senyuman Rama.

"Nurut juga tuh bocah," gumam Rama kecil. Tak lupa dengan senyum manisnya.

***

"Assalamualaikum," salam Rama ketika dia berada di depan pintu rumah Vina. Kali ini dia sudah pulang sekolah.

"Waalaikumsalam," jawab Devi keluar dari dalam rumahnya.

Rama mencium punggung tangan Devi. "Vina ada Tante?"

Devi mengangguk. "Di kamarnya, kamu masuk aja. Di dalam cuma ada bibi sama Vina aja kok,"

Rama mengangguk paham. "RAMA MASUK TANTE!" ucapnya dan langsung melenggang masuk pergi ke kamar Vina.

Devi geleng-geleng kepala melihat tingkah Rama. Papahnya dingin, dan anaknya pecicilan seperti ini?

Devi langsung pergi menuju rumah sakit. Dia malas memikirkan anak remaja zaman sekarang yang kelakuannya sungguh membuat kepalanya pening.

"ASSALAMUALAIKUM MAMANK!" teriak Rama memasuki kamar Vina.

Vina yang sedang menonton televisi langsung bangun dari kasurnya. Dengan mimik wajah yang sangat ketakutan.

Vina menatap kesal ke arah Rama. "SIALAN LO!"

"RAMASYAITON DASAR!"

"BANGKE LO!"

"KURANG AJAR SIALAN!"

"MATI AJA SONO LO ANJIR!"

"DASAR SARAP!"

"NGGAK ADA AKHLAK!"

"LO NGGAK BISA LIHAT GUE TENANG DIKIT GITU?!"

"KERJAANNYA NGGAK PERNAH BIKIN GUE TENANG!"

"ARGHH KESEL GUE!!" Vina dengan wajah kesalnya memukuli Rama dengan guling.

"BWAHAHAHA!!!" Rama yang di pukuli hanya mampu tertawa kencang. Bukan karena dia menerima caci maki dari Vina. Tapi humornya seketika receh melihat wajah Vina yang kesal. Yang seakan-akan ingin membunuhnya.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang