ALVINA 02 : SIKEMBAR NAKAL

1K 55 2
                                    

Alvina hari ini sangatlah bahagia. Mungkin bukan hanya dirinya, tapi teman-temannya yang lain juga.

Bagaimana tidak? Pihak sekolah mempulangkan siswa pada pukul 10:00, katanya mereka ada rapat dadakan, yang harus diselesaikan kali ini juga.

Alvina sekarang berada diparkiran, berjalan menuju mobilnya. Saat Alvina hendak membuka pintu mobilnya, tiba-tiba ada suara anak kecil yang memanggilnya.

“KAK VIN!!!!” Panggil dua anak itu, Alvina menoleh kearah sumber suara. Tidak salah lagi, itu mereka. Si kembar nakal.

Alvina menatap heran keduanya, yang mulai mendekat. Tumben mereka kesini.

“Lo berdua sama siapa?” Tanya Vina, ketika keduanya sudah mendekat.

Sikembar itu, bernama Hugo dan Hago. Mereka saling menatap. “Kita nggak sama siapa-siapa, kita cuma berdua.” Jawab Hago.

Alvina mengernyit. “Tante Diva mana? Kan dia harusnya jemput lo berdua. Kalau lo ada disini, terus nanti Tante Diva gimana? Pasti dia lagi nyariin lo bedua.

“Abisnya mama lama!” Jawab mereka ketus.

Alvina segera mengambil handphonenya, dan menelpon Diva.

“Tante, sikembar ada sama vina.”

Terdengar disana seseorang menghela nafas lega. “Alhamdulillah. Tante ada disekolah mereka sekarang, tadi Tante udah nanya ke guru mereka, katanya mereka udah pulang. Jadi Tante khawatir banget tadi.”

“Mereka berdua yang dateng kesekolah Vina, tante.”

“Iya Vin. Nggak papa. Lagi pula, sekolah mereka sama kamu nggak jauh banget kok. Tante nitip sikembar sampai pulang, nggak papa kan?”

“Tante emang mau kemana?”

“Mau pacaran dulu, sama suami.”

“Iya deh iya. Nanti mereka, Vina bawa kerumah aja ya Tante?”

“Iya Vin. Makasih.”

“Sama-sama Tan,”

Alvina segera memutuskan sambungan itu.

“Tuh kan! Apa yang gue bilang, kalau orang tua lo itu khawatir!” Tegur Alvina.

“Berisik. Nanti Hugo tonjok nih?” Hugo sudah ancang-ancang untuk menonjok Alvina.

Alvina menghela nafas. “Lo berdua emang nggak jauh dari kata ribut ya, hidupnya.”

“IYA DONG!” Jawab keduanya.

Alvina menatap keduanya. “Insap woy! Lo berdua baru kelas 4 SD. Dan lo juga nakalnya minta ampun. Berapa kali mama sama papa lo berdua dipanggil? Cuma gara-gara ketahuan kalian nonjokin temen kalian.”

“Kan mereka yang duluan mulai. Ya, kita mah ngikut aja.” Hugo memandang kembarannya. “Iya kan Ago?” Hago mengangguk.

Alvina memijit pelipisnya pusing. Kedua anak ini nakalnya minta ampun. “Kalau mereka ngajak ribut, lo berdua tolak lah!”

“Ya nggak dong! Nanti kita berdua disebut cemen.” Jawab Hago.

“Dari pada lo bedua mikirin ribut mulu. Mending sekarang ikut gue.” Ajak Alvina.

“Kemana?” Tanya keduanya.

“Main basket.”

Keduanya menggeleng cepat. “Nggak! Kita lebih suka berantem, dari pada main basket!” Jawab mereka serentak.

Alvina memutar bola matanya malas. “Jangan berantem mulu, nggak baik.”

Hugo melipat kedua tangannya di dada. Hugo memang terkesan lebih songong, dibanding Hago. “Berantem itu udah biasa buat cowok.”

“Rese emang, ngomong ama lo berdua!”

“Eh? Vin!” Panggil salah satu murid laki-laki yang menghampiri mereka.

Alvina menoleh.

“Damar sama temen lo lagi ribut noh.” Katanya, membuat Alvina mengernyit.

“Temen yang mana?”

“Rama, siapa lagi.”

Alvina yang mendengar itu, sontak terbelalak. Rama dan Damar ribut? Untuk apa? “Dimana?”

“Kata anak-anak sih, dilapangan basket, yang udah nggak kepake. Gue duluan ya.” Pamitnya.

Alvina mengangguk. “Thx,”

Cowok itu langsung pergi.

Nggak salah lagi. Itu pasti tempat biasa gue main basket. Batin Alvina.

“Cepet masuk.” Titah Alvina kepada sikembar.

“Mau liat yang ribut ya?” Tebak hago.

Alvina mengangguk.

“WOH MANTEP TUH!” Kata Hago bersemangat.

“KITA BISA LIAT CARA MEREKA BERANTEM. TERUS NANTI KITA PAKAI CARANYA BUAT BONYOKIN TEMEN-TEMEN YANG LAIN!” Timpal Hugo.

“CEPETAN NAIK!”

***

“WOI BERHENTI!!” Teriak Alvina, diikuti sikembar dibelakangnya. Kedua laki-laki yang mendengar teriakan itu, sontak memberhentikan aksi mereka.

“Ngapain lo disini?” Tanya Rama dingin.

Alvina menatap Rama tajam. Alvina berada ditengah-tengah keduanya. “Gue yang harusnya nanya kayak gitu. Ngapain lo berdua disini? Ini lapangan basket. Jelas-jelas buat main basket, bukan buat adu otot kayak gini.”

“Muka lo berdua.” Alvina menatap wajah Rama dan Damar bergantian. Sangat mengenaskan, luka bekas tonjokan sudah dimana-mana. “Muka udah bonyok kayak gitu. Lo nggak sayang sama muka lo berdua? Hah?!”

“Kak, yang begitu mah udah biasa buat cowok.” Cerca Hugo. Membuat Alvina semakin geram.

“Diem lo.” Katanya dingin, membuat Hugo terdiam.

“Anak kecil juga tahu, kalau ini udah biasa. Kenapa lo malah ribet?” Tanya Rama dingin.

Alvina memutar bola matanya jengah. “Gue cuma pengin tanya. Apa alasan dari semua ini?”

“Ini urusan cowok.” Jawab Damar yang sedari tadi diam.

“KITA PADAMU KAKAK JAGO!!!” Teriak sikembar, dan menatap Rama dan Damar silih berganti.

Alvina sudah kesal dibuatnya. Apalagi dengan sikembar yang semakin memperpanas suasana. Alvina mengacak rambutnya kesal. “LO BERDUA MAU RIBUT? SILAHKAN!! TAPI GUE BAKAL DIEM DISINI! DITENGAH-TENGAH KALIAN. NGGAK PERDULI TENTANG KEADAAN GUE, YANG NANTINYA BAKAL GIMANA!!”

“Berani banget lo, kak Vin!” Kata Hugo.

Alvina menatap Hugo tajam. “Diem lo bocah!”

Damar menghela nafas panjang. “Oke. Gue ngalah.” Damar berjalan mendekati Rama. “Urusan kita belum selesai.”

Saat Damar hendak pergi, langkahnya terhenti gara-gara ucapan Rama. “Lo mau mundur? Pengecut banget lo!”

Damar tersenyum miring. “Gue mengalah, bukan kalah. Demi cewek yang spesial dikehidupan gue. Gue bakal ngelakuin apa aja, buat dia.” Damar menatap Alvina dalam. Setelahnya dia pergi.

VOTE AND COMENNYA..

KOMEN (LANJUT) SEMAMPU KALIAN, MINIMAL 5 KOMENTAR, AKU AKAN PUBLISH PART BERIKUTNYA..

FOLLOW AKUN INI,

IG :
1. @anandapewe_
2. @wattpadapw

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang