ALVINA 43 : REUNI AKBAR

274 31 1
                                    

Note : maaf kalau ada typo, aku langsung publish cerita soalnya, nggak sempet aku baca ulang.

***

Perkumpulan mereka yang mendadak.

-Author

43. REUNI AKBAR

Malam ini di kediaman Kavin, semua teman-temannya telah berkumpul. Hanya teman-temannya, tidak ada keluarga lain yang ikut serta di dalamnya.

Malam ini adalah akad nikah Rama dan Bulan yang akan di selenggarakan di kediaman Kavin.

Keadaan Rara sekarang sudah sangat kacau. Ya, Rara adalah ibu dari Rama. Sedangkan Kavin sang ayah malah diam saja, tidak ada yang dia bicarakan sama sekali.

Devi, Azkia, Elena dan Diva sedari tadi sudah berusaha untuk menenangkan Rara yang terus-terusan menangis tiada henti, sampai sesenggukan.

“Udah Ra, tenangin.” Devi mencoba menenangkan Rara.

“G-gue g-gagal, Dev.” jawab Rara dengan suara seraknya. Sekarang dia ada di pelukan Devi.

Gue juga, Ra.

“Sekarang, yang penting itu, lo nggak nyuruh Rama buat lakuin hal kek gitu.” ceplos Azkia, bukan membuat tenang malah membuat suasana memanas.

“Eh, ki! Lo yang beneran dikit dong, masa ada orangtua yang nyuruh anaknya nggak bener? Gila lo ya?!” omel Azka yang sudah geram.

Azkia yang tidak terima langsung memukul Azka yang kebetulan berada di dekatnya, hanya terhalang oleh Leo. “Santay dong!”

“LO MAKANYA JANGAN LEMOT!” balas Elena ketus.

“Nyenyenye,” Azkia memajukan bibirnya beberapa senti.

“Ngok.” Elena menirukan suara babi seraya mengembangkan hidungnya.

“Sialan!” umpat Diva dan tertawa puas.

“Gue sih ilfeel punya istri modelan babi kek gitu.” goda Leo kepada Azka, kebetulan Azka adalah suami Elena.

“Bacot.” ketus Azka, lagian melihat Elena seperti ini sudah tidak aneh. Cewek itu memang selalu memasang wajah jeleknya, meskipun dia tau bahwa dia akan selalu cantik. Jadi, tidak ada masalah bagi Azka.

“Berisik.” tiba-tiba Kavin bersuara begitu dingin, membuat mereka semua langsung terdiam.

Leo dengan kekonyolan yang dia punya, langsung menyenggol tangan Kavin. “Nggak usah prustasi, anak lo bukan buat di tangisin.”

“Siapa yang nangis anjir?” tanya Azka heran, bagaimana Leo bisa berbicara seperti itu? Padahal sedari tadi Kavin hanya diam, tidak ada setetes air mata pun yang jatuh dari matanya.

“Noh,” Leo menunjuk Rara yang ada di seberangnya menggunakan dagunya. “Dia nangis, kan?” Leo menaik turunkan alisnya menggoda.

“Nyela aja lo!” tajam Azka, dia tau bahwa Leo tadi salah bicara, padahal tadi dia berbicara dengan Kavin, masa tiba-tiba malah menunjuk Rara?

“Udah-udah,” relai Gana dan menghampiri Kavin yang masih terdiam. Gana menyuruh Leo untuk geser agar tempat duduk Leo jadi tempat duduknya.

“Sialan!” umpat Leo tidak terima. Dia sedang pw, mana enak di suruh geser-geser?

Gana tidak memperdulikan Leo si konyol itu, dia langsung duduk dan menepuk punggung Kavin. “Apalagi yang lo tunggu? Ceweknya udah ada, anak lo juga udah ada.” tanya Guna serius.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang