ALVINA 38 : PENGAKUAN COWOK ITU

311 37 6
                                    

Mencoba untuk berfikir dewasa itu akan jauh lebih baik.

-Alvina Kusuma Saputra

38. PENGAKUAN COWOK ITU

“Siapa Bulan?!” sentak Pak kepala Sekolah yang sudah naik darah.

“Bulan!”

“BULAN SIAPA PELAKUNYA?!” tanya Pak kepala Sekolah semakin keras dan penuh emosi.

“Saya Pak,” ucap seseorang yang sedang merapihkan berkas-berkas milik kepala Sekolah. Semua mata tertuju kepada dirinya dengan pandangan sangat terkejut.

Vina tertawa remeh ke arah cowok yang tadi mengaku. Dia Rama. “Lo lawak banget,” kata Vina meremehkan.

“Saya tau kamu anak baik-baik Rama, mustahil jika kamu melakukan hal menjijikan seperti ini.” kata guru BK menatap Rama dengan pandangan sangat tidak percaya, pasalnya Rama di kenal anak baik-baik di sekolah, tentunya tanpa kasus.

Rama menghela nafasnya pelan, berjalan mendekati Bulan dan berdiri tepat di samping Bulan. Rama merangkul Bulan, membuat semua mata menatapnya heran, apalagi Bulan. “Saya akan bertanggung jawab atas kejadian ini, karena memang saya dan Bulan yang melakukan. Orang baik tidak selamanya baik Bu,” kata Rama menjelaskan kepada semuanya, termasuk guru BK.

Bulan hanya terdiam, dan menunduk. Dia memang mengincar Rama, tapi bukan seperti ini juga.

“Kami kecewa kepada kamu, Rama.” ucap kepala Sekolah.

Rama tersenyum kecil. “Saya tau itu Pak, saya terima konsekuensinya.”

Dengan berat hati kepala Sekolah terpaksa mengatakan semua ini. “Bulan,” panggil kepala Sekolah.

Merasa terpanggil membuat Bulan mendongak.

“Kamu terpaksa harus di berhentikan,” kata kepala Sekolah. Dengan berat hati Bulan mengangguk.

“Dan kamu Rama,” kali ini kepala Sekolah menatap Rama.

Rama menatap kepala Sekolah, seolah-olah dia siap menerima semua konsekuensinya.

“Kamu akan tetap sekolah di sini, karena pihak sekolah tau, jika Papa kamu adalah donatur terbesar di sekolah ini.” kata kepala Sekolah.

Rama sedikit lega mendengarnya, tidak sia-sia Papanya yang dingin itu menjadi donatur di sekolahnya. “Terimakasih Pak,” ucap Rama dengan sopan.

Vina yang sudah tidak tahan lagi langsung membawa Rama keluar untuk memberikan klarifikasi. Dengan tidak sopannya Vina keluar begitu saja, sedangkan Rama yang di tarik hanya bisa diam.

Nggak ada akhlak.

Karan memutuskan untuk menyelesaikan masalah Vina dengan sekolahnya, sendirian. Karan tau, dia yakin bahwa Vina akan meminta klarifikasi dari cowok yang dia yakini adalah sahabat dari istrinya itu.

Vina membawa Rama ke depan ruang kepala Sekolah.

Vina menatap Rama dengan pandangan tidak bersahabat. “Apa maksud lo?” tanyanya tajam.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang