ALVINA 47 : PLAY DATE

255 27 7
                                    

Note : maaf kalau ada typo, di sini part nggak di baca ulang, dan kebtulan aku udah ngantuk banget ini. Mohon di maklumi semuaaaa

Kebetulan juga di part ini lagi dengerin lagu play date.

***

47. PLAY DATE

“Lo yakin ini rumahnya, vin?” tanya Leo serius kepada Kavin.

Kavin menunjukkan pesan yang tadi di kirim oleh Devi. Pesan itu menunjukkan sebuah alamat tempat tinggal.

Leo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ini bener kok, tapi kok rumahnya sepi?”

“Horor amat kesannya anjir.” tambah Azka semakin horor.

Mereka sekarang sudah berada di rumah Karan, rumah yang di tujukan Devi sebagai tempat tinggal Vina sekarang. Tapi, rumah besar itu seperti terlihat kosong bagai tidak penghuni. Satu kendaraan pun tidak terlihat di halaman rumah.

Mereka mengintip isi rumah dari sela-sela pagar. Lancang memang, tapi tidak apa-apa, mereka tidak ingin berbuat yang tidak-tidak, hanya ingin memastikan.

“Si Devi bohongin kita?” tanya Leo menatap Azka dan Kavin silih berganti.

Azka mengangguk. “Gue curiganya sih gitu,” jawab Azka menyetujui.

“Pastiin dulu.” kata Kavin dingin.

Leo menatap Kavin malas. “Pastiin gimana lagi? Rumah besar ini udah sepi. Tadi lo liat sendiri juga, kan?” cibir Leo.

“Cari siapa masnya?” tanya seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba datang menghampiri mereka. Terlihat tangan wanita itu sedang memegang sayuran, kemungkinan wanita itu sehabis belanja.

Mendengar suara yang tiba-tiba membuat ketiganya terlonjak kaget. Ekspresi Leo dan Azka terlalu berlebihan, mereka sampai mengusap dada tiada henti. Sedangkan Kavin hanya datar saja meskipun dia kaget juga.

“Ngagetin bu, ya Allah!” cibir Leo kesal sembari mengusap dadanya.

“Datengnya bilang-bilang makanya bu, bahaya kalau saya jantungan.” tambah Azka dan mengusap dadanya.

“Lebay.” cerca Kavin melihat kedua sahabatnya malas.

Wanita itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa tidak enak mengagetkan beberapa laki-laki ini. “Maaf mas. Saya kira nggak ngagetin,”

Kavin menatap sebentar wanita yang ada di hadapannya kali ini. Pikirannya langsung bergerak cepat untuk menanyakan sesuatu yang dia rasa penting.

“Ibu tau siapa pemilik rumah ini?” tanya Kavin to the point. Kavin memang dingin, tapi jika berbicara kepada orang yang lebih tua, Kavin juga tau sopan santun.

Leo mendekatkan dirinya ke arah Azka. “Si Kavin emang hidupnya nggak ada kesan banget. Nanyanya to the point masa? Basa basinya mana anjir?” bisik Leo kecil kepada Azka.

“Vinremahanrotingomonginloni.” kata Azka tanpa jeda membuat Kavin yang namanya terasa terpanggil menatap dengan bingung.

Plak!

“Nggak usah ember anjir!” omel Leo setelah dia menampar dengan entengnya bibir Azka.

Azka menatap Leo kesal. Memegang bibirnya yang terasa panas. “Biar aeustheutic namparnya, pakai lagu play date makanya.” ketus Azka.

Dengan sengaja dan tentunya bahagia, Leo mengikuti apa yang Azka bicarakan tadi.

Na...” Leo mengikuti alunan lagi play date yang kebetulan dia juga tau.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang