ALVINA 50 : IYA MULU

207 31 9
                                    

Aku yang sakit masa kamu yang repot? 

-Alvina Kusuma Saputra

50. IYA MULU!

“Kamu kenapa?” tanya Karan ketika melihat wajah Vina yang terlihat murung.

Vina menatap Karan dan memasang tatapan yang memelas, berharap Karan iba kepada dirinya. “Pingin pulang....” lirih Vina.

Karan menatap Vina malas, benar saja dugaannya jika Vina hanya ada maunya. “Kondisi kamu gimana?” tanya Karan ketus.

“Membaik!” jawab Vina dengan sumringah agar Karan bisa melihat dirinya sudah membaik.

Karan menatap Vina datar, cewek ini pintar berbohong. Wajahnya masih pucat, badannya terlihat masih lemah begitupun suaranya. Dan sekarang dia bilang sudah membaik? Dari mananya?

“Mukamu masih pucat.” kata Karan dingin.

“Bosen...” lirih Vina lagi dengan wajah yang semakin memelas membuat Karan jengah melihatnya.

“Jangan ngeyel.” kata Karan memperingati.

Mendengar jawaban Karan yang sepertinya tidak mempan dengan wajah melasnya, membuat Vina nekat di buatnya.

Vina mendekat ke arah kursi roda yang sedikit jauh dari tempatnya. Karan hanya diam memperhatikan Vina yang terlihat begitu nekat.

Vina melupakan selang infus di tangan kirinya hanya untuk mengambil kursi roda itu dan menemui dokter yang menanganinya untuk meminta ijin pulang.

Sedikit lagi Vina berhasil menjangkau kursi roda itu, tapi sayang tangannya tidak sepanjang itu untuk mendapatkan kursi roda itu.

Vina semakin maju dan maju sampai lupa jika dirinya sudah berada di ujung brankar.

Brak!

“Argh!” jeritan kesakitan Vina terdengar jelas di dalam ruangan itu.

“Vina!” teriak Karan ketika melihat Vina terjatuh ke lantai dan selang infus yang terlepas dari tangannya.

Karan mendekat ke arah Vina, membantu Vina untuk berdiri, tapi sayang Vina enggan berdiri dan masih tetap berada di posisinya.

“Infusannya...” lirih Vina dengan menatap Karan dengan mata yang sudah berair.

“Ngeyel sih,” omel Karan.

“Sakit....” lirih Vina lagi dengan mengusap tangannya yang tadi di infus.

“Iyalah, orang infus itu lepas gitu aja.” cibir Karan.

“Ya Tuhan! Istri lo, lo apain?!” heboh Emil saat dia memasuki ruang rawat Vina dan di suguhkan dengan pemandangan sangat tidak sedap.

“Angkat dia ke brankar!” titah Emil dengan mata yang menatap Karan penuh amarah. Karan langsung mengangkat Vina dan menidurkan Vina di brankar seperti sebelumnya.

“Sus, pasang infusnya lagi.” titah Emil yang kali ini kepada suster yang juga menangani Vina.

Suster itu hanya mengangguk dan melakukan tugasnya untuk Vina.

ALVINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang