Sandra dengan wajah kusutnya memasuki gerbang sekolah. Satu hal yang ia rasakan saat ini, yaitu sangat gugup. Karena apa? Hari ini ada ulangan Fisika yang membuat kepalanya bisa mengalami vertigo tiba-tiba. Sandra mulai memasuki ruang kelasnya dan duduk di samping Mellya. Mellya melirik Sandra sekilas lalu kembali fokus pada buku di depannya.
"Mell, lo rajin amat sih." ucap Sandra sambil menata tasnya.
"Ya, mau gimana lagi. Bokap gue hampir tiap malem tausiyah soal gue nanti harus lanjut kuliah di London." ucap Mellya tanpa memandang Sandra.
Sandra tertawa mendengarnya. "Eh, gue mau kasih tau lo sesuatu. Liat nih." ucap Sandra sambil memperlihatkan gelang hitam di tangannya. Mellya mengalihkan pandangannya pada gelang yang melingkari tangan Sandra.
"Ini lo beli dimana? Barang import?" tanya Mellya sambil mengetuk gelang itu untuk memastikan sesuatu.
"Eh, ngapain lo ketuk-ketuk gitu sih. Nanti rusak tau." ucap Sandra sambil mengusap gelangnya.
"Yaelah. Gue cuma mastiin aja tuh gelang. Gue kaya pernah liat deh, tapi dimana ya." ucap Mellya dengan tampangnya seperti berpikir. Tak lama kemudian guru Fisika datang memasuki ruang kelas tersebut dan mulai membagikan kertas ulangan pada setiap murid di kelasnya.
Sandra sangat gelisah menatap soal di depannya. Ia menatap Mellya yang dengan tenangnya mengerjakan soal tersebut.
"Mell, join dong." ucap Sandra sambil menyenggol bahu Mellya.
"Ekhem.. Casandra, fokus sama soal kamu." ucap guru Fisika tersebut yang membuat Sandra meringis. Sandra membaca setiap soal di kertas tersebut. Namun, ia sama sekali tidak paham.
"Siapa aja, tolongin gue." gumam Sandra panik dengan memejamkan matanya.
Setelah Sandra mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba angin bertiup sangat kencang membuat helaian rambut Sandra sedikit bergerak ke arah angin membawanya. Sandra dengan tatapan kosong dan tidak sadar mulai menulis jawaban soal-soal di depannya dengan sangat cepat. Hanya butuh waktu lima menit dan ia telah selesai mengerjakan ujian tersebut.
Wush..
Bayangan itu keluar dari tubuh Sandra. Sandra baru tersadar jika ada sesuatu yang baru saja memasuki tubuhnya. Ia membelalak melihat kertas ujiannya yang sudah penuh dengan coretan hitungan dan jawaban. Sandra meneguk ludahnya dan menatap semua temannya yang masih fokus dengan kertas ujian mereka masing-masing.
"Apa yang terjadi sama gue?" ucap Sandra. Sandra menatap gelang di tangannya yang menyala. Ia kembali membelalak dengan mulutnya yang terbuka lebar.
"Hah? Ke-kenapa bisa nyala?" gumam Sandra dengan pelan. Ia menatap Mellya yang masih sibuk dengan acara menghitungnya.
"Apa gue tadi kerasukan ya?" gumamnya lagi sambil bergidik ngeri. Ia mengusap tengkuknya yang sedikit merinding. Tapi kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Ah, gak mungkin lah. Mana ada setan keluyuran pagi-pagi kaya gini. Emang guenya aja yang terlalu pinter haha." ucap Sandra sambil pelan. Sandra tak menyadari, bahwa ternyata ada sepasang mata berwarna hitam legam tengah menatapnya dari jendela kaca ruang kelasnya.Tak butuh waktu lama, akhirnya ujian itu selesai. Sandra menghela nafas lega dan menuju ke kantin sekolahnya.
Bruk
Sandra mendongakkan wajahnya dan menatap lelaki di depannya yang baru saja menubruk tubuhnya.
"Kalo jalan hati-hati dong." ucap Sandra pada lelaki tersebut. Sandra melihat bet nama yang tertera di seragam lelaki itu yang bertuliskan Marvel Julio S. kelas XII MIPA 1.
"Sorry, gue gak sengaja." ucap lelaki yang sepertinya sedang terburu-buru.
"Yaudah lain kali hati-hati." kata Sandra lalu meninggalkan lelaki yang masih berdiri di sana. Marvel menatap tubuh Sandra yang mulai menjauh lalu beralih pada gelang yang melingkar di pergelangan tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASANDRA [END]√
Fantasy[17+] [⚠ Mental Potato Silahkan Berkumpul] Gadis SMA yang memiliki kecantikan sempurna bak dewi fortuna itu akhir-akhir ini mengalami kajadian yang mampu membuatnya sedikit frustasi. Bayang-bayang seorang lelaki yang juga memiliki wajah nyaris sempu...