Sandra tersipu malu karena bisikan Daniel yang tertangkap jelas di indera pendengarannya. Dia segera menjauhkan wajahnya dari lelaki tampan yang duduk di sampingnya.
"Ada apa Sandra? Apa kamu tak merindukanku?" pertanyaan itu membuat Sandra menoleh dan menatap wajah tampan Daniel.
"Lo udah ngebuat gue tersiksa Niel. Gue kira selama ini lo udah nggak ada. Gue selalu merasa bersalah, gue selalu menyalahkan diri gue sendiri selama ini."
Daniel menundukkan kepalanya mendengar perkataan yang lolos dari bibir Sandra.
"Maafkan aku Sandra. Bahkan jika bukan karenamu, aku tak akan hidup kembali."
"Gue masih bingung kenapa lo bisa kembali hidup? Tolong jelaskan sedetailnya Daniel. Jangan bikin gue penasaran dan terus tersiksa dengan keadaan."
"Saat itu, lelaki yang bersama Marvel ternyata ayah Gishell atau ayah dari Simon. Mereka semua sudah tahu kalau Johan berencana buruk sama aku dan sama kamu malam itu. Jadi, dia ke sana karena itu waktu yang tepat untuk memberitahu Simon yang sebenarnya. Karena hanya waktu itulah mereka dapat melihat wujud asli Simon."
Daniel menghela nafas lalu melanjutkan perkataannya. "Mereka menjelaskan semuanya pada Simon bahwa bukan kakaknya yang menyihirnya, melainkan Johan. Simon sempat nggak percaya. Tapi melihat Johan yang tersenyum dan mengakui perbuatannya, itu membuat Simon marah."
"Simon bersama Marvel dan yang lainnya berusaha menyerang Johan bersamaan. Namun, sebelum Johan kembali pada sang pencipta, dia masih sempat-sempatnya mengarahkan sihir ke arahku. Membuat diriku kembali tak sadarkan diri."
Sandra sungguh terkejut dengan perkataan Daniel. Juga terkejut dengan kenyataan selama ini. Sungguh Tuhan memberikan mereka takdir yang sangat rumit.
"Paman sudah tiada. Karena sudah seharusnya paman tenang di alam sana. Sudah lama, 'kan paman meninggal." ucap Daniel dan mendapat anggukan singkat dari Sandra.
"Kamu tidak sadar Sandra, bahwa ramuan yang kamu bawa waktu itu beberapa telah menetes ke tubuhku. Setetes ramuan itu sangat berarti bagiku. Setelah kejadian itu, paman meninggalkanku. Lalu aku dibawa oleh Simon ke rumah keluarganya. Keluarga Simon lah yang mengurusku waktu aku tak sadarkan diri. Memang butuh waktu lama untuk diriku kembali seperti semula, karena hanya beberapa tetes ramuan yang mengenai tubuhku."
"Jadi, karena itu lo jadi akrab sama cewek tadi?" tanya Sandra dan mendapat anggukan dari Daniel.
"Waktu aku sadar, yang aku ingat pertama kali adalah dirimu Sandra. Aku sempat diam-diam mengunjungi rumahmu waktu liburan sekolah. Tapi kamu nggak ada di rumah. Dan bayang-bayang yang selama ini kamu anggap halusinasi, itu adalah Marvel. Marvel merubah dirinya menyerupai diriku saat aku tak sadarkan diri berminggu-minggu. Aku juga baru tahu kalau dia bisa ilmu sihir, begitupun dengan keluarganya. Karena itulah dia bisa mengingat diriku."
"Dia merubah diri menjadi seperti diriku itu agar kamu percaya bahwa aku masih ada. Cara agar kamu tidak melupakanku."
"Gimana gue bisa ngelupain lo hah?!" ucap Sandra dengan nada yang sedikit meninggi. Daniel mengulum senyumannya dan tangannya kembali terulur memegang tangan putih Sandra.
"Aku tahu kamu tersiksa selama ini Sandra. Maafkan aku." ucap Daniel dengan nada yang penuh penyesalan.
"Terus, kenapa lo bisa pakai motor Valdo?" tanya Sandra tanpa mempedulikan raut penyesalan Daniel.
"Itu, karena aku sekarang sudah berteman sama dia. Aku sering mengunjungi rumahnya begitupun dengan Marvel. Lama-lama kita jadi akrab lagi seperti dulu."
"Terus, sekarang Valdo gimana? Apa dia lanjut kuliah?" tanyanya lagi.
Daniel mengangguk. "Dia kuliah di kampus yang sama dengan Marvel."
KAMU SEDANG MEMBACA
CASANDRA [END]√
Fantasy[17+] [⚠ Mental Potato Silahkan Berkumpul] Gadis SMA yang memiliki kecantikan sempurna bak dewi fortuna itu akhir-akhir ini mengalami kajadian yang mampu membuatnya sedikit frustasi. Bayang-bayang seorang lelaki yang juga memiliki wajah nyaris sempu...