Chapt 10 || Who is He?

500 73 1
                                    

Sekali lagi, ini hanya cerita fantasy yang murni dari imajinasi saya. Aneh? Tentu saja. Membingungkan? Mungkin. Karena menurut saya cerita Fantasy adalah cerita yang memiliki konflik dan perpecahan masalah yang sedikit rumit dibandingkan dengan cerita teenlit.

So, I just want to say to enjoy this story and hallucinate to the fullest

*
*
*
Happy Reading;)

■■■■■■■■■■■■■■■■■

"Aku Daniel. Daniel Vincent Prananta."

Sandra tampak menganggukkan kepala tanda ia paham. Tunggu. Vincent? Seperti pernah mendengarnya. Ah, bukan deng. Sok tahu banget dah.

"Terus, lo mati karena apa?" Sandra sangat antusias mengeluarkan semua pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ia simpan dalam benak dan otaknya.

"Aku belum mati."

"Hah?!" teriak Sandra dengan membelalakkan matanya.

"Apakah setiap perempuan sama seperti dirimu ini? Aku benar-benar berpikir keras apakah kamu memang orang yang tepat untuk membantuku." ucap Daniel yang tak habis pikir dengan perempuan ber-suara toa yang berdiri di depannya saat ini.

"Co--coba jelasin maksud dari kalimat lo belum mati."

"Aku akan jelasin, tapi kamu harus ambil buku sihir ilmu hitam yang ada di ruang belakang sekolah kita."

"Kita? Ja--jadi lo beneran sekolah di sana?" Sandra benar-benar dikejutkan oleh pernyataan yang lelaki itu katakan.

"Ya, tapi aku senior kamu."

Sandra mengangguk dan telah mencerna semua yang lelaki itu katakan. Pantas saja namanya tidak begitu asing. Tapi, hampir dua tahun bersekolah di sana dia sama sekali belum bertemu orang seperti Daniel. Apa karena kesibukannya sebagai model jadi kurang bersosialisasi dengan teman sekolahnya? Sepertinya bukan karena hal itu.

"Kamu harus secepatnya mengambil buku itu Sandra. Aku tidak punya banyak waktu lagi " ucap Daniel dengan lirih yang membuat Sandra sangat iba.

Daniel menatap rembulan malam sambil tersenyum hangat. "Jika sebelum bulan purnama aku tak segera menyelamatkan diri, maka mungkin aku tak akan bisa hidup kembali."

Sandra terkejut, lalu ia menarik nafasnya dalam-dalam. "Oke, gue akan bantu lo." ucap Sandra dengan tersenyum. Hatinya mantap kali ini setelah mendengar pernyataan lelaki itu.

"Terima kasih." ucap Daniel sambil memeluknya. Lagi. Sandra merasakan kehangatan menjalar di tubuhnya. Ia hendak membalas pelukan itu namun tangannya kembali terhempas lagi begitu saja. Tapi tak apa, yang penting dia bisa merasakan pelukan lelaki hangat di depannya ini.

Tunggu. Apa? Lelaki hangat? Sandra tersadar dari lamunannya dan segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Daniel.

"Tapi, waktu gue mau ngambil buku itu. Tubuh gue terhempas gitu aja. Bahkan dada gue nyeri banget."

Daniel menatap wajah Sandra lekat. "Yang bisa mengambil buku itu hanya Valdo."

"Apa? Valdo?"

"Iya, Valdo senior kamu. Hanya dia yang bisa mengambil buku itu."

"Kenapa bisa gitu?"

Daniel menghela nafas. Ia mulai duduk di kasur Sandra. Sandra pun mengikutinya dengan duduk di samping lelaki itu.

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang