Chapt 15 || Explanation (2)

395 72 0
                                    

"Sihir ayah Valdo sangat kuat. Dia menyihir orang yang kenal sama aku supaya mereka nganggep aku tidak pernah hidup. Aku tidak pernah ada di muka bumi ini. Dengan begitu, ayah Valdo mudah menjadikanku tumbal. Orang-orang juga tidak menyadari kalau aku pernah ada di dunia ini, termasuk orang tuaku." ucap Daniel dengan menundukkan wajahnya lesu.

Sandra terperangah. "Hubungan lo sama ayah Valdo apa?"

Daniel menghela nafas. Mau tak mau ia harus menceritakan semua kejadian yang ia alami sebulan yang lalu dengan sedetail-detail--nya supaya gadis di sampingnya ini paham. Sandra terkejut mendengar pengakuan Daniel bahwa Valdo dulunya adalah lelaki yang cacat ataupun lumpuh.

"Ja--jadi, semua ini berkaitan sama Valdo." ucap Sandra dan diangguki oleh Daniel.

"Tapi aku tidak menyimpan dendam sama sekali sama dia. Dia orang baik, dia murni tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."

"Lo yakin Niel?" tanya Sandra.

"Aku yakin Sandra. Sebelum aku bertemu kamu, orang yang selalu aku intai adalah Valdo."

"Umm, gue besok malem diajak keluar sama Valdo. Gimana ya gue terima atau nggak?" tanya Sandra pada Daniel yang menatap lurus ke arah pemandangan yang asri di depannya.

"Itu bisa menjadi kesempatan kamu untuk lebih dekat sama dia, dan segera menyelesaikan misi kita."

Sandra tampak berpikir. Benar apa yang dikatakan Daniel. "Oke, tapi lo harus temenin gue."

"Siap." ucap Daniel dengan mengacak surai rambut Sandra.

"Ih, Daniel. Jangan di acak-acakin dong." kesal Sandra sambil membenarkan rambutnya. Daniel menatap lekat wajah Sandra. Begitupun dengan Sandra. Hingga akhirnya mereka tidak sadar  bahwa jarak wajah mereka hanya beberapa centi saja. Namun, tiba-tiba..

Kriinngg....

Bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat pertama telah selesai. Daniel dan Sandra sama-sama canggung sekaligus gugup.

"Emm, a--aku, eh maksudnya gu--gue ke kelas dulu ya." ucap Sandra dengan berbata-bata. Dia sangat gugup karena posisi wajahnya dengan Daniel tadi yang sangat dekat. Bahkan Sandra bisa merasakan helaan nafas lelaki itu.

"Hati-hati." ucap Daniel dengan tersenyum.

Sandra akhirnya berlari menuju kelasnya meninggalkan Daniel seorang diri di bawah pohon itu. Namun, manik mata Daniel tak sengaja melihat seorang lelaki yang menatapnya dari kejauhan.

"Marvel." gumam Daniel menatap lelaki yang dulunya adalah sahabatnya.

"Apa dia bisa melihatku?" tanya Daniel pada dirinya sendiri.

Marvel berjalan kembali menuju kelasnya sambil menunjukkan ekspresi yang sulit Daniel artikan.

"Aku harap dia sudah berubah." gumam Daniel.

Marvel dulunya adalah sahabat ter-kocak, ter-gokil, pokoknya ter-ter-ter. Tapi, semenjak Daniel berteman dengan Valdo, Marvel merasa kalau Daniel lebih mementingkan Valdo daripada dirinya. Dia jadi semakin menjauh dari Daniel.

Flashback On
[Daniel POV]

"Niel. Entar malem gue mau liat konser band yang lagi viral ini di studio. Lo mau ikut gak?" ucap Valdo sambil menunjukkan foto band yang terpampang jelas di layar ponselnya padaku. Marvel hanya mendengar percakapan kami berdua dengan memakan sebuah permen.

"Wih, mau dong. Tapi lo yang bayarin tiket nya ya?" ucapku dengan antusias.

"Gampang, entar malem gue jemput lo."

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang