Chapt 41 || Punishment

271 30 6
                                    

Pagi ini, Sandra dikejutkan dengan Daniel yang berada di depan gerbang pintu rumahnya. Dia melihat lelaki itu tersenyum ramah ke arahnya. Sandra yang belum sempat sarapan segera berlari ke arah lelaki itu berada.

"Daniel, ngapain di sini?" tanya Sandra dengan heran.

"Mau jemput kamu." ucapnya santai dengan menyerahkan sebuah helm kepada Sandra.

"Tapi gue kan udah ada supir, Niel."

"Udah deh, nggak baik nolak ajakannya orang ganteng." celetuk Rafael dari belakang membuat Daniel tersenyum lebar sembari mengacungkan jempol pada Rafael.

"Nanti gue bilangin mommy kalau kakak berangkat bareng sama pacar. Tenang aja." ucapnya yang lalu mendapat pukulan dari Sandra di bahu adiknya itu.

"Auwh, sakit kak." ucap Rafael sembari mengusap bahunya.

"Yaudah, ayo Niel." ucap Sandra lalu duduk di jok belakang Daniel.

Saat berada di  jalanan dekat sekolah, Sandra menepuk bahu Daniel.

"Niel, turunin gue di sini aja." teriaknya membuat Daniel berhenti menyetir. Dia menoleh ke belakang melihat Sandra.

"Kenapa Sandra?"

"Gue nggak enak. Baru di jalan aja gue udah dilihatin sama anak-anak. Apalagi nanti pas masuk di sekolah." ucap Sandra.

"Nggak usah peduliin mereka, Sandra."

"Nggak, Niel. Pokoknya gue mau turun di sini."

Daniel menghela nafasnya. "Yaudah. Tapi nanti kalau pulang bareng sama aku."

"Iya-iya,"

Sandra akhirnya turun dari motor itu dan berjalan ke sekolahnya. Sedangkan Daniel? Dia menaiki motornya pelan sembari mengikuti Sandra dari belakang. Sandra yang mengerti akan hal itu sontak mengentikan langkahnya. Yang juga membuat Daniel mengerem motornya secara mendadak.

"Kok ngikutin gue sih?" celoteh Sandra.

"Ya kan aku mau mastiin kamu ke sekolah dengan selamat Sandra."

"Ya ampun, Niel. Ini tinggal lima belas langkah lagi gue sampai di gerbang. Ngapain masih ngikutin?"

Daniel akhirnya mengalah. "Iya-iya, yaudah aku masuk dulu." ucapnya lalu kembali menstater motornya.

***

"San, lo udah ngerjain PR, 'kan? Nyontek dong." ucap Mellya pada Sandra yang sedang asyik memainkan ponselnya.

Sandra tertegun lalu menggelengkan kepala. Bagaimana bisa dia lupa kalau ada PR Fisika hari ini. Dan pelajaran akan dimulai sepuluh menit lagi. Ah, pasti dia semalam sibuk bahagia dengan hadirnya Daniel di kehidupannya lagi sampai lupa ada PR dari guru Killer yang belum ia kerjakan.

"Gue belum ngerjain Mell. Duh, gimana dong."

"Lin, lo udah ngerjain PR belum?"

Linda ternyata malah sedang asyik membaca novel.

Kemudian dia menggelengkan kepalanya.

"Nggak, emangnya ada PR ya? PR apaan dah?" tanya Linda dengan menaikkan kedua alisnya.

"Bumset! PR Fisika! Duh, gimana dong." Mellya mulai panik. Begitupun dengan Sandra dan Linda.

Linda menaruh novelnya di dalam tas dan mulai mencari bahan contekan.

"Hei, boleh nyontek PR Fisika nggak?" tanya Linda pada murid yang duduk di depannya. Hal yang sama dilakukan dengan Mellya dan Sandra.

Namun, sungguh sial memiliki teman sekelas yang pelit. Padahal kan otak mereka semua sama-sama dangkal. Terbukti kan mereka masuk kelas terakhir, yaitu IPS 3.

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang