Chapt 22 || Kiss?

469 66 0
                                    

Now Playing : Euphoria
~Jeon Jungkook~

Take my hands now
You are the cause of my Euphoria.

●●●

Aku segera berlari menuju dimana Daniel membaringkan tubuhnya. Dibawah jeratan tali yang sangat kuat, aku mencoba melepaskannya. Namun sia-sia. Lelaki kecil itu menatapku dengan heran.

"Apa yang kamu lakukan?" tanyanya.

"Aku akan melepaskan Daniel dan membawanya ke luar dari sini." jawabku.

"Tujuan kita bukan itu. Yang kita butuhkan hanya ramuan."

"Ta--tapi, aku tidak bisa membiarkan dia di sini."

Lelaki itu semakin menatapku aneh. "Jangan bodoh. Jangan membuang waktumu untuk melepaskan tali yang mustahil bisa kamu lepas meskipun dengan seluruh tenagamu. Cepat ambil ramuan yang ada di dalam kotak hitam itu." ucap Simon sambil menunjuk kotak hitam yang ada di pojok ruangan itu. Aku mengangguk saja dan berjalan pelan menuju benda itu.

Tanganku bergetar hebat sekarang. Saat ingin membukanya, tiba-tiba...

"Sandra? Apa yang lo lakuin di sini?" tanya Valdo yang telah berdiri di ambang pintu ruangan itu.

"E--eh, anu, tadi gue lupa toiletnya belok kanan atau kiri, jadi gue belok kiri dan hasilnya gue malah masuk ruangan ini." ucapku mencari alasan se--logis mungkin.

"Ayo keluar." ucap Valdo membuatku bernafas pasrah. Hampir saja aku berhasil mengambil ramuan itu. Tapi tunggu. Apa Valdo tidak bisa melihat Daniel di sana? Entahlah, tapi dia tidak akan menanyakan hal itu padanya.

Aku berpamitan pada Johan sebelum Valdo mengantarku pulang. Tak ada yang berubah. Dia masih saja tersenyum ramah padaku. Namun saat aku memasuki mobil Valdo, kulihat Johan melesat cepat memasuki rumahnya yang membuatku sedikit terkejut.

End POV

Sandra menghempaskan tubuh kasur di kasur empuknya. Niatnya untuk menjalankan misi itu gagal karena kehadiran Valdo. Namun itu juga salahnya yang menghabiskan waktu dengan ingin menolong Daniel dari jeratan tali-tali itu.

Tiba-tiba Daniel muncul di samping Sandra. Dia mengernyitkan dahinya melihat gadis yang sedang memejamkan matanya itu. "Kamu kenapa?" tanya Daniel yang membuat Sandra sontak membuka matanya.

"Niel, sorry Niel. Gue gak becus. Gue gagal ambil ramuan itu." ucap Sandra kecewa sembari bangkit untuk duduk.

Daniel tersenyum dan membelai pucuk kepala Sandra. "Memang tak mudah Sandra. Maafkan aku yang membebanimu dengan hal ini."

"Lo gak ngebebanin gue Niel. Lo udah gue anggep jadi temen gue sendiri." ucap Sandra yang membuat Daniel menambah tarikan senyum di bibir tipisnya.

"Ta--tapi tadi gue lihat tubuh lo di jerat tali gitu." lanjut Sandra.

Daniel menarik tangannya dari pucuk kepala Sandra sambil menunduk lesu. "Disitu lah dia menumbalkanku Sandra. Di ruangan itu, dia menyihirku. Dia menyimpan jasadku dan membuat jasadku tak terlihat oleh siapapun kecuali roh sepertiku atau orang yang disihir seperti Simon. Meskipun aku bisa melihatnya, tapi aku tak sanggup berada di sana. Dengan aku di dalam rumah itu saja sudah membuat tubuhku memanas dan sesak. Itu akan membunuhku secara perlahan." jelas Daniel panjang lebar membuat Sandra semakin iba padanya.

"Gue akan berusaha lagi Niel." ucap Sandra dengan nada yang tegas.

"Tinggal beberapa minggu lagi bulan purnama itu akan datang. Jika aku tak segera menemukan ramuan dan buku sihir itu, mungkin aku tak akan selamat."

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang