"Daniel..." gumam Sandra saat sosok lelaki itu berjalan ke arahnya sembari tersenyum. Dia melihat bet lelaki tersebut yang bertuliskan nama sosok yang selama ini dia rindukan.
'Daniel Vincent Prananta'
Kelas 'XII MIPA 1'Sandra mengerjapkan matanya dan mengucek matanya untuk memastikan. Tapi ini memang nyata. Lelaki itu masih ada saat Sandra kembali membuka matanya.
Para gadis yang ada di sekeliling Sandra sontak terdiam melihat lelaki itu dengan Sandra yang saling beradu pandang. Begitupun dengan Rafael dan Vania.
Kriingg...
Hingga bel masuk berbunyi. Semua orang baik siswa maupun siswi kembali ke kelas mereka masing-masing. Kecuali Sandra dan lelaki itu yang masih berada di pinggir lapangan basket.
"Sandra." panggilnya pelan membuat Sandra menggelengkan kepalanya.
"Nggak. Gue pasti halu lagi. Stop Sandra. Stop." geram Sandra dengan menepuk-nepuk kepalanya.
"Sandra. Hei, ini beneran aku." ucap lelaki itu dengan suara beratnya.
Oh, tidak! Itu adalah suara yang sangat Sandra rindukan selama ini. Namun Sandra kembali menggeleng. Ia takut kalau ini hanya halusinasinya lagi.
"Nggak, nggak. Lo bukan Daniel." ucap Sandra lalu berlari kencang meninggalkan Daniel di sana.
Lelaki itu tidak tinggal diam. Dia segera berlari menyusul gadis itu. Hingga akhirnya Sandra mulai lelah. Saat itulah lelaki itu kembali mendekati gadis itu.
"Sandra."
Kini lelaki itu telah berdiri tepat di hadapan Sandra. Hatinya terenyuh melihat wajah pucat gadis di depannya yang sedang menangis. Tangan lelaki itu terulur, mengusap pipi basah akibat tangis dari gadis itu.
"Maafkan aku, Sandra." ucapnya lalu merengkuh tubuh Sandra.
"Daniel... Lo bener Daniel?" lirihnya di pelukan lelaki itu.
Sungguh Daniel sangat merindukan gadis itu. Dia mencium pucuk kepala Sandra dengan lembut membuat Sandra semakin larut dalam tangisnya.
"Lo kemana aja Niel? Kenapa lo tinggalin gue? Hikss.. hikss..."
"Hei, jangan nangis. Sekarang aku udah kembali. Sekarang aku udah jadi manusia kembali, dan itu berkat kamu Sandra."
"Kenapa bisa?" tanya Sandra dengan mendongakkan wajahnya.
Perlahan Daniel melepas pelukannya.
"Masuklah ke kelas. Pulang sekolah nanti bareng aku."
Sandra hanya mengangguk saja karena masih tak percaya.
"Aku akan menjelaskan semuanya Sandra." jelasnya membuat Sandra mengangguk lagi dan berlalu kembali ke kelasnya.
Sandra berada di depan gerbang sekolah dengan Rafael yang berdiri di sampingnya. Sandra menatap setiap siswa yang berhamburan keluar dari sekolah. Berharap bahwa Daniel segera keluar.
"Dek, kakaknya Vania kelas apa?"
Rafael yang semula menunduk sembari memainkan ponselnya, kini dia menatap Sandra.
"Kelas MIPA 1 kalau nggak salah."
Sandra menganggukkan kepalanya tanda ia paham. Padahal dia sudah jelas melihat bet seragam sekolah lelaki itu. Tapi dia masih mencoba memastikan.
"Lo pulang duluan aja ya, bilangin mommy gue pulang telat."
"Emang mau kemana kak?"
"Ada urusan. Gue ke sana dulu ya." ucap Sandra lalu berjalan meninggalkan Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASANDRA [END]√
Fantasy[17+] [⚠ Mental Potato Silahkan Berkumpul] Gadis SMA yang memiliki kecantikan sempurna bak dewi fortuna itu akhir-akhir ini mengalami kajadian yang mampu membuatnya sedikit frustasi. Bayang-bayang seorang lelaki yang juga memiliki wajah nyaris sempu...