Chapt 36 || I'm Sorry

156 31 0
                                    

Aroma obat-obatan menusuk di indera penciuman Sandra. Sandra perlahan membuka matanya dan melihat ruangan di sekelilingnya yang bercatkan putih.

Dia meringis dan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Sandra! Kamu udah bangun Nak? Apa yang terjadi sama kamu?" tanya Rizal dengan raut khawatirnya menatap putrinya.

"Daddy. Aku kenapa bisa ada di sini?" tanya Sandra.

"Malam itu daddy khawatir kamu belum balik ke rumah sakit. Jadi daddy nyusulin kamu ke rumah dan tenyata kamu ada di kamar dengan keadaan yang sangat tidak ingin daddy lihat. Banyak darah di kening dan tangan kamu. Sampai kasur kamu penuh dengan darah. Apa yang terjadi sama kamu?"

Sandra mencoba mengingat kembali. Detik kemudian dia membulatkan mata teringat kejadian semalam.

"Daniel... Daniel mana dad? Daniel mana?" ucap Sandra panik sembari melihat sekelilingnya.

"Daniel? Daniel siapa?"

"Daniel dad. Mana Daniel?" ucap Sandra.

"Daniel!" teriaknya memanggil nama itu.

Tak terasa air mata jatuh membasahi pipi Sandra. Apa Daniel meninggalkannya? Apa Daniel benar-benar tidak selamat?

Sandra menangis keras membuat Rizal kebingungan. Namun dia segera merengkuh tubuh putrinya yang bergetar hebat.

"Istirahatlah baby,"

"Hikss... maafin gue Niel. Maafin gue.. hikss..."

Meskipun Rizal tak tahu apa yang putrinya bicarakan dan apa yang sedang terjadi pada putrinya, yang jelas putrinya saat ini sungguh terpukul.

Hingga beberapa menit kemudian, tangis Sandra sudah mulai reda membuat Rizal bernafas lega.

"Kakak." panggil Rafael yang baru saja datang bersama Elisabeth.

"Rafael." gumam Sandra.

"Baby, kamu sudah sadar. Mommy khawatir banget sama kamu, nak." ucap Elisabeth dan langsung memeluk tubuh Sandra dan mengecup setiap inci wajah pucat putrinya. Dia tidak ingin kehilangan putrinya.

"Gue bersyukur kakak udah bangun. Lo kenapa kak? Gue nggak mau kehilangan lo." ucap Rafael tiba-tiba membuat Sandra lagi-lagi mengeluarkan cairan bening di matanya.

"Udah seminggu kakak nggak bangun. Gue takut lo ninggalin kita kak."

"Se--seminggu?" tanya Sandra dengan terkejut.

Tiba-tiba dokter memasuki ruangan bersama para perawat.

"Mohon maaf. Bisa ditunggu di luar karena kami harus memeriksa keadaan pasien."

"Baik dok."

Mereka semua menunggu di luar ruangan hingga tak lama kemudian dokter mengatakan bahwa Sandra sudah boleh pulang dalam waktu tiga hari ke depan.

***

Sandra memasuki kamarnya dengan tatapan kosong. Hatinya masih saja sakit mengingat Daniel benar-benar meninggalkannya. Dia tidak ingat apa-apa lagi setelah dia tak sadarkan diri. Dia tak tahu apakah Johan, Simon, dan Jacky masih hidup atau tidak. Yang jelas dia sudah gagal menuangkan ramuan untuk menyelamatkan Daniel.

Sandra duduk memandang ke luar jendela bening kamarnya. Dengan tatapannya yang kosong dia kembali mengeluarkan tangisnya. Dia merindukan Daniel. Dia merindukan candaan lelaki itu. Candaan yang selalu membuatnya kesal sekaligus malu. Merindukan kecepatan langkahnya saat membawa tubuh Sandra.

Sandra merengkuhkan tubuhnya di antara kedua lututnya.

Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan soson Rafael bersama Elisabeth.

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang