Chapt 11 || About My Friend

495 81 1
                                    

"Semua iblis pun dulunya seperti malaikat."
~Daniel~

"Heh, kalian liat deh kak Valdo duh ganteng banget, 'kan?" ucap Linda yang saat ini sedang menikmati pemandangan para senior kelas dua belas sedang asik-asiknya bermain basket.

"Aelah, tuh mata dijaga napa. Kasihan si Brian." ucap Mellya.

"Apa? Brian?" tanya Sandra. Mereka bertiga sedang berada di pinggir lapangan. Sengaja sih, setelah membeli minuman di kantin. Mereka menuju ke pinggir lapangan untuk mencuci mata sejenak.

"Oh, gue lupa. Lo belum tau ya, Linda kemarin jadian sama Brian." ucap Mellya membuat Sandra terkejut. Ya, Brian. Teman sekelasnya yang super duper nakal, konyol, tapi tidak diragukan lagi kepintarannya. Sepertinya mereka berdua cocok.

"Kenapa lo gak cerita sama gue tapi cerita ke Mellya. Jahat banget." ucap Sandra dengan mengerucutkan bibirnya.

"Eh, sorry San. Gue aja sebenernya juga gaada niatan buat kasih tau Mellya. Mungkin dia dikasih tau sama Brian." jelas Linda pada Sandra.

"Hehe, iya San. Gue maksa Brian buat jujur. Habisnya tadi malem Brian mosting fotonya Linda di IG, 'kan jiwa kepo gue jadi meronta."

Sandra ber-oh-ria mendengar pernyataan temannya. "Kalo gitu, traktirannya dong yang habis jadian." ucap Sandra menyenggol sedikit bahu Linda.

"Ish, apaan dah." Linda sedikit salting dengan arah pembicaraan kali ini.

Tiba-tiba, peluit dari arah lapangan terdengar. Semua senior yang bermain basket itu bubar dari lapangan. Namun, manik mata Valdo tak sengaja melihat Sandra sedang duduk sambil tertawa sesekali di pinggir lapangan.

Valdo berjalan melewati para murid perempuan lainnya menatap Valdo dengan berteriak histeris, karena apa? Lihatlah tubuhnya yang penuh dengan keringat itu. Bahkan rambutnya sampai basah. Hal itu malah membuatnya semakin tampan saja. Para murid perempuan mulai mendekati Valdo.

"Kak Valdoo. I love you."

"Kak, ini aku ada minuman buat kakak."

"Valdo, aku buatin kue khusus buat kamu."

"Kak, ganteng banget sih."

"Kak, aku usapin keringetnya ya."

Kalimat itu seakan angin yang berhembus begitu saja bagi Valdo. Ia tak menghiraukan suara-suara gadis yang menghalangi jalannya. Ia segera melewati para gadis itu dan mendekat Sandra yang ternyata sedang menatapnya. Valdo tersenyum dan menghampiri gadis itu.

"Sandra." ucap Valdo yang kini telah berdiri di depan Sandra. Sandra mendongakkan wajahnya. "Kenapa kak?"

Mellya menatap Valdo dan Sandra bergantian. Seperti ada yang aneh dari mereka.

"Gue denger-denger, lo mau ikut gabung di tim dance sekolah ya?" tanya Valdo.

"Belum tau juga sih, masih ragu-ragu." Memang Sandra ingin mengikuti ekskul itu. Tapi ia mungkin tak ada waktu untuk hal semacam itu. Ia ingin mengikuti dance untuk menjadi pengganti dari olahraganya. Ia sangat malas jika disuruh memasuki gym atau berlari-lari kecil di kompleksnya. Menurutnya itu tidak menarik dan sama sekali tidak menyenangkan. Tapi, ketika melihat dance di sekolahnya serta alunan music dance itu membuat Sandra berminat dengan ekskul itu.

"Kenapa ragu?"

"Gak papa kok." ucap Sandra sambil tersenyum.

"Nanti malem lo ada acara gak?"

Mellya dan Linda yang menyaksikan percakapan mereka berdua hanya bisa menahan nafasnya. Apakah pertanyaan Valdo bermaksud untuk mengajak Sandra berkencan? Oh, jika itu benar, maka Mellya dan Linda akan membuat perhitungan untuk Sandra.

CASANDRA [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang