Cerita ini aku kasih bumbu-bumu candaan sedikit ya, soalnya kalau tegang-tegang gak baik buat kesehatan jantung, hati, dan ampela. Eh, apasih gak jelas. Udah pokoknya tunggu sampai Daniel jadi manusia seutuhnya kembali.
And then, happy reading :*)
***
"Hallo Albert." kata Sandra. Saat ini ia sedang duduk di halte depan sekolahnya untuk menunggu taksi yang telah ia pesan. Karena supirnya, pak Mumun belum kembali kerja di rumahnya.
"Ada apa Sandra?" tanya Albert dari sambungan teleponnya.
"Sorry, nanti malam aku gak jadi ikutan show. Kakiku sakit." ucapnya sambil memegangi lututnya yang masih terasa sakit.
"Sakit kenapa?"
Sandra tampak berpikir untuk mencari alasan. "Emm, itu tadi habis jatuh pas olahraga."
Albert menghela nafas mendengar penuturan gadis dari sambungan teleponnya.
"Baiklah, nanti aku akan batalkan kontraknya."
"Makasih Albert."
"Ya, jaga kesehatan kamu Sandra. Kamu tokoh publik sekarang."
"Hmm.. baiklah."
Sandra meletakkan kembali ponselnya di saku jaket yang membungkus seragam putih abu-abunya. Sandra sangat bosan menunggu sendirian di sana. Ditambah lagi Daniel sedari tadi tak menampakkan wujudnya sama sekali. Terakhir kali menampakkan wujudnya Sandra malah men--cueki---nya begitu saja.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Sandra. Sandra hanya diam menatap mobil itu. Tak lama kemudian sesorang pria berbadan tinggi tegap keluar dari mobil itu menuju ke arah Sandra. Sandra menyipitkan matanya. Ia mengingat-ngingat sepertinya ia pernah melihat pria ini.
"Nak, apa kamu lihat anak saya Valdo dari kelas dua belas MIPA?"
Sandra meneguk ludahnya. Jadi dia ternyata adalah ayah dari Valdo. Seseorang yang menyihir Daniel. Pantas saja wajahnya tidak asing. Mungkin ia pernah melihatnya waktu ulang tahun Valdo.
"Mu--mungkin masih latihan basket om." ucap Sandra dengan gugup.
"Saya sudah mencarinya di sekolah tapi tidak ada. Dia juga belum pulang ke rumah."
Sandra melirik jam di pergelangan tangannya. Padahal ini baru jam tiga sore tetapi Johan sudah cemas mencarinya.
"Saya juga tidak tahu om."
"Baiklah. Terima kasih ya." Sandra hanya mengangguk sebagai jawaban.
Johan sempat melirik ke arah gelang yang Sandra pakai. Sandra yang mengerti akan hal itu segera menyembunyikan tangannya.
"Nama kamu siapa nak? Kok saya gak asing ya sama wajah kamu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya ayah Valdo memperhatikan wajah cantik Sandra.
"Sa--saya Sandra."
"Sandra?" gumam Johan.
Sandra menganggukkan kepala lagi. Asal kalian tahu. Detak jantungnya berpacu cepat ketika mereka bertemu pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASANDRA [END]√
Fantasy[17+] [⚠ Mental Potato Silahkan Berkumpul] Gadis SMA yang memiliki kecantikan sempurna bak dewi fortuna itu akhir-akhir ini mengalami kajadian yang mampu membuatnya sedikit frustasi. Bayang-bayang seorang lelaki yang juga memiliki wajah nyaris sempu...