Chapter 36

25.8K 2.9K 1.3K
                                    

—————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————————

Adel meletakkan tiga cup kopi di meja. Mama masih betah di depan kompor. Harum masakan memenuhi unit ini. Adel bergerak menghampiri Mama. Memeluknya dari belakang.

"Kamu kok lama beli kopinya?"

"Tadi sekalian ngobrol sama Gina, Ma."

"Suamimu juga jogging dari tadi, belum pulang juga."

Mungkin mampir menemui Kiara. "Paling bentar lagi pulang."

Adel belum ingin beranjak dari bahu itu. "Mama lebih senang aku tetap tinggal di rumah atau kayak gini?"

"Kok dari kemarin pertanyaan kamu aneh-aneh sih?"

"Mama lebih suka yang mana?"

"Ada yang mau kamu ceritakan ke Mama?"

"Nggak ada."

Mama menghela napas amat pelan. "Di mana pun kamu tinggal, yang penting kamu bahagia."

"Tapi aku lebih pengin lihat Mama bahagia."

"Kenapa kebahagiaan kamu jadi bergantung ke Mama, Del?"

"Aku nggak punya siapa-siapa selain Mama."

"Bukan begini seharusnya. Hidup kamu sendiri yang menjalani. Kalau kamu merasa bahagia, baru Mama juga akan bahagia. Begitu juga sebaliknya."

Adel mengeratkan pelukan. Menyandar lebih nyaman. Mencerna baik-baik kalimat Mama.

Apakah caranya salah? Apakah menahan Rasyid tetap di sampingnya, justru hanya menyakiti banyak hati?

Adel harus apa?

***

"Mal, coba tabok gue."

"Beneran? Ntar lo ngamuk lagi."

"Beneran. Gue butuh disadarkan sekarang juga."

Malik menabok punggung Gina. Sudah pelan tapi tetap saja membuat Gina meringis dan balas mencubit. "Sakit, Malih!"

"Lo ya yang minta tabok. Udah gue duga balas dendamnya lebih sakit." Sambil mengusap lengannya yang panas kena cubit.

"Kalian main apa sih? Buruan, bantuin gue. Keburu Rasyid pulang."

Gina masih ternganga melihat Adel yang ala-ala Princess Disney ini. Dress softpink selutut. Rambut digerai dengan indah. Mengenakan bandana manis berwarna senada.

Mulut Gina gatal bertanya. "Konsep lo kok mendadak Malaikat gini sih, Del?"

"Emang biasanya kayak Iblis?"

"Ho'oh."

Adel tertawa kencang. Tapi sorot matanya justru terlihat sebaliknya.

"Lo kesambet apaan, Del? Nggak cuma penampilan lo yang nggak kayak biasanya. Ekspresi muka lo juga-"

Wedding in Chaos [15+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang