Hela napas dulu sebelum baca 🐨
Chapter ini panjang. Aku gak expect banyak. Semoga kalian suka ... meski ambyar 🙂
Oh iya, plis, tahan hujatan. Sensor kalo bisa 😅😆
————————
"Ini undangan apa?"Masih lengkap dengan kemeja kerja yang entah jasnya ditaruh di mana. Dasi yang sudah dilonggarkan. "Acara ulangtahun perusahaan. Lusa."
Jadi ini alasan Rasyid menghilang seminggu ini? Dia ikut gotong speaker ya? Atau berlatih jadi tim hore. Angan-angan Adel memang kadang keterlaluan. Rasyid pemilik perusahaan. Tuan rumah. Ngapain dia ikutan sibuk. Semua pasti sudah diserahkan ke EO.
"Aku datang sebagai apa?"
"Nggak disuruh masuk dulu?" Rasyid menelengkan kepala.
"Nggak. Di sini aja. Udah malem."
"Justru karena udah malem. Biarin aku duduk sebentar. Kamu bikinin kopi atau teh. Khawatir digrebek? Kan kita punya buku nikah. Kita juga pakai cincin yang sama."
"Ras." Adel juga mengantuk. "Berhenti ngelantur. Nggak ada grebek-grebek di apartemen. Undangannya aku terima dan silakan pulang."
"Ngusir banget nih?" Rasyid merajuk. "Nggak kangen?"
Dijawab terlalu cepat. "Nggak."
"Lusa datang sebagai istriku ya." Rasyid menjawab pertanyaan tadi.
"Nggak janji ya, Ras. Lusa kayaknya aku ada acara."
Rasyid menaikkan satu alis. Tanpa berniat mengejek. "Sejak kapan kamu punya acara?"
Itu fakta. Kenyataan. Adel merasa tidak perlu tersinggung. "Tanpa aku pun, acara bakal sukses kok."
"Tapi diusahain datang ya."
"Besok aku kabari lagi."
Rasyid tersenyum tipis. "Kok aku merasa kita makin jauh ya, Del?"
"Bukannya itu yang kamu mau?"
Menghindari perdebatan, Rasyid pamit. Dia sudah lelah, Adel pun mengantuk. Wajar. Ini sudah lewat jam duabelas.
Rasyid berbalik, tapi baru dua langkah dia kembali lagi. Tepat ketika pintu hampir ditutup. Telapak tangannya cepat menahan daun pintu.
"Apa lagi?"
Tanpa berkata, Rasyid mendorong daun pintu, bergerak maju dan meraih tubuh Adel. Memeluknya. "Bentar ya. Aku charge energi dulu."
Beberapa detik berlalu. Adel yang semula kaget, perlahan menyesuaikan. Meski kedua tangannya enggan membalas pelukan.
Napas lelaki itu terasa hangat di bahunya. Satu tangan Adel akhirnya bergerak naik ke punggung suaminya. Mengusap. "Ada masalah di kantor?"
"Masalahku cuma satu. Kangen kamu."
Ck! Nyesel tanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding in Chaos [15+] ✓
Romance[Angst-comedy] CERITA LENGKAP ✅ Ini tentang Rasyid yang terlalu tabah dan Adelia yang terlalu bebal. Menikah dengan asas simbiosis mutualisme, membuat mereka masuk ke dalam fase hidup yang jungkir balik. Banyak hal membuat langkah mereka terhenti d...