Beranjak Dari Masa Lalu

92 14 0
                                    

Hendri bersama Bu Anna - wali kelas di kelas 10-a - menatap Seven B di depan kelas gabungan di lantai tiga. Mereka berdiri di hadapan semua anggota kelas 10-a dan juga para senior kelas 11 dan 12 IPA.

"Hari ini, kami sudah memutuskan untuk merubah posisi duduk kalian bertujuh," ujar Hendri memulai.

Seven B menatap tak percaya ke arah Hendri. Bahkan Cassandra pun mengangkat wajahnya dan ikut terkejut di tempat duduk saat itu

"Veyza duduk dengan Tita, Ian duduk dengan Farel, Difta duduk dengan Alex, dan Keylan duduk dengan Cassandra," putus Hendri.

"Apa??? Duduk sama cewek sialan itu??? Nggak!!! Saya nggak mau!!!," tolak Keylan, kemarahannya kembali mencuat.

Cassandra memegangi telinganya karena kaget mendengar teriakan Keylan, Sally menenangkannya dari belakang.

"Oke, kamu boleh menolak. Tapi kamu harus menerima sanksi, yaitu mulai hari ini kamu dan keenam sahabatmu dikeluarkan dari zona peringkat 1 sampai 7 dan menempati peringkat paling akhir!," tegas Hendri.

"Apa Pak? Nggak adil dong..., kan yang bermasalah Keylan bukan kami," protes Veyza.

Cassandra semakin merasa tak enak pada anggota Seven B lainnya. Ia sangat merasa bersalah karena dirinya lah penyebab semua ini harus terjadi.

"Hidup bersama, mati bersama! Itu yang selama ini kalian pegang kan?," sindir Hendri.

"Tapi ini tetap nggak adil Pak," Difta memohon.

Hendri angkat bahu seakan tak mau tahu. Cassandra menundukkan kepalanya, ia benar-benar merasa ingin mati saat itu.

"Saat ini keputusan ada di tangan Keylan. Kalau dia mau duduk sebangku dengan Cassandra dan membantunya untuk menjelaskan semua pelajaran agar Cassandra cepat mengerti, maka kalian akan tetap berada di zona peringkat 1 sampai 7 seperti biasanya," ujar Bu Anna.

"Dan untuk Keylan..., saya rasa keenam sahabat kamu sudah cukup untuk terus berkorban demi kamu selama ini. Hari ini, kamu yang harus belajar berkorban untuk mereka. Pikirkan sekarang juga!," perintah Hendri dengan tegas.

Semua mata di ruang kelas itu menatap ke arah Keylan dan menunggu jawabannya. Keylan terlihat mengepalkan tinjunya dan ingin meledakkan amarahnya lagi, namun ia lebih memilih untuk melonggarkan kepalan tangannya dan menghembuskan nafasnya dengan teratur.

"Key..., ini yang terbaik! Mengalah! Lo nggak akan dapat apa-apa kalau terus berkeras hati!," tegasnya pada diri sendiri.

Keylan langsung berjalan dan memindahkan kursinya ke tempat duduk di samping Cassandra yang kosong. Cassandra benar-benar kaget saat Pria itu ada di sampingnya.

Cassandra tetap diam dan tak mengatakan apapun. Keylan terlihat menulis sesuatu di kertas dan menyerahkannya pada Alex dan Difta yang ada di hadapannya. Entah apa yang ditulis Pria itu, tak lama kemudian Alex menyerahkan tulisan itu pada Keylan setelah Veyza terlihat membalasnya. Keylan menerima kertas itu kembali dan membaca pesan di baliknya. Ia merenung dalam diamnya.

Hendri menatap Keylan diam-diam dan ingin melihat reaksi di wajahnya. Cassandra duduk di sampingnya dan masih tak berani sedikitpun membuka suara untuk bicara.

"Cassandra..., coba jelaskan apa itu unsur intrinsik seni?," tanya Hendri, tiba-tiba.

Cassandra mengangkat wajahnya lalu berpikir keras dan mencoba mencari jawaban di dalam buku cetak yang ia punya. Keylan menyodorkan buku tulisnya ke hadapan gadis itu dan menunjukan baris bagian tengah pada Cassandra. Cassandra menatap Keylan sekilas dan membacakan baris yang ditunjuk oleh pria itu.

KeNdra ; Ketika Hatiku Menolak MembencimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang