Gengsi?

71 13 0
                                    

"Key, kita turun duluan ya!," seru Farel.

"Oke, gue nyusul secepatnya," balas Keylan.

Pria itu mengambil dua buah sweater berwarna pink baby dari dalam lemarinya. Ia berjalan keluar kamar dan turun ke lantai satu, menuju kamar Cassandra.

Tok..., tok..., tok...!!!

Keylan mengetuk pintu kamar itu dan melihat wajah Cassandra ketika pintunya terbuka.

"Hai Key, ada apa?," tanya Cassandra santai.

"Nih pakai, kita ke lapangan yuk nonton basket," ajak Keylan sambil menyodorkan sebuah sweater yang tadi diambilnya dari lemari.

"Malam-malam gini?," Cassandra heran.

"Iya..., ini malam inaugurasi buat tim junior," jelas Keylan.

"Alah..., palingan juga tim senior bakal banyak ceramah. Jangan mau!," ujar Sally yang sedang malas-malasan.

Cassandra menatap Keylan dan merasa tidak enak kalau menolak ajakan Pria itu. Tapi ia sudah jelas tidak akan diijinkan keluar oleh Sally. Keylan menangkap raut wajah serba salah itu di wajah Cassandra. Ia pun mengerti.

"Ya udah kalau memang nggak mau, gue pergi dulu nyusul AL. Dia udah nunggu gue di depan pintu asrama soalnya," ujar Keylan.

Sally pun segera melompat dengan cepat dari tempat tidurnya lalu meraih jaket berwarna merah dari gantungan baju di lemari.

"Ayo, kita nonton!," seru Sally, semangat.

Cassandra melongo melihat gerakan secepat kilat yang Sally lakukan. Sementara Keylan hanya berusaha menahan tawanya agar tak meledak. Nama Alex memang sangat mujarab untuk membujuk Sally dalam keadaan darurat seperti itu.

Mereka berjalan keluar dari Asrama, Ian dan Alex yang telah menunggu Keylan pun mengerenyitkan kening mereka saat melihat sosok Sally dan Cassandra yang ada bersamanya.

"Sweater lo yang di lemari terselipnya sampai di kamar Cassandra?," geram Alex di telinga Keylan.

Keylan berpura-pura tidak dengar dan menatap langit malam untuk mengalihkan perhatian Alex. Ian hanya terkekeh diam-diam saat melihat kelakuan Keylan.

"Dasar musang!," bisik Ian.

"Eh, memangnya kalau malam inaugurasi biasanya ada apa aja sih?," tanya Sally.

Ian, Keylan dan Alex pun menatapnya bersamaan. Bahkan Cassandra yang ada di sampingnya juga ikut menatap ke arah Sally.

"Lah, tadi kan elo yang bilang kalau malam inaugurasi biasanya tim senior bakal memberikan banyak ceramah buat tim junior...," heran Keylan.

"Iya gue tahu. Tapi ceramahnya tentang apa kira-kira?," Sally memberikan pertanyaan yang lebih detail dari sebelumnya.

Keylan mulai kesal dengan pikiran Sally yang selalu saja berputar-putar kembali ke titik awal.

"Ceramah rohani..., Abang lo yang bakal naik mimbar dan memberikan khotbah! Ya kali, anak basket di kasih ceramah rohani..., gue heran sama elo Sal, peringkat delapan di kelas tapi otak lo mandek!," omel Keylan.

Cassandra dan Ian tertawa tanpa ampun, sementara Sally masih melongo di tempatnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Lo kalau ngomong biasa aja dong! Dia gebetan gue!," geram Alex, sekali lagi di telinga Keylan.

"Sekalian aja lo nikahin dia hari ini! Nggak apa-apa, gue dukung! Kapan lagi bisa lihat pasangan beda otak..., yang satu IQ tinggi yang satu IQ jongkok!," balas Keylan gemas.

"Udah-udah..., heran gue sama lo berdua. Beda kepribadian tapi selalu klop kalau adu mulut," sindir Ian.

"Diam lo musang!!!," bentak Alex dan Keylan bersamaan.

Saat mereka tiba di lapangan, Veyza melambaikan tangannya pada mereka semua untuk segera mendekat ke tribun. Keylan dengan cepat meraih tangan Cassandra agar gadis itu duduk di sampingnya. Sally mengalah saja dan duduk di samping Alex.

Wait, mengalah? Tidak! Sally memang sengaja berjalan lambat agar bisa duduk paling akhir di samping Alex!

Sorotan lampu-lampu menyala dengan terang ke arah tim basket junior. Difta dan Maya terlihat di sana, Cassandra pun melambaikan tangannya pada mereka berdua hingga mereka tersenyum ke arahnya. Pijar-pijar kembang api menandakan bahwa malam inaugurasi itu hampir berakhir.

"Yah, kok udah mau selesai sih?," sesal Cassandra.

"Memangnya kenapa? Lo masih mau lama-lama di sini?," tanya Keylan.

Cassandra menganggukan kepala dengan senyum mengembang di wajahnya yang cantik. Keylan menatapnya dan terlihat berpikir.

"Eh, kok dia cantik banget ya? Apa gue yang nggak pernah sadar selama ini kalau dia cantik?," tanyanya, dalam hati.

"Key? Key? Lo kenapa?," tanya Cassandra yang melihat kalau Keylan sedang melamun.

"Hah? Eh..., nggak kok..., nggak apa-apa. Kalau lo mau di sini lebih lama nggak apa-apa, gue tungguin," jawab Keylan, gelagapan.

"Oh..., oke!," balas Cassandra, senang.

Keylan meraih dan menggenggam tangan kiri Cassandra dengan erat, hingga gadis itu menoleh ke arahnya.

"Tangan gue kok dipegang?," tanya Cassandra.

"Udaranya dingin! Nanti lo menggigil gimana coba...," Keylan mencoba memberikan alasan yang masuk akal.

Cassandra mengerenyitkan keningnya karena bingung.

"Percuma dong..., kan tangan kanan gue bebas, tetap akan menggigil dong gue...," Cassandra mencari alasan untuk melepaskan tangannya dari genggaman Keylan.

Namun tanpa ia duga, Keylan justru memutar lengan mereka ke arah berlawanan dan meraih satu tangan Cassandra yang masih bebas untuk digenggam oleh tangan kiri Pria itu. Secara tidak langsung, Keylan kini tengah memeluk Cassandra dari belakang.

"Sekarang gimana? Lebih baik kan?," tanya Keylan tanpa merasa berdosa sama sekali.

"Apanya yang lebih baik??? Jantung gue rasanya mau meledak Ansya Keylan!!!," teriak Cassandra, dalam hati.

"Key..., lo nggak malu atau gengsi gitu di depan umum sama gue kaya' begini?," tanya Cassandra, yang masih mencoba mencari alasan untuk melepaskan diri dari Keylan.

Keylan tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Nggak tuh, kan gue lagi jagain elo. Ngapain harus malu atau gengsi? Demi kebaikan lo di tengah keramaian seperti ini, sebaiknya lo pasrah aja dengan apapun tindakan gue. Gue nggak mau terjadi apa-apa sama lo saat balik ke asrama nanti," jawab Keylan.

Cassandra akhirnya menyerah, ia hanya bisa pasrah saja dengan apa yang Keylan lakukan untuknya.

'Ini yang harusnya lo takutkan sejak awal dari gue! Karena sekali lo ada dalam hidup gue, maka lo nggak akan pernah lagi bisa pergi!.'

* * *

KeNdra ; Ketika Hatiku Menolak MembencimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang