Cassandra menerima foto-foto dari Debby dan Kyara ketika mereka pergi berkemah ke Gunung Nglanggeran bulan lalu. Saat itu, Keylan belum menjadi pacarnya tapi sosok Pria itu sudah banyak sekali berada di sekelilingnya.
"Kok gue kelihatan buram semua sih di foto-foto itu?," protes Keylan.
Cassandra terkekeh mendengar protes dari Keylan.
"Bilang aja lo berharap gue bakalan bilang, nggak kok, lo kelihatan ganteng banget di situ...," Cassandra bertingkah imut seakan dia adalah salah satu anak kelinci yang terlepas.
Keylan gantian terkekeh gemas sambil mencubit kedua pipi Cassandra.
"Yang mana bagus untuk dipajang?," tanya Cassandra, meminta pendapat.
Keylan terlihat memilih-milih dari sekian banyak foto yang ada di hadapan mereka berdua.
"Ini aja...," tunjuk Keylan.
Cassandra tersenyum dan segera mengeluarkan bingkai foto yang ada di dalam tasnya.
"Eh..., kok foto lo mau dikeluarin dari bingkai itu?," cegah Keylan.
Cassandra tersenyum kecut saat Keylan menanyakannya.
"Gue cuma punya satu bingkai foto Key, makanya kalau ada foto baru yang bagus biasanya gue ganti deh foto yang lama," jawab Cassandra.
Keylan sekarang menyesal karena telah bertanya.
"Itu nggak usah diganti. Sekarang, simpan aja dulu foto yang udah gue pilih sisanya simpan di album. Besok kan libur, jadi..., gue mau culik elo untuk dibawa jalan-jalan," ujar Keylan.
"Jalan-jalan kemana?," tanya Cassandra, bingung.
"Ke dunia yang belum pernah lo pijak," jawab Keylan.
Cassandra tersenyum lagi. Keylan mendekat dan mengecup kening gadis itu dengan lembut.
"Besok pagi pas matahari terbit, gue tunggu di belakang asrama."
* * *
Cassandra menatap Keylan dengan sweater putih yang dipakai Pria itu saat ia benar-benar menemuinya di belakang asrama pagi-pagi sekali. Keylan memintanya mendekat sambil tersenyum manis. Dia meraih tangan Cassandra dan menggenggamnya dengan erat.
"Kita nggak minta surat ijin keluar dulu ke Sekretaris Asrama?," tanya Cassandra.
Keylan menggelengkan kepalanya.
"Nggak perlu. Gue mau bawa lo jalan-jalan keluar melalui jalan rahasia milik Difta," jawab Keylan.
Cassandra masih terpaku dalam kebingungan, namun Keylan telah menuntunnya untuk melalui sebuah celah berbatu dengan jalan yang menurun ke bawah. Banyak dedaunan hijau di sepanjang celah tersebut, dan juga dedaunan yang gugur saat tertiup angin.
"Ini kita mau kemana Key?," tanya Cassandra, bahagia sambil berlari-lari kecil.
"Ke dunia yang nggak pernah lo duga," jawab Keylan yang ikut tertawa bahagia melihat Cassandra yang begitu riang.
Ketika akhirnya mereka tiba di sebuah ujung dari celah itu, Cassandra sangat tak menduga kalau di hadapannya ada sebuah jalan setapak yang panjang dan terlihat menuju ke suatu tempat.
Keylan menyodorkan helm pada Cassandra dan gadis itu langsung memakainya.
"Ini motor siapa? Kok di simpan di sini?," Cassandra kembali kebingungan.
"Motornya Difta. Kak Hendri yang simpan di sini karena semalam gue telepon dia dan bilang kalau mau ajak lo jalan-jalan," jawab Keylan, jujur.
"Berarti minta ijinnya udah lewat Kak Hendri ya?," sindir Cassandra.
Keylan terkekeh pelan.
"Ayo..., kita berangkat!," ajaknya.
Cassandra pun benar-benar naik ke atas motor itu dan memeluk pinggang Keylan erat-erat. Motor itu mulai melaju melewati jalan setapak dan mengantar mereka sampai di sebuah pinggiran jalan besar beraspal.
"Ya ampun!!! Kok bisa tembus di sini???," Cassandra terpana.
Keylan begitu bahagia saat melihat wajah Cassandra yang takjub dengan hal yang baru dilihatnya. Dia gadis paling ekspresif yang pernah Keylan kenal. Dia sangat jujur dalam semua hal termasuk untuk takjub pada hal-hal baru.
Perjalanan itu sangat luar biasa bagi Cassandra, ia merasa seakan sangat bebas dari semua beban hidupnya yang menumpuk selama ini. Ia seakan sedang terbang di atas awan saat motor melewati belokan di pinggir sebuah tebing.
Ia benar-benar bahagia.
Keylan menghentikan laju motornya ketika mereka tiba di sebuah pasar yang begitu ramai di Kota Yogyakarta. Cassandra terlihat antusias sekali saat melihat banyak pernak-pernik, hiasan, pajangan, dan juga hal-hal lainnya.
"Ini di mana? Gue nggak pernah kemana-mana sejak tiba di Yogyakarta, jadi benar-benar nggak tahu ini ada di mana," Cassandra bertanya sekaligus menjelaskan alasan pertanyaannya.
"Iya gue tahu lo nggak pernah kemana-mana, kan setiap hari lo ada sama gue. Ya kali gue nggak tahu kalau pacar kesayangan gue ini kerjaannya mendekam di dalam kamar asrama," ujar Keylan sambil tersenyum.
"Ya ampun, lo itu nyebelin banget ya. Untung pacar gue...," gerutu Cassandra, jujur.
Keylan benar-benar tertawa kali ini. Ia segera merangkul Cassandra sebelum gadis itu benar-benar mengomel dan kehilangan moodnya.
"Ini namanya Pasar Seni Gabusan. Di sini lo bisa menemukan banyak hasil kerajinan tangan apapun yang lo cari," ujar Keylan.
"Jadi, kita ke sini mau cari hasil kerajinan apa?."
"Bingkai foto..., buat foto kita berdua," jawab Keylan.
Cassandra pun segera mengikuti langkah Keylan yang sudah menarik tangannya. Mereka berkeliling dan melihat banyak hal di sana. Batik kayu, keris, kerajinan logam, bahkan terakota yaitu keramik yang terbuat dari tanah liat yang akan dibakar jika sudah selesai dibentuk.
"Yakin, cuma satu aja bingkai foto yang mau dibeli?," tanya Keylan.
"Iya, satu aja. Lagipula kalau banyak-banyak, nanti gue malah bingung sendiri mau taruh di mana," jawab Cassandra.
Keylan mengambil satu bingkai foto lagi.
"Buat gue juga satu. Biar kita sama-sama bisa pajang foto di kamar masing-masing," ujarnya.
Cassandra mengangguk lalu pergi membayar di kasir. Keylan keluar dari toko dan menunggu di depan penjual aksesoris. Ia menatap semua aksesoris itu satu persatu hingga akhirnya tertuju pada sebuah aksesoris rambut berwarna pink baby. Keylan membelinya dan saat Cassandra keluar dari toko ia langsung memasangnya di atas kepala gadis itu.
"Berbalik," pinta Keylan dan membiarkan Cassandra bercermin pada pintu luar toko.
Gadis itu tersenyum saat melihat bando dengan hiasan kuping kelinci berwarna pink baby di atas kepalanya.
"Cocok banget kan sama lo? Kuping kelinci, satu set sama gigi kelinci lo yang lucu itu," bisik Keylan.
"Iya deh iya..., satu set," balas Cassandra.
"Hati gue juga..., satu set sama hati lo," tambahnya.
Senyuman Cassandra semakin mengembang bahagia mendengar apa yang Keylan katakan.
'Iya..., iya..., gue juga sayang sama lo!.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
KeNdra ; Ketika Hatiku Menolak Membencimu
Ficção Adolescente[COMPLETED] AKU BENCI KAMU! Satu kalimat penuh makna yang aku simpan selama ini sebagai peringatan darimu. Kamu begitu membenciku dan aku begitu mencintaimu. Kita diibaratkan air dan minyak. Bagaimanapun bentuk usaha untuk mempersatukan, maka tetap...