Jatuh Dalam Takut

62 13 0
                                    

Keylan mengajak Imey bersembunyi di laboraturium kimia yang tak terkunci. Wanita itu benar-benar terobsesi padanya hingga tak menyadari kalau Keylan bersandiwara sejak tadi.

"Kenapa kita ke sini Key? Kenapa nggak langsung keluar?," tanya Imey, manja.

"Tenang dong sayang..., di luar pasti banyak Polisi makanya kita harus sembunyi dulu sementara di sini. Nggak lama kok, sabar ya," jawab Keylan sambil membelai rambut Imey.

"Sialan! Gue nggak akan pernah maafin lo karena udah buat Princess Rabbit gue terluka!," geramnya dalam hati

"Gue harusnya udah jemput lo sejak awal kan? Lo pasti tersiksa banget berada di dalam sini tanpa gue...," Imey terlihat menyesal.

"Gue pikir lo udah lupa sama gue sehingga nggak mencari keberadaan gue yang nggak melanjutkan sekolah di Jakarta," Keylan membalas kemanjaan itu dengan manis.

"Maafin gue Princess Rabbit, gue nggak niat buat elo cemburu," batinnya.

"Maaf ya sayang, gue nyari tahu alamat ini sulit banget, gue sampai harus mengorbankan Cassandra agar dia keluar dari sekolah dan pindah ke tempat ini. Gue akhirnya bisa menemukan lo berkat mengorbankan dia," Imey pun memeluk Keylan dengan mesra.

"Berengsek!!! Ternyata Cassandra menderita dan harus pindah ke sini gara-gara lo juga!!! Gue akan bikin lo menyesal sekarang!!!."

"Aduh, perjuangan lo buat menemukan gue itu sangat rumit ya. Tapi akhirnya kita bisa ketemu dan gue mendapat kesempatan," ujar Keylan.

Keylan melepas pelukannya dan mulai berjalan mengitari meja percobaan yang menyimpan bahan-bahan kimia di atasnya. Keylan menatap sebuah botol lalu menjatuhkannya di lantai hingga isinya tertumpah begitu saja. Ia lalu tertawa seakan menikmati apa yang sedang di perbuatnya.

Imey ikut tertawa dengan apa yang Keylan lakukan. Ia benar-benar terobsesi pada Keylan sejak mereka bertemu di SMP, hanya saja Keylan tak mudah di dapatkan saat itu dan Imey harus melakukan banyak cara untuk mendapatkannya.

"Lo nggak mau tanya ke gue tentang kesempatan apa yang gue maksud?," pancing Keylan.

"Kesempatan untuk menghancurkan tempat ini kan?," tanya Imey.

"Benar sekali, gue ingin menghancurkan tempat ini..., bersama dengan lo di dalamnya," jawab Keylan.

"Maksud lo apa sayang? Kok gue ikut dihancurin?," tanya Imey lagi yang merasa Keylan tengah bercanda.

"Karena lo hampir membunuh Cassandra, orang yang paling gue sayang! Dan karena lo juga hampir menghancurkan persahabatan gue, hingga akhirnya Difta terluka!," jawab Keylan, dengan emosi yang sudah memenuhi kepalanya.

Seven B keluar dari tempat persembunyian mereka masing- masing, mereka segera melemparkan pisau yang Imey kirim sekaligus korek api ke lantai yang sudah banjir dengan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.

BOOOMMMM!!!

Satu ledakan dahsyat terdengar, semua mata di luar sekolah melihat apa yang terjadi di lantai tiga sekolah mereka. Tubuh ketujuh orang yang dinantikan oleh mereka terlempar keluar jendela dan terhempas dari ketinggian begitu saja.

Kedua mata Cassandra menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"KEY!!!," teriaknya histeris.

Jika Debby dapat di tahan oleh Radit dan Andra saat akan berlari mendekat ke arah Veyza, berbeda dengan Cassandra yang justru bisa berlari dengan bebas ke arah tubuh Keylan yang tak bergerak.

"Key..., bangun Key!!! Jangan tinggalin gue!!!," jerit histeris itu tak juga berhenti.

Cassandra meraih Keylan ke dalam pangkuannya. Ia membelai rambut dan wajah Pria yang sangat dicintainya itu dengan lembut serta hati-hati, seakan ia sedang memegang sebuah keramik yang bisa saja hancur jika ia bertindak ceroboh.

Darah mengalir dari kepala dan juga telinga Keylan, Cassandra berusaha menghentikannya dan berupaya membangunkan Pria itu.

Hendri meraih tubuh Cassandra agar tim medis bisa membawa Keylan ke rumah sakit untuk menerima perawatan.

"Kak bangunin Key, please...," mohon Cassandra.

"Cassandra, tenang ya. Tenang dulu, Key akan dirawat oleh Dokter. Kamu harus tenang," bujuk Hendri.

"Aku salah paham sama dia Kak, aku salah mengerti jalan pikirannya, aku marah dan ninggalin dia begitu aja, harusnya aku meminta dia menjelaskan bukan berbalik marah," sesal Cassandra.

Hendri memeluk Cassandra dengan erat.

"Hei, kita tidak pernah bisa membaca pikiran orang lain. Kita hanya bisa menjalani apa yang ada di depan mata. Key mengatakan pada saya bahwa kamu sudah berjanji untuk tetap sekolah meskipun dia sedang tidak ada di sini. Kamu tidak ingin Key kecewa, kan? Maka penuhilah janji kamu padanya," ujar Hendri mencoba memberi Cassandra pengertian.

"Tapi Key...," Cassandra mencoba membantah.

"Saya akan memberimu kabar setiap hari tentang keadaannya. Kamu nggak perlu khawatir," janji Hendri.

* * *

Cassandra meringkuk di atas tempat tidurnya sambil membaca surat yang Keylan selipkan di tangannya tadi saat pertukaran terjadi.

Wajahnya basah karena airmatanya tak juga berhenti mengalir walau ia mencoba.

Cassandra, gue minta maaf karena udah berbohong sama lo soal perasaan gue.
Gue nggak punya pilihan lain selain menyakiti lo demi bisa menjaga lo dari dekat.

Gue nggak punya maksud sama sekali untuk mempermainkan perasaan lo.
Gue mungkin nggak jujur soal ancaman dari Imey, tapi gue jujur saat bilang kalau gue sayang sama lo dan suka sama lo. Seperti yang gue bilang, lo nggak mungkin bisa melihat isi hati gue dan gue bisa terima kalau lo nggak percaya dengan perasaan yang gue miliki.

Gue nggak yakin akan selamat saat menghadapi Imey bersama Seven B.
Maka dari itu, gue melepaskan lo untuk tidak terikat pada hubungan aneh yang gue bangun selama dua minggu kemarin. Lo bebas untuk mencintai siapapun pria yang benar-benar sayang sama lo. Dan itu bukan gue.

Cassandra, gue udah lupain kemenangan palsu lo, dan saat gue bilang 'kita impas', maksud gue kita impas karena gue udah bisa menggantikan kebencian dengan rasa sayang terhadap diri lo meskipun cuma sebentar.

Gue berdoa, kalau gue nggak bisa ketemu lo lagi, gue harap suatu saat nanti akan ada orang yang akan bisa jaga lo dan sayang sama lo dengan sepenuh hati.

Cassandra, I Love You So Much.

Ansya Keylan.

'Bagaimana Awan akan menyelimuti Langit jika Langit menyuruh Awan pergi? Bukankah Langit akan menjadi hampa tanpa Awan?.'

* * *

KeNdra ; Ketika Hatiku Menolak MembencimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang