Murka!

78 15 0
                                    

"Ansya Keylan kelas 10-a..., gue cinta sama lo!!!."

ASEEEEKKKK!!!

Teriakan dari arah balkon lantai dua itu sukses membuat semua orang bersorak dan menatap ke arah Keylan yang masih berada di lapangan bersama Seven B setelah jam makan siang usai. Bukan hanya Seven B, melainkan semua anak kelas 10 memang masih berada di lapangan karena jam pelajaran selanjutnya belum dimulai.

Keylan terlihat tak suka dengan ungkapan itu, begitu pula dengan Seven B yang tiba-tiba kehilangan senyuman mereka.

"Thank's atas ungkapannya!!! Tapi gue nggak cinta sama lo!!!," teriak Keylan membalas.

HAHAHAHAHA!!!

"Ditolak dia!!!," ejek Wayan yang berada di samping Andra.

"Aduh gila, muka mau disimpan di mana muka???," tambah Reno yang juga ada di balkon bersama Radit.

Wajah senior kelas 11 IPS itu pun berubah menjadi kesal setengah mati.

"Memangnya kenapa lo bisa nggak suka sama gue Keylan??? Gue ini cantik??? Apa masih kurang???," teriaknya lagi, karena tak terima mendapat penolakan dari Keylan.

Keylan yang sudah malas untuk menanggapi dan bahkan malas untuk menatap wajah orang itu pun memutuskan untuk menarik tangan Cassandra yang berdiri bersama Maya dan Sally tak jauh dari tempatnya berada.

Cassandra pun berpindah ke dalam rangkulan Keylan dengan sangat cepat saat Pria itu menarik tangannya.

"Karena lo nggak secantik dia yang nggak pake apa-apa di wajahnya!!! Gue suka yang alami, tanpa pemanis buatan!!!," jawab Keylan, sangat keras.

CIEEEEEE!!!

Sorakan kali ini berbeda dari yang tadi. Lebih romantis, membuat Keylan semakin berlama-lama menatap wajah Cassandra dan Keylan memang senang berlama-lama menatap wajah Cassandra. Bahkan Seven B tertawa melihat bagaimana Keylan menggoda Cassandra.

Sementara Cassandra sendiri malah terlihat meringis dengan wajah memerah karena malu, namun tak bisa melawan Keylan karena takut Pria itu marah lagi seperti dulu.

"DASAR ANAK YATIM BELAGU!!! NGGAK TAHU DIRI LO!!! SOK BANGET NOLAK-NOLAK GUE!!!," teriak senior itu lagi.

Kali ini tak ada sorakan. Semua terdiam seketika setelah mendengar penghinaan itu. Cassandra yang sedang berada di hadapan Keylan pun segera menutup mulutnya karena kaget. Ia dapat melihat wajah Keylan yang berubah datar dan dingin.

"Key..., jangan terpancing. Please..., jangan terpancing," Cassandra memohon sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi Keylan dengan lembut.

Keylan yang ingin meledak pada awalnya pun membatalkan rencananya setelah Cassandra memohon seperti itu. Hatinya benar-benar melunak, ia tak mampu menolak apa yang gadis itu minta darinya.

"KAMU BILANG APA, HAH???."

Suara teriakan dari balkon kembali membuat semua orang menatap ke sana. Hendri! Murka dengan kata-kata yang ia dengar sendiri tadi.

"SIAPA YANG KAMU SEBUT ANAK YATIM, HAH??? MEREKA BERTUJUH ANAK SAYA!!! JANGAN COBA-COBA KAMU BILANG SALAH SATU DARI MEREKA ADALAH ANAK YATIM!!! SAYA SEBAGAI AYAH MEREKA TIDAK BISA MENERIMA KATA-KATA KAMU!!! SEKARANG TURUN DAN PERGI KE RUANG BK!!! TUNGGU SAYA DI SANA!!!," bentak Hendri, murka.

Untuk pertama kalinya, Hendri marah besar seperti itu di depan umum. Biasanya, meskipun Seven B membuat masalah atau keributan, Hendri tetap masih bisa menguasai dirinya dan tetap menghadapi dengan sabar. Tapi kali berbeda, Hendri benar-benar murka!

Tita mendekat pada Keylan.

"Ayo, kita ke kelas. Biarin aja Kak Hendri  yang tangani itu cewek bermulut sampah," ajaknya.

Keylan pun menggenggam tangan Cassandra dan mengajaknya ke kelas bersama. Sally mengekor di belakang mereka berdua. Semua bubar.

* * *

Jam pulang sekolah akan diisi dengan Ekskul seperti biasanya. Semua siswa dan siswi akan keluar dari gedung sekolah menuju gedung khusus Ekstrakurikuler yang menyebrangi lapangan upacara.

Kali itu pemandangan sangat berbeda. Hendri berdiri di lapangan dengan wajah murka yang sama dengan yang mereka lihat saat jam istirahat tadi. Di dekatnya ada senior kelas 11 IPS tadi yang sedang menjalani hukuman dan Pak Yanto ikut mengawasinya. Dia sedang menulis, kemungkinan kalimat permintaan maaf. Dia menulis di bawah terik sinar matahari.

Cassandra menatap senior itu, jujur saja ia sangat tak suka. Bukan karena pernyataan cintanya pada Keylan, tapi karena penghinaannya yang dia lontarkan dengan enteng! Cassandra sendiri yang memang termasuk anak yatim piatu pun merasa sangat terluka mendengar apa yang dia katakan. Hatinya sakit, apalagi ketika mengingat di mana dirinya harus berdiri di pemakaman Orangtuanya sendiri. Rasanya hati Cassandra benar-benar terluka.

Tangannya tiba-tiba digenggam oleh seseorang.

"Ayo, Ekskul udah mau mulai. Nanti kita terlambat," ajak Keylan.

Cassandra mengangguk, tapi tanpa tersenyum. Keylan melihat itu di hadapannya. Saat mereka tiba di gedung khusus kegiatan Ekstrakurikuler, Keylan berhenti sesaat di hadapan Cassandra.

"Dengar gue baik-baik..., jangan ada satu kata pun yang terlewat," pintanya.

Cassandra mengangguk patuh.

"Anak kera anak itik, penjual bakpau duduk di bangku. Cassandra yang cantik, maukah kau makan malam dengannku?."

HAHAHAHAHAHA!!!

Semua orang kini menertawai mereka berdua. Keylan pun langsung berlari meninggalkan Cassandra yang masih terpaku di tempatnya berdiri. Ia benar-benar tak menduga kalau Keylan bisa bertingkah gila dengan berpantun di depan banyak orang.

Gadis itu kembali tertawa, dan Keylan melihat tawa bahagia itu dengan perasaan lega. Ian menepuk pundak Keylan.

"Dasar musang!," ejeknya.

"Terserah lah..., yang penting dia nggak cemberut terus," balas Keylan.

"Hah? Gimana?," tanya Veyza yang kaget dengan jawaban Keylan.

"Gue bilang terserah! Lo mau bilang gue musang kek, monyet kek, yang penting Cassandra bisa senyum lagi! Gue rela jadi orang konyol di depannya, yang penting dia bisa senyum dan tertawa!," Keylan mempertegas.

Keenam anggota Seven B lainnya saling pandang beberapa saat, lalu tertawa diam-diam.

"Eh, ada yang mau ngomongin masalah Kak Hendri yang ngamuk nggak nih?," tanya Alex.

Semua kini menatap Alex.

"Ini pertama kalinya Kak Hendri lepas kendali," ujar Tita.

"Ya, dulu Kak Hendri lepas kendali karena meninggalnya Kak Clarissa. Sekarang baru kumat lagi saat ada yang ngejek kita sebagai anak yatim," tambah Difta.

"Kak Hendri pasti merasa sakit hati banget sih. Dia melakukan apapun buat lindungi kita, dan orang lain tiba-tiba dengan seenaknya menghina. Dia berhak marah," ujar Veyza.

"Gue baru kenal Kak Hendri, baru dekat sejak gabung sama kalian. Tapi kalau gue jadi dia dan ada di posisinya, gue mungkin bisa lepas kendali lebih parah," ujar Farel.

Keylan menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan berat.

"Ini semua gara-gara gue. Karena gue nolak itu cewek makanya Kak Hendri jadi lepas kendali," sesal Keylan.

"Nggak lah Key, bukan salah lo! Udah tepat banget kalau lo nolak itu cewek nggak tahu malu!," bela Ian.

"Betul! Gue nggak mau ya punya ipar nggak tahu malu kaya' begitu!," tegas Alex yang bergidik ngeri dengan jujur.

"Ya kali gue mau sama cewek yang mukanya bertabur semen!," balas Keylan, jengkel.

* * *

*PESAN : Jangan pernah rendahkan anak yatim piatu. Jangan pernah mengejek mereka. Mereka sudah sangat sulit dalam menghadapi hidup sendirian tanpa Orangtua. Stop Bullying terhadap siapapun!!!

KeNdra ; Ketika Hatiku Menolak MembencimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang