-Happy Reading! 💋
Aku pergi kekantin sendirian, yah itu adalah rutinitasku. Aku selalu berlalu lalang dengan mereka yang selalu memiliki teman. Tapi aku? Aku bahkan tidak memiliki satu pun teman di sekolah ini. Namun aku juga tidak merasa sedih akan hal itu, karena bagiku... Untuk apa memiliki teman ataupun harus menjalin hubungan pertemanan, jika saja suatu hari nanti mereka akan meninggalkan kita karena rasa kepercayaan mereka kurang terhadap kita. Dan jelasnya hubungan pertemanan kerap kali rusak hanya karena hasutan hasutan yang nggak jelas asal muasalnya. Aku juga nggak pernah berkecil hati karena tidak memiliki seorang teman, karena sejauh ini aku cukup nyaman dengan kesendirianku.
“Aaa...”
Tap.
Aku terkejut bukan main kala aku tak sengaja menginjak kulit pisang, yang entah siapa telah membuangnya disana.
“Ha... Ha... “ napasku memburu dengan menatap Lian lebar lebar. Aku cukup terkejut sekali, untungnya Lian datang disaat yang tepat. Jika saja ia tidak ada, mungkin aku akan jatuh.“Lo nggak apa apa?” tanya Lian cemas sambil memegang kedua pundakku. Aku yang masih syock pun hanya bisa mangut mangut.
“Lo tuh gimana sih?! Kalau jalan tuh matanya dipakai dong... Jangan ngelamun terus! Untung tadi Gue lihat, kalau enggak Lo pasti udah jatoh” cerocos Lian bikin aku diam. Lian pun menarik tanganku, entah mau dibawa kemana aku ini. Yang jelas aku nggak menolaknya sama sekali, aku masih cukup syock dengan kejadian itu. Karena dulu, sewaktu kecil aku juga pernah jatoh gara gara kulit pisang, yang sampai sampai bikin kakiku mengalami pergeseran tulang. Dan aku absen sekolah selama dua minggu karena itu.
“Lian, Lo mau bawa kemana?” tanyaku yang mulai sadar jika Lian membawaku cukup jauh dari arah kantin. Padahal perutku sudah sangat lapar, tapi Lian justru membawaku menjahui kantin. Kini Lian bahkan membawaku kearah belakang sekolah, yang mana disini itu sepi. Murid murid saja jarang kesini karena lokasinya emang seperti hutan, area belakang sekolah memang digunakan untuk tempat menanaman pohon.
“Lo ngapain bawa Gue kesini sih?” tanyaku heran dengan sedikit kesal. Namun Lian hanya diam saja, sambil mendudukan dirinya di rumput rumput.
“Gue tuh laper... Tapi Elo malah bawa Gue kesini, yang lokasinya jelas jelas jauh dari kantin!” kesalku padanya. Aku semakin kesal karena Lian hanya diam saja. Aku pun berniat pergi, namun dengan cepat Lian menarik tanganku hingga aku kehilangan keseimbangan, yang akhirnya aku pun harus terjatuh tepat disamping Lian.
“Auwh.... Lian Lo kok kasar sih” gerutuku. Wajah Lian yang tadinya menajam berubah menjadi khawatir.
“Eh, yaampun... Gue nggak sengaja, coba lihat ada yang sakit nggak?” tanya Lian sambil mengamati kakiku dan kedua tanganku.
“Udah nggak apa apa... “ kataku pelan yang masih dengan bibir cemberut.
“Maaf, Gue nggak bermaksud—“
“Iya, enggak apa apa kok” selaku cepat. Lian pun hanya menatapku dengan ekspresi biasa.
Kruuggg.
Aku menoleh kearah perutku. Rasanya laper banget, karena tadi pagi aku bangun kesiangan. Jadinya malah nggak sempat sarapan, dan dari tadi aku merasa sangat lapar.
“Lian... Aku lapar” aduhku, yang entah kenapa nada suaranya seperti sedang merengek minta makan kepada ibunya. Lian tersenyum kecil menghadapiku.
“Aku???” tanya Lian. Aku yang tadinya tak mengerti pun kini jadi ngerti. Karena biasanya kalau aku sedang berbicara sama Lian pasti panggilnya ‘Elo Gue’ tapi sekarang malah mendadak ‘Aku’. Aku pun diam, entah mengapa aku jadi merasa malu.
![](https://img.wattpad.com/cover/208758922-288-k490673.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love [complete]
Novela JuvenilTidak ada yang berubah dari Lisa. Sifat angkuhnya tetap bertahan hingga ia dewasa. Hingga Lian kembali pulang ke Indonesia pun sifat Lisa tidak berubah. Akankah Lian mampu menaklukkan hati Lisa yang sudah mengeras? mungkinkah Cinta Lian akan di bala...