★ Princess Arrogant 24 ★

140 13 0
                                    

-Happy Reading! 💋

“Lo udah ngerti kan, Ra?” tanya Lian setelah Mico menjelaskan rencana mereka.

“Iya, Gue ngerti” jawab Arra.

“Baiklah kalau gitu, sekarang kita keluar!” ujar Mico. Mereka pun bergegas keluar dari mobil. Dan dengan langkah perlahan namun pasti mereka mendekati villa itu. Mico dan Lian mengambil balok kayu yang kebetulan ada di sana. Sedangkan Arra bersembunyi di balik pohon besar dekat Villa.

“Ayo!” komando Mico setelah Lian memegang senjata di tangannya. Mereka berdua berjalan mendekati Villa dengan gagah berani. Penjaga yang ada di Villa itu langsung menatap ke arah mereka.

“Siapa kalian? Mau apa kemari?!” tanya salah satu penjaga yang berada di barisan paling depan. Tanpa basa basi Lian memukul penjaga itu dengan balok kayu yang ia bawa. Sedangkan penjaga yang lain langsung bergegas menghampiri Lian dan Mico.

“Kurang ajar! Mau mati kalian?!” marah penjaga yang lainnya. Seluruh penjaga yang ada di sana langsung menyerbu Lian dan Mico dengan adu jotos. Sebenarnya Lian sendiri kewalahan mengimbangi kekuatan dari penjaga penjaga itu. Karena kekuatan mereka jelas lebih kuat darinya, namun Lian berusaha mengimbanginya dengan adanya balok kayu di tangannya.

“Lian di belakang, Lo!” teriak Mico kala melihat ada penjaga yang ingin menyerang Lian dari belakang. Dengan sikap Lian menghindar dan memukul Penjaga itu.

Dengan adanya keributan di depan Villa. Arra memanfaatkan ke adaan itu dengan mendekati Villa dari arah belakang. Area mencari jalan keluar lain untuk bisa masuk ke dalam Villa itu. Dan saat ia berada di belakang Villa, ia melihat ada pintu gerbang di sana. Dan beruntungnya pintu gerbang itu tidak di kunci. Arra dengan mudah bisa memasuki Villa itu dengan mudah. Ukuran Villa ini sangat besar, sedangkan Arra sendiri memiliki waktu sedikit untuk bisa menemukan keberadaan Lisa.

Saat sedang mengintip intip ke arah jendela, Arra bisa melihat jika dendela yabg sedang ia intip adalah dapur. Dan Arra terkejut saat melihat ada yang masuk dapur, dengan sigap Arra jongkok agar dirinya tidak terlihat oleh wanita itu. Dengan langkah pelan dan hati hati Arra membuka pintu dapur dengan perlahan, karena Arra tidak ingin membuat suara apapun yang bisa memancing wanita itu tahu akan keberadaanya. Keringat dingin terus meluncur di dahi Arra. Kini Arra tengah bersembunyi di balik lemari es.

Sepertinya Aku kenal deh sama perempuan itu. Lekuk tubuh dan rambutnya kayak familiar banget, tapi siapa ya?. Ujar Arra dalam hati. Karena posisinya Wanita itu tengah memunggungi Arra, jadi Arra tidak bisa melihat wajah Wanita itu.

“Gue happy banget... Bisa melihat Lisa menderita. Ahahaaa... Lisa Lisa... Andai aja Lo dulu nggak sombong dan mau berteman sama Gue, ya pasti nasib Lo nggak bakalan seperti sekarang” ujar Ayu sambil mengaduk aduk minumannya.

Arra yang mendengar itu lantas membelalakkan matanya. Dia kenal dengan suara itu. Itu adalah suara temannya, yaitu Ayu. Postur tubuhnya juga sama persis sama Ayu. Benarkan itu Ayu?? Arra juga tahu jika dulu Ayu memang sangat ingin menjadi teman Lisa. Tapi Lisa tidak pernah memperdulikan keberadaan Ayu. Apakah karena itu Ayu menculik Lisa?.

“Sebentar lagi Gue pasti bisa dengar jerit kehancuran Lisa. Karena Raka pasti saat ini sedang bermain main dengan Lisa, ahahaha...” suara tawa dari Ayu membuat Arra bergetar. Ayau menyebutkan nama Raka. Apakah Raka temannya itu juga memiliki niatan buruk ke pada Lisa?.

Astaga!. Apa maksud dari perkataan Ayu, Raka sedang bermain main? Main apa?. Batin Arra merasa takut sambil memegang dadanya yang berdegub kencang.

Ayu meninggalkan dapur dengan membawa segelas minumannya. Arra yang melihat itu kantas bergerak. Dan karena terburu buru, Arra tidak sengaja menyenggol meja di sana hingga suara decitan meja dengan ubin terdengar sampai ke telinga Ayu. Ayu yang mendengar langsung menoleh.

“Arra?!” kejut Ayu, “Lo ngapain di sini?”

Tubuh Arra bergetar, “G-gue... G-gue” ucap Arra terbata bata.

“Jangan bilang Lo datang ke sini karena mau nolongin Lisa???” tanya Ayu dengan mata melotot tajam.

“Iya! Gue kesini emang mau nolongin Lisa. Yu, Lo kok jahat banget sih. Bisa bisanya Lo nyekap teman Lo sendiri!” kata Arra lantang. Entah memdapat keberanian dari mana hingga Arra bisa berkata dengan tegas dan lantang.

“Teman? Lisa bukan teman Gue!” bantah Ayu dengan suara meninggi, “Dengan kedatangan Lo kesini, sama aja Lo mengundang kematian Lo sendiri!  Gue nggak akan biarin Lo dan Lisa selamat!” ancam Ayu. Ayu berjalan mendekati Arra. Arra memundurkan langkahnya dengan takut.

“Ayu, Lo mau apa... Jangan macam macam, Yu. Karena setelah ini Gue bakalan laporin, Elo ke polisi!”

Ayu semakin mendekati Arra. Bahkan Ayu tidak merasa takut dengan ancaman Arra.

“Lo ngancam Gue? Cewek pendiam kayak Lo emangnya bisa apa sih?” ejek Ayu, “Lo boleh laporin Gue ke polisi, kalau Lo bisa keluar dari sini dengan hidup hidup” senyum licik Ayu mengembang, Arra menelan salifanya dengan susah.

Ayu yang sudah mendekati Arra, Arra langsung menghindar dan berlari. Di belakang Ayu mengejar Arra. Dan saat Arra tertangkap Ayu, dengan sekuat tenaga Arra berontak berusaha melepaskan diri. Sungguh, Arra benar benar merasa ketakutan. Arra berontak dengan sekuat tenaga. Akhirnya ia bisa melepaskan diri dari ayu, Arra mendorong keras tubuh Ayu hingga Ayu terjungkal ke belakang dan dan na’asnya Ayu kepentok meja, Ayu pun pingsan di tempat. Arra yang melihat itu terkejut. Ia mendekati Ayu yang pingsan, Arra terkejut dengan membungkam mulutnya sendiri.

“Yu.. Ayu. Bangun Yu” panik Arra dengan mengguncang tubuh Ayu.

“LEPAS!!” teriakan itu mengejutkan Arra. Arra langsung menoleh ke arah sumber suara.

“Suara Lisa!” tanpa peduli dengan keadaan Ayu. Arra bergegas lari menaiki anak tangga dengan cepat.

“Lepasin Raka!” teriak Lisa. Arra berlari menuju salah satu kamar yang di tutup itu. Arra membuka pintu itu dengan tergesa gesa. Dan betapa terkejutnya Arra saat melihat Lisa dengan keadaan diikat dengan wajah yang belepotan karena Raka mengolesi wajah Lisa dengan lumpur.

“Raka!” seru Arra dengan mendorong Raka agar menjauh dari Lisa.

“Lis, kamu nggak kenapa napa kan?” tanaya Arra dengan mengusao pipi Lisa yang penuh dengan lumpur.

“Arra! Kenapa bisa Lo disini!” teriak Raka.

Brak! Lian dan Mico berdiri di pintu dengan napas memburu. Pertarungan anatara mereka dengan oenjaga sepertinya sangat menguras tenaga. Mico menatap Adik kesayangannya dengan lembut, dalam hati Mico yang paling dalam ia merasa bersyukur karena tudak ada satupun luka Lisa tubuh Lisa.

“K-kalian??” ucap Raka terbata, ia tidak menyangka jika kebusukannya akan terbongkar. Kini Lian menatap Raka dengan pandangan membunuh. Tubuh Lian terasa terbakar api emosimelihat kondisi Lisa yang mengenaskan. Raka yang selama ini di pandang baik sebagai seorang ketua kelas yang bertanggung jawab. Tapi ternyata dia tidak lebih dari seorang bajingan.

“Mati Lo!” seru Lian marah. Lian memukuo dan menendang Lian tanpa henti. Lian benar benar kalut akan emosi. Mico yang melihat itu lantas ikut bergabung untuk mengadili Raka. Sedangkan Arra melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kaki Lisa. Memar terlihat sangat jelas di pergelangan tangan dan kaki Lisa. Arra meniup niup pergelangan tangan Lisa, dia juga menitihkan air matanya karena melihat kondisi Lisa. Lisa sendiri meringis menahan sakit yang ia rasakan.

“Ayo, Lis” ajak Arra dengan memapah Lisa agar pergi dari kamar itu. Arra tidak memperdulikan Raka yang tengah di keroyok Lian dan Mico. Arra lebih mementingkan kondisi Lisa. Sampai di lantai bawah, Arra terkejut melihat Ayu yang tengah berdiri sambil membawa pistol di tangannya.

“Kalian di takdirkan untuk mati di sini. Gue nggak akan biarin kalian sampai keluar dari sini dalam ke adaan hidup hidup!” terlihat wajah Ayu yang merah padam dengan mengarahkan pistol ke arah Lisan dan Arra.

Sret. Seseorang menarik tangan Ayu dengan cepat. Setelah itu terdengar suara tamparan yang keras.

PLAK!.

Wajah Ayu terpental mendapatkan serangan secara tiba tiba itu. Ayu menoelh pelan, melihat siapa orang yang berani menamparnya.

“Apa yang Lo lakuin?” tanya Ayu dengan suara bergetar. Mata tajam Ayu beradu tatap dengan mata tajan Leka.

“Gue udah pernah peringatan Lo untuk tidak menyentuh, Lisa” ujar Leka dengan suara berat menahan amarah.

“Apa bedanya Gue nyentuh dia atau enggak? Lo sama Gue sama sama tidak menyukai Lisa. Kalau Lisa nggak terluka di tangan Gue... Dia pasti akan terluka di tangan Lo” balas Ayu. Rahang Leka mengantup keras.

“Gue memang punya niat nggak baik buat, Lisa. Tapi bukan berarti Gue bakalan bertindak kriminal seperti apa yang Lo lakuin!” elak Leka.

“Kenapa, kenapa tidak, Leka? Ayo mari kita tuntaskan semuanya, Leka. Kita balaskan dendam kita sama Lisa. Mari kita bunuh Dia bersama sama--” kata Ayu terhenti saat Leka menamparnya untuk ke dua kalinya.

“Diam! Tutup mulut busuk Lo itu!” teriak Leka dengan wajah berapi api. Leka mendorong Ayu hingga Ayu terjatuh. Kini pandangan Leka tertuju pada Lisa. Rasa bersalah menyelimuti hati Leka. Selama ini memang Leka benci sama Lisa, tapi melihat keadaan Lisa yang sekarang membuat hati Leka merasakan sakit.


“MATI LO!!”

DOR!

“AAAA!!!”

TBC.

Giamana Guys, suka nggak sama ceritanya? 👉👈
Beri komen dan vote di bawah ya, jangan lupa lho 🤭

-Regards

One Love [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang