BAB 59

48.6K 1.6K 152
                                    

"Cinta bisa memudar dan hilang, obsesi akan melekat selamanya. Porsi cinta Auden telah habis dan hanya tersisa aku di sini. Hanya aku," jelas Karel mengelilingi tubuh Sandra yang menangis tersedu-sedu karena dia tidak menyangka Auden sialan itu benar-benar sudah melupakannya, padahal mereka telah hidup bersama selama bertahun-tahun dan digantikan oleh orang baru secepat ini, mana hanya pembantu yang tidak akan pernah sebanding dengan dirinya.

Saat mengangkat kepalanya lagi-lagi muka Karel. Muak sebenarnya, tapi ada satu titik di mana Sandra sadar jika hanya laki-laki ini yang akan terus menemani di saat-saat di terpuruk. Tapi tunggu! Dia terpuruk juga karena laki-laki sial ini.

"Lagian apa lagi yang kamu harapkan darinya? Melihatnya kamu akan terus mengingat pengkhianatan itu, apalagi melihat bukti nyata itu berkeliaran di sekitar. Melihat anak Auden tumbuh kamu akan terus tersiksa."

Sandra kembali menunduk, semua penjelasan itu terasa masuk akal, tapi rasanya masih belum percaya jika laki-laki yang paling dia percaya di seluruh dunia adalah orang yang menghancurkan dirinya luar dalam.

"Aku belum percaya jika dia memilih orang lain dan dia...." Sandra tak sanggup meneruskan kalimatnya karena sesak napas untuk melanjutkan kenyataan ini.

"Dan bajingan itu bahagia!"

Tangisan itu kembali menggema dalam ruangan, masih benar-benar tak bisa dipercaya akal sehat dan akal gilanya jika Auden hidup bahagia bersama pembantu itu. Memangnya apa kelebihan pembantu sok polos tapi munafik itu? Kenapa orang-orang jahat itu tidak mendapat karmanya dan malah berbahagia di atas semua luka yang dia tanggung sendirian ini?

"Bagaimana mungkin dia berbahagia dan aku terluka, merana sendirian?" tanya Sandra tak percaya.

Harusnya Karel sakit hati atau merasa begitu hina karena keberadaannya tak pernah dianggap, tapi obsesi yang dia punya tidak akan memudar dan akan terus berhasrat pada wanita cantik ini bahkan sampai Sandra tua.

"Kamu sempurna, kesempurnaan yang kamu miliki tidak berkurang apa pun. Auden yang rugi," jelas Karel menghibur. Tangannya terulur untuk merasakan rambut lembut Sandra yang panjang.

Wanita ini begitu cantik, dia sempurna, tapi kenapa harus stuck pada satu laki-laki yang rela membuang berlian demi tai kucing?

"Jangan mengantungkan kebahagiaanmu pada orang, manusia bisa berubah. Tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini kecuali diri sendiri."

"Berarti aku tidak bisa percaya pada kamu," balas Sandra pada ucapan Sandra.

"Tentu saja, aku tidak meminta kamu untuk percaya padaku. Aku hanya ingin kamu bahagia, tidak lagi mengharapkan Auden."

"Aku masih belum percaya," ucap Sandra geleng-geleng dengan perasaan luka besar ini.

Rasanya dia akan merasakan luka dan sakit hati seumur hidup. Auden setega itu membuat dirinya terpuruk dan jadi manusia paling hina yang tidak diinginkan siapa pun.

Berteriak sampai tenggorokannya putus juga dia tidak akan pernah menemukan jawaban dari segala luka yang dia rasakan. Kenapa? Kenapa harus dia? Kenapa hanya dia? Kenapa Tuhan?

Haruskah dia merelakan? Secepat ini?

Saat menutup matanya seluruh pengkhianatan yang dilakukan menari-nari di kepalanya membuat Sandra kembali sesak napas.

"Capek! Capek bangat kenapa aku harus merasakan hal paling sial ini," keluh Sandra.

Isi dalam perutnya bergejolak ingin muntah saking capek, muak, tapi juga merasa sakit hati hebat dengan nasibnya.

Mungkin seumur hidup dia akan terus meratapi seperti ini.

"Kamu tidak salah, Auden yang rugi. Selalu ingat itu," peringat Karel menunduk menggenggam tangan sang pujaan hati dan mengecup bibir Sandra.
_____

BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang