Ayla sedikit risih dan tak nyaman dengan perhatian aneh yang tiba-tiba pria ini padanya. Auden benar-benar memperhatikan semua kebutuhannya.
Terbiasa diabaikan dan tak pernah dianggap membuat Ayla serba shock. Sekarang dia mengerti kenapa Sandra begitu cinta pada suaminya karena laki-laki ini diajarkan untuk perhatian pada hal sekecil apa pun.
"Ibu hamil harus makan daging yang matang." Ayla hanya mendongak terdiam mengangguk kaku saat Auden sedang membuat steak untuk mereka berdua.
Pria itu bolak-balik di dapur tanpa mengenakan atasan membuat matanya ternodai setiap saat. Sebenarnya dia begitu mengantuk dan tubuh terasa lelah karena digempur terus-terusan. Ayla yakin setelah makan ini tubuhnya akan digempur lagi.
"Ayo, Emme coba. Ini udah dimasak well done." Kepala Ayla masih mendogak sembari membuka sedikit mulutnya ketika Auden menyuapkan potongan steak yang dimasak manual.
"Nanti kita beli makanan frozen atau yang sudah jadi tinggal dimicrowace atau di-oven."
"Kenapa?" tanya Ayla tak mengerti.
"Biar kamu tidak capek masak," balas Auden.
Seluruh wajah Ayla memanas. Darahnya berdesir, benar-benar tak mengerti dengan pemikiran pria ini dan apa yang dia mau sebenarnya.
"Ayo, makan," seru Auden dengan semangat. Harum semerbak menusuk hidung, mata Ayla terus melirik pada tubuh telanjang itu. Hanya boxer berwarna biru yang menggantung di pinggangnya.
Mulut gadis itu terbuka dengan mata membola saat melihat gundukan di celana itu, lagian sejak kapan pria ini tidak pernah terlihat horny?
Sial!
Dengan cepat menggeleng, Ayla takut dia yang dikira mesum. Memilih untuk melihat banyak makanan yang tersaji di depannya, berbagai macam buah, makanan berat, dan bintang utama mereka steak yang dimasak benar-benar masak.
"Eh! Eh!" Ayla sedikit terpekik ketika merasakan tubuhnya melayang dan sekarang dikunci oleh tangan panjang yang memeluk pinggangnya.
Berbalik dengan menelan ludah kasar, akhirnya Ayla hanya terduduk kaku tak banyak bergerak karena tubuhnya terkunci dan Auden sedang memangku tubuh kecilnya.
"I-ini gimana makannya?"
"Seperti ini," jawab Auden langsung menyuapi Ayla membuat gadis itu terdiam dan memilih untuk mengunyah makanan miliknya.
Dia tak pernah bisa menebak-nebak apa yang pria ini mau sebenarnya, di satu sisi Ayla sedikit tersentuh dengan semua perhatian aneh yang Auden beri padanya, tapi di sisi lain gadis itu tahu hubungan aneh ini hanya sementara karena dia telah mencuri milik orang lain.
"Enak?" tanya Auden penuh perhatian bahkan menyampir rambut sebahu Ayla.
Ayla menahan napas menatap tak mengerti ke arah pria ini. Seluruh tubuh Ayla gemetaran saat Auden mengambil tangannya dan mengecupnya sembari menatapnya. Andai laki-laki ini bukan milik orang Ayla akan jatuh cinta padanya, tapi dia tahu dia hanya meminjam sebentar dan Auden akan kembali pada pemiliknya, Sandra.
"Ayo, makan banyak biar Eden banyak makan juga."
Menelan makanannya bulat-bulat, Ayla terus saja terdiam menatap Auden. Dia sama sekali tak mengerti apa yang pria ini mau, Ayla bahkan tak mengerti juga dengan dirinya apa yang dia mau.
"Kenapa?" tanya Auden pelan membuat seluruh tubuh Ayla merinding. Ahhhhh! Dia tak mau terjebak dengan pria ini, tapi takdir seolah terus mempersatukan mereka. Apa selamanya dia akan hidup bersama Auden? Bagaimana dengan Sandra?
Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini? Ayla tidak pernah menginginkan posisi ini, dia selalu merasa bersalah tapi juga tersentuh dengan semua perhatian yang Auden beri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END)
Romansa"T-tuan, jangan." Sang gadis terisak sambil menggeleng. "Diamlah, Sayang. Malam ini aku sangat horny dan ingin memakan semua tubuhmu yang nikmat," bisik sang pria dengan nada serak menahan gejolak hasrat yang bergelora. Malam panas itu menghasilkan...