"Mama!"
Suara tawa disertai dengan suara menggemaskan itu membuatnya tersenyum dengan perasaan bangga tiada tara.
"Eden!" panggil Ayla.
"Mama!"
Anaknya laki-laki, tampan dan menggemaskan seperti Lionel. Ayla masih menunggu Eden yang berlari kecil ke arahnya. Selalu merasa berada di taman surga saat putranya berada di sekeliling.
Wanita itu masih menunggu dengan hati berbunga-bunga, walau tidak ada yang pernah menginginkan bayinya dia akan selalu menyanyangi Eden seluas samudera.
"Come to Mama. Hanya kita berdua, tapi kita akan selalu bahagia."
Ayla berjongkok menyambut sang putra, tapi tunggu punya tunggu Eden tak pernah sampai padanya.
"Sayang? Kenapa?" tanya wanita itu terheran-heran. Bayinya masih berlari dan tertawa dengan begitu merdu tapi kenapa tidak pernah sampai padanya?
Ada perasaan sedih yang membuat Ayla terduduk sambil memegang dadanya.
Dia terasa dekat tapi tak bisa digapai. Ini aneh! Sungguh perasaan aneh ini terasa menyiksa.
Masih setia berjongkok menanti sang buah hati, tapi Eden seperti tak sampai-sampai.
"Mama!"
"Ayo, cepat ke Mama!"
"Bye, Mama!"
Eden melambai padanya yang membuat Ayla bingung dan merasa sedih luar biasa. Rasa kosong dan asing mengisi dadanya.
"Jangan! Jangan pergi! Jangan tinggalkan Mama!" teriak Ayla saat sosok menggemaskan itu perlahan menjauh dan menghilang.
"Tidakkk!!! Jangan pergi!"
"Anakku! Anakku! Aku tak mau anakku pergi!" teriak Ayla dengan putus asa dan suara nyaris putus.
Wanita itu memegang dadanya yang terasa sakit luar biasa.
Tersedu-sedu merasa kosong.
_____
Berkali-kali Auden memijit kepalanya yang hampir meledak, dia tidak mengerti dengan lingkaran setan yang rasanya tidak ada jalan keluar.
Pria itu menarik napas panjang hanya memperhatikan Ayla yang terbaring tak berdaya. Hidup tenang yang dia rasakan dulu telah tergerus habis dan sekarang hanya tersisa ketakutan yang terus menggerogoti jiwa.
Menelan ludah kasar pria itu kembali menelepon istrinya, dia telah bersikap brengsek dengan menyakiti dua wanita sekaligus.
"Mungkin bagi orang lain akan tumbuh benin-benih cinta itu, tapi aku tak pernah memandang kamu sebagai seorang wanita." Auden masih berbicara sendiri sambil memegang tangan Ayla yang masih tak sadarkan diri.
Ya, semua perhatian pada Ayla hanya murni kasihan dan rasa bertanggung jawab. Dia tidak akan bisa membagi cintanya pada sang pembantu karena seluruh cintanya hanya tertanam untuk istrinya.
Sandra sepertinya sudah tertidur karena tidak mengangkat panggilan telepon.
"Terima kasih karena telah mengandung anakku, aku tahu Sandra tidak bisa punya anak."
Ayla seperti enggan untuk membuka mata. Auden masih saja diam memperhatikan wanita itu.
Saat melihat gadis ini bergerak gelisah Auden memegang tangannya untuk menenangkan dan terus merintih penuh kesakitan.
Sial! Apa yang sudah dia lakukan pada anak orang?
"Hey!" tegur Auden sembari menepuk pipi Ayla, tapi gadis ini masih tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END)
Romance"T-tuan, jangan." Sang gadis terisak sambil menggeleng. "Diamlah, Sayang. Malam ini aku sangat horny dan ingin memakan semua tubuhmu yang nikmat," bisik sang pria dengan nada serak menahan gejolak hasrat yang bergelora. Malam panas itu menghasilkan...