Ayla terisak memeluk tubuh ringkihnya, seluruh mimpi buruk yang dia kubur kembali bangkit untuk menghantui dirinya.
Tubuh gadis itu menggigil ketakutan.
"Fuck!"
BUGH.
Auden memukul tembok di depannya karena kebodohan untuk kesekian kalinya.
"I'm sorry. Aku benar-benar tidak tahu," ucap Auden dengan perasaan bersalah penuh.
Ayla menggeleng cepat. Harusnya memang dia pergi sejauh mungkin bukan menuruti permintaan Delisha yang membuat Ayla terus merasa bersalah karena keretakan rumah tangga putranya, tapi dia yang lagi-lagi jadi korban.
"Maafkan aku, Ayla."
Ayla mengangkat wajahnya tak percaya, rasa-rasanya baru kali ini sang majikan memanggil namanya. Apa sekarang kehadirannya sudah diperhitungkan?
Auden menatap bersalah pada gadis bodoh rapuh ini.
Apa selama ini dia terlalu egois dan tidak pernah sadar ada yang lebih terluka dari dirinya? Dia telah merenggut habis masa depan gadis ini, dan sekarang dia terkurung dalam sangkar yang dibuatnya.
Di saat semua orang mengutuk dirinya, masih ada gadis pasif ini yang mau mengurusi dirinya. Oh sial!
"J-jangan mendekat," isak Ayla sambil menggeleng ketakutan kian memeluk tubuhnya saat Auden maju.
Auden beringsut mundur dan kembali maju.
"Aku bukan monster. Aku hanya ingin meminta maaf."
Ayla hanya menunduk.
Perlahan Auden mendekat, melihat lebih dekat keadaan Ayla yang begitu berantakan. Dia juga tak mengerti kenapa harus berakhir seperti ini, semuanya terasa begitu asing seolah berada di portal dunia lain.
Saat Auden menyentuh lututnya Ayla kian ketakutan, tapi lama kelamaan sentuhan itu terasa nyaman.
Auden masih berdiri, ketika melihat tubuh Ayla tak lagi bergetar, perlahan tangan besar pria itu menggengam tangan mungil yang terasa sedikit kasar dibanding tangan halus terawat Sandra.
Ayla melirik melewati bulu matanya genggaman tangan besar itu di tangannya, tubuhnya masih bergetar.
Meremas sedikit tangannya membuat Ayla mengangkat kepalanya, gadis itu menelan ludah dengan susah payah.
Melihat gadis di depannya begitu rapuh Auden benar-benar mengutuki dirinya, ternyata bukan hanya istrinya yang telah dia hancurkan tapi juga anak orang. Ibu dari anaknya.
"I'm sorry." Ayla menatap tak percaya pada sang majikan yang melunak ucapannya, bahkan suaranya selembut pantat bayi.
Dada Auden terasa seperti dihantam palu milik Thor melihat gadis yang tak cantik-cantik amat ini penuh air mata. Berapa liter air mata anak ini yang telah dia keluarkan karena sikap brengseknya?
Mata bulat Ayla membola saat Auden berjongkok di depannya, genggaman tangan mereka belum juga terlepas.
Keadaan begitu hening, dua orang yang selalu merasa asing berada dalam ruangan tapi tanpa sadar keduanya memiliki ikatan.
"Maafkan aku yang terus saja bersikap brengsek."
Ayla hanya terdiam, bingung untuk merespons seperti apa. Pandangan Auden tertuju pada pipi Ayla yang memerah dan terlihat bulir-bulir bening yang telah mengering. Berapa liter air mata yang telah mereka keluarkan karena sama-sama terjebak pada situasi yang tidak pernah mereka inginkan ini?
Satu tangan Auden kembali terulur untuk menggenggam Ayla. Pandangan gadis itu tertuju pada genggaman tangan keduanya.
Kepalanya terangkat saat Ayla menemukan untuk pertama kalinya sang majikan pria tersenyum tulus padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END)
Romansa"T-tuan, jangan." Sang gadis terisak sambil menggeleng. "Diamlah, Sayang. Malam ini aku sangat horny dan ingin memakan semua tubuhmu yang nikmat," bisik sang pria dengan nada serak menahan gejolak hasrat yang bergelora. Malam panas itu menghasilkan...