"Oh shit!"
Auden langsung melemparkan kertas berisi ice cream dan jajanan ringan yang barusan dia beli setelah melihat Ayla meringkuk tak berdaya di atas rerumputan.
"Arghhh! Sial!" Auden menjadi panik. Harusnya dia lebih peka pada gadis ini, karena dia tidak akan bicara apa pun, bahkan bahaya mengancam nyawanya, dia akan tetap diam.
"Hey!" tegur Auden saat memegang tangan Ayla yang begitu dingin seperti terkena air es, dan wajahnya begitu pucat.
"Kita harus ke rumah sakit."
Ayla bisa mendengar, tapi samar-samar karena dia sudah tidak kuat dengan rasa sakitnya.
Auden langsung menelpon ibunya, bahkan alarm mobilnya terus berbunyi karena dia lupa memasangkan seatbelt untuk Ayla.
"Mami ambil semua pakaian dan semua surat dokumen untuk persalinan, sepertinya Ayla hendak melahirkan." Auden melapor padanya.
"ALAMAK! OKAY, MAMI KE SANA SEKARANG. PASTIKAN DIA TIDAK KEKURANGAN CAIRAN!" pekik Delisha di ujung telepon.
Tubuh Auden ikut keringatan karena panik dan juga tidak tahu cairan apa yang dimaksud. Apa Ayla harus banyak minum? Apa gadis ini harus segera pasang infus?
"Bertahanlah!" mohon Auden terus tancap gas, tapi juga menoleh ke samping co-driver, melihat Ayla yang seperti sadar tidak sadar.
Bahkan larangan untuk kecepatan maksimum dan tidak boleh melewati kendaraan lain juga dilanggar Auden. Biar saja setelah ini dia kena denda.
"Bertahan! Sedikit lagi." Ayla masih berusaha untuk mentolerir rasa sakit yang dia terima, walau rasanya ingin menangis guling-guling karena tak kuat.
Citttt! Brakkkk!
"Persetan!" maki Auden saat dia menabrak pembatas parkiran, Ayla yang merasa sakit merasa kaget luar biasa dengan goncangan dalam mobil.
Belum sempat mencerna apa yang terjadi, kembali dia merasa tubuhnya melayang.
"Istri saya mau melahirkan!"
Tubuh Ayla yang sedang melayang kian dibuat melayang oleh ucapan Auden pasal istri. Apa pria ini sadar apa yang dia bicarakan? Apa karena terlalu panik hingga Auden ngelantur seperti itu?
Seluruh perawat langsung membantu Auden dan memeriksa cepat keadaan Ayla.
"Sudah pembukaan kedua."
Hidung Auden kembang-kempis mendengar ucapan itu. Merasa bahagia karena sebentar lagi akan bertemu dengan anaknya, tapi juga tak tega pada istri kecilnya yang begitu kesakitan.
Ayla mengalami kontraksi begitu hebat.
"Jika bisa jalan, mungkin bisa jalan, atau yoga latihan pernapasan," saran suster.
"How the fuck orang sudah sekarat dan masih berpikiran yoga?" semprot Auden kesal.
Para perawat dalam ruangan semuanya terdiam karena memang belum waktunya untuk melahirkan, masih jauh. Tapi, mereka mengerti kepanikan yang dirasakan para orang tua.
Ayla bahkan sudah tidak sanggup untuk bangun, bahkan sekedar duduk, apalagi jalan dan melakukan yoga.
Akhirnya tubuh gadis itu diinfus, dan hanya bisa menunggu pembukaan lengkap menahan sakitnya kontraksi.
Delisha datang membawa semua perlengkapan bayi yang sudah dia siapkan jauh-jauh hari dan mengurus administrasi.
Mereka bermalaman di sana dan belum juga melahirkan.
Saat pagi diperiksa dokter mengatakan sudah pembukaan ke enam.
"Tiga jam lagi kita akan bertemu dengan bayinya," jelas dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END)
Romance"T-tuan, jangan." Sang gadis terisak sambil menggeleng. "Diamlah, Sayang. Malam ini aku sangat horny dan ingin memakan semua tubuhmu yang nikmat," bisik sang pria dengan nada serak menahan gejolak hasrat yang bergelora. Malam panas itu menghasilkan...