SEVEN. Pizza and..

382 75 1
                                    

Suara pagar rumah yang digeret serta derum suara motor di halaman rumah, membuat dua orang yang tengah bersantai di ruang keluarga lantas saling bertatapan.

"Nah itu Jeongwoo udah balik, akhirnya kita makan yuhuuu.."

"YEEY, PIZZA IM COMING!"

Kedua insan adik kakak laki-laki dan perempuan itu saling bersahutan. Sejak satu jam tadi, mereka menunggu kehadiran Jeongwoo untuk membawakan pizza agar dimakan berempat bersama Bunda nya.

Sang adik perempuan langsung bangkit dari sofa, berjalan mengecek ke arah jendela.

Kebetulan berpapasan dengan Jeongwoo yang sudah masuk membuka pintu rumah.

"Huhuhu, lama banget sih kak.. Gue itu udah laper," Sahut Inha, adik Jeongwoo yang umurnya 15 tahun.

Jeongwoo hadir dengan membawa tentengan dua kotak pizza di tangannya. "Perasaan baru dua jam tadi kan makan nasi, masa laper lagi?"

"Makan nasi sama nyemil mah beda." Kali ini sang kakak tertua yang nyahut, Park Jihoon.

Dengan cepat dua kotak pizza itu sudah berada di tangan Inha. Lalu dibawa ke tengah-tengah ruang keluarga, jadi makan sambil nonton TV.

"Panggil Bunda Ha, kita makan bareng." Suruh Jeongwoo.

Padahal gadis itu udah pengen banget buru-buru makan. Tapi ya, tetap aja dia bangkit dari tempatnya lalu naik keatas memanggil sang Bunda di kamar.

Tinggal Jihoon dan Jeongwoo saja yang langsung rebutan remot TV.

"Rese kan lo! Dateng-dateng langsung ganti chanel,"

"Tontonan lo apaan sih drama-drama cinta gituan, bucin hih," Tukas Jeongwoo mengganti acara TV dengan serial komedi.

"Lo kali yang bucin, sekarang sukanya hobi keluar malem terus. Kencan kan lo?!" Jihoon memandang curiga, "Ngaku!"

"Sotoy, orang gue keluar sama Haruto." Elak Jeongwoo.

"Kencan sama buku sono, sok anak muda lo pake nongkrong-nongkrong gak jelas,"

Suasana bising antara Jihoon dan Jeongwoo itu rutin terdengar setiap mereka berdua berdampingan berdua di tempat yang sama. Adik-kakak, tapi naluri kasih sayangnya nggak ada sama sekali.

Jeongwoo melempar remot ke arah Abangnya, "Bang, gini-gini gue peringkat 5 di kelas. Lo kuliah masih suka nitip absen aja gaya banget,"

"Ya soalnya gue orangnya sibuk. Jadi aktivitas luar banyak dimana-mana, kalo bisa berbaur di dunia luar, kenapa harus fokus kuliah aja?" Kata Jihoon dengan santai.

Jeongwoo ingin nyahut lagi, tapi kehadiran Bunda dan Inha yang turun dari tangga membuatnya urung meneruskan perdebatan dengan sang kakak.

Nanti Bunda pasti stress kalau dengar suara dua anak Cowoknya itu.

"Tumbenan Wu, bawa pizza?"

Bunda Chae langsung ikut duduk di sebelah Inha, mengambil beberapa tisu lalu di kasih ke anak gadisnya itu supaya nggak kotor.

"Tadi abis keluar sama temen, terus Si abang nelfon titip pizza katanya laper," Jelas Jeongwoo sambil mendengus.

"Emang tadi gak kenyang udah Bunda masakin nasi kuning?"

Jihoon menggeleng, "Itu mah beda, Bun. Nyemil sama makan malam jatahnya beda."

Saking nggak sadarnya mereka ngobrol, Inha udah habis 2 potong aja. Padahal yang lain masih baru ambil.

Karena keluarga mereka rata-rata adalah penggemar pizza, jadi ya kalau suasana makan pizza mendadak hening tanpa suara. Sibuk dengan aktivitas mengunyah nya masing-masing.

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang