NINETEEN. BUS AWAY

353 81 6
                                    

Kaum yang berharap debut date di post adakah disini?

*happy reading 😊
Ngga double up hehhe maap


























Kunjungan study biru ke Bali, tak terasa sudah tiba hari-H. Sore sekitar jam 4, semua Siswa-siswi angkatan kelas 11 berkumpul di lapangan sekolah untuk bersiap menaiki bus yang disesuaikan dengan kelas masing-masing.

Jangan tanya gimana ribetnya para gadis kalau sudah masalah bawa membawa perlengkapan ala study tour. Banyak sekali yang menyeret dua koper sekaligus dengan tentengan tas di setiap tangan kanan dan kiri. Ribet banget.

Tapi untungnya enggak buat Jania. Berkat bantuan prepare Mama nya semalam, Cewek itu hanya membawa satu koper saja yang didalamnya hanya berisi barang-barang penting dan pakaian yang diperlukan termasuk obat dan makanan ringan.

Semalam Jania sudah bercerita panjang lebar mengenai masalah yang dialaminya di sekolah pada si Mama, berakhir Mama nya akan berbicara serius pada kepala sekolah atas kejadian yang menimpanya.

Jania sangat pengen bisa membuat para teman-temannya kapok dengan bisa saja mengeluarkan mereka dari sekolah atas perlakuan nggak mengenakkan lalu. Tapi pada akhirnya Jania melarang Mama nya bertindak apapun, dia mencoba diam dan menerima saja alur dari kehidupannya sekarang.

Kalau bisa, Jania nggak mau melibatkan kedudukan tingginya demi membalas orang lain. Sekilas dalam hati jernihnya, dia tidak ingin bersikap semacam itu.

"Ini Bus nomor 4 yang mana sih anjir, kenapa warnanya sama semua dah." Gerutunya pelan sambil berjalan pelan menelisik setiap Bus yang terparkir.

Kebetulan kelas Jania kebagian Bus nomor 4, setiap deret kursinya diisi dua orang dan bisa menampung sekitar 50 siswa. Dan setelah nemu tulisan 4 tertempel di Bus warna hijau tua, dia bergegas naik perlahan.

Saat di dalem Bus, Jania sempat bertatapan dengan Wonny dan Daeye yang sudah duduk berdampingan di deret keempat bareng dua anak cowok di belakangnya. Jania hanya melewati mereka saja tanpa berniat melirik, kemudian langsung mengambil tempat duduk di yang paling depan.

Nggak lama Jania duduk, ada Dohyon si fuckboy kelas tiba-tiba duduk di sebelahnya.

"Lo ngapain duduk siniii?!"

"Ya emang kenapa sih? Suka-suka gue lah." Jawab Dohyon enteng.

Jania melotot geram, tidak suka dengan Dohyon yang selalu saja seenaknya ke Cewek, "Minggir nggak! Gue ogah duduk sama lo,"

"Ya daripada sendirian? Gue baik nih nemenin lo, Jan."

"Gue maunya duduk sendiri aja!"

"Idih! Kaya lo bayar double aja bisa duduk sendirian seenaknya."

"Lo berdua itu bisa nggak sih gak berisik? Masalah tempat duduk aja ribet!"

Jania dan Dohyon kompak menoleh ke arah belakang, lebih tepatnya Wonny yang berbicara keras padanya.

Jania tersenyum sakarstik, "Lo siapa ngatur-ngatur?" Pandangannya menatap Wonny remeh.

"Lo sendiri siapa seenaknya minta duduk sendirian?" Balas Wonny, "Sori ya ini bukan kendaraan pribadi lo, Jania tuan Puteri."

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang