ELEVEN. Fact

359 75 2
                                    

Double up yaww








Hari ini senangnya bukan main dong, Jania bisa kembali lagi masuk sekolah. Pertama kali menginjakkan kaki di sekolah, tentu saja gadis itu nggak luput dari pandangan serta tatapan dari para seisi kaum Cewek ataupun Cowok. Mungkin karena beberapa hari nggak hadir sekolah dengan kabar kecelakaan, membuat Jania sempat dibicarakan hangat beberapa hari lalu.

Lagipula Jania juga belum membeli ponsel baru sejak insiden malam lalu, jadi dia tidak tahu apa saja yang ramai di perbincangkan di grup angkatan sekolah ketika 5 hari absennya dari kegiatan sekolah.

Oh iya, hari ini Jania sungguhan dijemput Jeongwoo ke rumahnya. Alhasil mereka berangkat bersama tadi, tapi berhubung Jania mampir dulu sebentar ke ruang guru perihal keterangan absennya dia selama 5 hari, Mereka berdua tidak jalan barengan jadinya.

Lagian bisa-bisa semuanya akan jadi heboh kalau si tuan Puteri sombong jalan barengan dengan anak band macam Jeongwoo.

Waktu pertama kali masuk kelas, Jania bersikap biasa saja seakan nggak terjadi apa-apa. Dia duduk di tempatnya semula sambil pelan-pelan mengusap paha kirinya yang dari dalam masih terbalut perban. Jania akui dia sembuh kok, hanya saja setiap buat berdiri dan duduk, perih nya kumat lagi.

Nggak banyak yang berubah dari suasana kelas Jania. Teman-teman nya tetap saja ramai dan berisik saking asyiknya dengan dunia mereka sendiri. Lalu perlahan gadis itu menoleh ke belakang, dan tanpa sengaja Jania mendapati Wonny dan Daeye yang tengah menatap ke arahnya pula.

Tapi nggak berlangsung lama, sebelum keduanya memalingkan pandangan ke arah lain.

Jania hanya mendesis, Apaansih pake liat-liat segala?!

"Jan, lo kan kemarin nggak masuk beberapa hari tuh. Kebetulan ada acara referensi buat persiapan study biru akhir bulan nanti. Tinggal lo aja di kelas yang belum bayar uang partisipasi,"

Hanbyul sang ketua kelas menghampiri Jania di tempat duduknya. Menjelaskan segalanya tentang acara yang akan di berlangsung kan sekolah beberapa pelan nanti.

Jania hanya mendengarkan sekilas, kemudian mengangguk singkat, "Berapa?"

"120 ribu sih, kalo lo belum ada uangnya sekarang besok aja gak papa kok." Sahut Hanbyul, tapi langsung disuguhi 2 lembaran uang merah oleh Jania.

"Gak ada ceritanya gue gaada duit." Cemohnya sedikit kesal. Memangnya Jania miskin apa, sampai 120 ribu aja nggak sanggup bayar. "Kembaliannya gak usah," Katanya lagi penuh penekanan.

Hanbyul tersenyum kemudian mengacungkan jempolnya, "Oke deh. Thanks.."

Setelah ketua kelasnya itu beranjak, Jania jadi berpikir sesuatu. Tentang acara study biru beberapa bulan nanti. Gadis itu ingin tahu tujuan mana yang akan menjadi referensi tour nanti. Dan juga, pasti akan banyak acara-acara khusus yang di persiapkan. Terutama penampilan dari para siswa yang berbakat.

Karena nggak masuk 5 hari, Jania ketinggalan ini informasi penting.

Taun lalu, Jania begitu exited dikarenakan dia berpartisipasi dalam penampilan dance bersama Wonny dan Daeye. Tapi untuk taun sekarang, pasti bakalan membosankan karena Jania tidak berperan apa-apa. Selain itu, dia juga nggak ada teman buat diajak barengan terus nanti.

Namun dibalik serunya kegiatan study biru, ada juga beberapa kendala yang membuat Jania kurang suka. Diantaranya ya, gadis itu harus berdesak-desakan ketika naik bis, lalu cuaca panas ketika berkumpul untuk pengumuman, dan lagi tempat tidur sebatas kasur kecil yang jauh dari kata nyaman.

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang