Ini agak panjang ya gaes;)
Kebangetan sumpah kalo kalian menikmati tanpa menghargai 🙁
Bisa dibilang, hari ini adalah hari yang cukup sial bagi Jania. Kamis laknat! Dimana masih pagi saja dia sudah mendapat apes. Terlambat 15 menit ke sekolah karena semalam kurang tidur akibat clubbing sendirian sampai jam 3 pagi. Karena ulahnya, gerbang sekolah kini sudah tertutup rapat bagi dia masuk.
"Ck! Ini satpam nya mana sih anjay, pake di kunci segala." Umpat nya sambil berusaha menggeret pintu pagar, namun tidak berhasil.
Semalas malasnya seorang Jania, ini itu baru pertama kali dia sampai datang terlambat seperti sekarang. Masalahnya peraturan sekolah itu ketat, sekali masalah terlambat saja pintu nggak bakal dibuka sampai jam istirahat kedua. Yakali Jania berdiri sampai dhuhur di pinggir jalan.
Mau bolos pun, mikir-mikir karena nggak ada temen buat diajak ke tempat sesuatu. Ke club Mama nya siang-siang begini juga bisa-bisa dia akan kena marah.
"PAK SATPAM OYY! ADA ORANG DILUAR BUKAIN DONG!!.."
Jania masih nggak menyerah. Meski tahu pintu gerbang dikunci, dia tetep aja mencoba buat mendorong sekuat tenaga.
"Jangan kaya orang gila, gak bakal ada yang denger sekalipun lo teriak pake Toa."
Jania berbalik ke arah samping, dimana di arah pojok tembok sepertinya ada Cowok yang tengah berbicara padanya.
Oh, Cowok itu, kalau nggak salah kemarin kata Daeye Jeongwoo namanya. Teman Haruto.
"Lo terlambat juga?"
"Ya menurut lo aja, orang gue diluar gini." Jawab Jeongwoo.
Jania nggak habis pikir. Ternyata Cowok ini berbeda juga seperti kebanyakan Cowok lainnya yang sudah pasti akan berucap lembut pada nya. Wah, semua temen Haruto kayaknya sama saja. Judes banget heran.
"Yaudah biasa aja kali." Balas gadis itu, "Terus ini sekarang masuknya gimana?"
Jeongwoo menatap Jania dari atas sampai bawah. Ini pertama kalinya dia berinteraksi dengan gadis primadona sekolah itu. Dari dekat memang sangat cantik sih, tapi Kenapa sih Cewek sekarang suka nya rok di pendekin,
"Gue tau gue cantik. Nggak usah ngelihat sampai segitunya," Gadis itu tersadar akan tatapan Jeongwoo.
"Gue heran sama lo. Cantik tapi nggak ada otak ya?"
"WHAT?!" Jania melotot tidak terima. Ini apaan coba Cowok ini seenaknya menghina dia.
"Lo pake rok sependek itu mau sekolah apa kontes model?" Kata Jeongwoo lagi.
Hufftt. Emang bener kalau Cowok bernama Jeongwoo ini beda dari yang lainnya. Enteng banget bisa ngomong kaya gitu di depan Jania langsung.
Seketika Jania mendadak kesal, perkataan Jeongwoo benar-benar ceplos gitu aja tanpa mikir dulu. Heran, Haruto judes mungkin karena semua temennya kaya gini.
Hendak Jania membuka mulutnya ingin marah, Tiba-tiba sebuah jaket hitam disodorkan kepada gadis itu.
"Hah? Apaan pake kasih jaket?"
"Lo mau masuk kan? Ada jalan pintas di pintu belakang, harus manjat. Lo pake itu buat nutupin sedikit paha lo," Jelas Jeongwoo.
Jania menautkan alis, "Emang ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Precociously √
Fanfiction❝Gue kenal Jania, Jauh sebelum lo kenal dia.❞ Jeongwoo and Haruto, involved with the same girl. ©𝟐𝟎𝟐𝟎 --𝐄𝐍𝐃-- ((Don't forget to vote comment pleaseee))