FOURTEEN. Awkward

361 77 4
                                    

Tiga minggu menjelang kegiatan Study Biru sekolah, Beberapa anak yang ikut berpartisipasi turut sibuk dengan segala persiapan dan latihan agar semuanya berjalan sempurna.

Tujuan tahun ini katanya sih ke Bali. Berbeda dengan tahun kemarin yang memilih padang sebagai tempat tujuannya. Kalau ke padang, biaya partisipasinya sedikit mahal sekitaran 400 ribu lebih. Lain lagi tahun ini yang cuma 120 ribu aja, dan itupun hanya nginap 1 hari.

Jania beberapa hari ini jarang banget bertemu dengan Jeongwoo beserta anteknya dikarenakan keempat Cowok itu ternyata ikut tampil dalam pementasan Study Biru nanti. Sebagai perwakilan anak band di sekolah mereka.

Sebetulnya Jania benar-benar pengen tahu kegiatan latihan acara itu di Aula sekarang. Namun berhubung dia bukan anggota partisipasi, pasti panitia nggak akan membiarkan dia masuk. Apalagi anak Osis para haters Jania.

Sekarang berhubung dua jam lagi kelasnya ada jadwal di perpustakaan, gadis itu memilih untuk datang duluan kesana barangkali dia bisa tidur beberapa menit agar tidak ikut pelajaran Sosiologi. Bodoamat perihal nilai, bagi dirinya kalau bolos itu nggak perlu setengah-setengah.

Di perpustakaan nggak terlalu ramai. Kebanyakan siswi Cewek dari angkatan yang sama kaya Jania, kelas sebelas. Cuman ada beberapa adik kelas Cowok yang kebetulan keluar lalu sempat-sempatnya menyapa Jania.

Karena suasana hati Jania sedikit baik, dia balas tersenyum pada beberapa adik kelas tampan itu. Sampai ada yang berteriak, "KAK JANIA SENYUM KE KITA ASOYY"

Setelah masuk, di meja deret pertama banyak kursi yang kosong. Tapi karena niatnya Jania ingin tidur, nggak mungkin dia menempati meja itu karena paling dekat dengan meja penjaga. Ya memang Jania nggak takut, tapi pasti rasanya tidak akan nyaman.

Jadi dia memilih duduk di meja paling akhir yang tertutupi deretan rak besar dengan tatanan buku tebal.

"Tunggu.. Lo Cewek yang waktu itu sama Haruto itu kan?" Jania tersadar ketika meja disebelahnya ada sosok Cewek yang tidak terduga.

"Oh.. Iya, kamu Jania kan?"

Jania mengangguk sekilas lalu menerka, "Siapa nama lo.. Gue lupa?"

"May,"

Bibir Jania membentuk bulat, iya-iya.. Jeongwoo memanggilnya May waktu itu.

"Gue boleh duduk di sebelah lo?"

"Iya gak papa, duduk aja."

Akhrinya setelah Jania duduk, dia malah memandangi gadis disebelahnya itu yang tengah membaca buku ensiklopedia. Entahlah, Jania kurang tahu hal begituan.

Yang ada di pikirannya sekarang adalah hanya sekedar meminta maaf pada May perihal masalah kemarin. Begini.. Sebenarnya Jania ogah, cuman karena dirinya sudah berdamai dengan Haruto, rasanya perlu juga untuk bersepakat minta maaf pada May. Karena Jania rasa, Haruto terkesan sangat membela May waktu itu.

"Gue minta maaf sih perihal masalah kemarin. Ya gue gak suka aja gitu liat Haruto terluka kaya gitu, jadi gue marah." Tiba-tiba Jania membuka pembicaraan.

May sontak menoleh, tersenyum tidak enak. "Aku nggak masalahin itu kok, justru aku ngerasa bersalah banget karena gegara aku tangan Haruto sampe luka."

"Ya iya sih, tapi kan lo bilang nggak sengaja. Jadi ya mau gimana lagi,"

May menutup bukunya, "Maka dari itu kamu nggak salah kok waktu itu marah-marah ke aku. Emang dasarnya aku ceroboh,"

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang