THREE. ACCIDENT

497 87 1
                                    

"Gila! Ini Yuna, Yuna itu siapa sih? Sering banget ngetag Haruto di post an instagram nya,"

Jania mendumel tidak jelas memandangi layar ponselnya yang terpampang akun instagram milik kelas tetangga. Dia stalker, merasa kesal karena akun itu banyak sekali asistensi Haruto.

Boro-boro bisa jalan bareng, semalam Jania coba chat saja sampai sekarang nggak dibalas sama sekali. Sekedar dibaca pun juga enggak. Gadis itu berasa uring-uringan saking kesalnya.

Ya berujung kaya malam ini, hangout seperti biasa bersama Daeye dan Woonyoung. Nggak terhitung berapa gelas yang ditenguk Jania sejak tiga jam tadi. Woonyoung dan Daeye tidak bisa menghentikan sekali sedang dalam suasana hati gundah, temannya itu akan kuat minum sebanyak apapun.

Daeye langsung merebut hp Jania, penasaran dengan apa yang dimaksud gadis itu, "Oh.. Ini Anak PMR bukan kalo nggak salah?"

"Cakep nih tuh Cewek, mantan nya Kak Han dulu tuh." Celetuk Woonyoung yang ikut penasaran.

"Bangsat lo berdua, cewek lain dipuji-puji. Gue lo jatohin,"

"Halah. Cewek kaya gini aja masa lo gabisa kalahin, bocah ingusan tuh si Yuna."

"Ya tapi dia lumayan terkenal juga bego di kalangan kakak kelas," Jelas Woonyoung tidak setuju. "Udah lo mundur aja,"

"ASU LO ANJIRR," Jania menendang kaki Woonyoung di sebelahnya.

Gadis bertinggi semampai itu hanya mendecak kesal ketika kakinya ditendang oleh Jania, "Lo mabuk njay, nendang lo kuat banget kurang ajar,"

"Udahlah balik yuk, jam satu pagi ini. Besok ada ulangan fisika, ancur udah kalo telat." Usul Daeye yang sudah bersiap sambil membawa tas kecilnya.

"Baru juga tiga jam lo,"

"Aduh, Jan. Lo kalo masih betah ya silakan aja, gue ngantuk berat mau tidur."

"Gue ngikut lo juga, mau nebeng." Pinta Woonyoung.

"Yaudah kuy Sabi,"

Dengan terpaksa Jania mengikuti saja kedua temannya itu yang niat mau pulang. Sebenarnya dia masih pengen di tempat ini, buat sekedar melepas beban pikiran dia sambil santai menikmati alunan musik. Tapi berhubung Daeye dan Woonyoung balik, Jania mau tidak mau ikut juga.

Soalnya kalau dia sendirian, bisa-bisa Cowok berhidung belang sudah pasti merapat mendekati Jania.

"Duh, bisa minggir nggak sih, gue mau lewat!" Pekik Jania ketika tubuhnya tidak sengaja di senggol oleh seorang Cowok berkemeja hitam.

Jania menatap Cowok itu bersama pasangannya yang tengah asik bercumbu panas. Dengan pandangan jijik, Jania buru-buru melewati begitu saja tanpa menggubris, Sewa kamar sana kek, gituan di tengah umum gini

Mau berjalan keluar area bar saja, rintangan lumayan banyak. Harus berdesakan di senggol Cowok-Cewek, berpapasan dengan kepulan asap rokok, melihat adu batle gadis seksi. Hmm, kelihatannya memang seru sih, cuma Jania yang masih 17 tahun takut aja mencoba hal-hal begituan.

Keluar rumah dengan pakaian seksi yang dia pake sekarang aja, rasanya kurang nyaman karena emang cuaca sedikit dingin. Untungnya Jania membawa mobil, yang didalamnya sudah di pasang penghangat suhu.

Bar yang dia datangi sekarang adalah salah satu cabang milik Mamanya, maka dari itu Jania rutin datang kemari mengajak Daeye, Woonyoung, soalnya gratis hehe.

Clubbing mulu, gimana Haruto suka ;')

"Bye gaes! See u," Daeye melambaikan tangannya setelah mereka sudah sampai di depan mobil mereka masing-masing.

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang