Sepulang sekolah sore tadi, Jania mampir sebentar di toko bunga yang ada di pertigaan jalan kecil area perkampungan.
Mamanya di rumah menitip bunga mawar putih untuk dipasang di ruang tamu seperti biasa. Dan sekarang berhubung Jania membawa mobil sendiri, dia akhirnya nyempetin diri buat mampir.
Sambil nunggu pesanannya dibuat, Jania sekedar jalan sebentar buat lihat-lihat macam-macam variasi bunga yang ada disana. Sejujurnya dia sama sekali nggak tahu jenis apa aja bunga cantik-cantik itu. Umumnya yang familiar ya cuma mawar, tulip, dahlia, sama bougenville.
"Jan,"
"Iya? Oh.. Haruto??" Jania baru sadar kalau ternyata Cowok yang ada dibelakang ngantri tadi Haruto. Udah gitu dia juga sama masih berseragam.
"Tumbenan disini?"
Jania nunjukin bunganya, "Ini, Mama gue minta dibeliin." Sahutnya, "Lo sendiri?"
"Ya beli bunga juga lah,"
"Buat siapa hayo??"
Haruto ketawa pelan, menggeleng, "Gue mau ke makam nyokap gue kali. Sekalian tadi mumpung sempat, ya jalan kaki aja."
"Oh.. Gitu ya," Jania senyum sekilas. Dia lupa kalau Haruto memang tidak mempunyai Ibu sejak masih tk. Cowok itu hidup bersama Ayah dan Ibu tirinya. Tidak jauh berbeda seperti Jania, namun setidaknya Haruto lebih beruntung karena status orangtuanya masih jelas.
"Lo nggak balik bareng Jeongwoo?"
Jania langsung sadar, "Oh.. E-Enggak,"
"Kenapa mulai lagi coba gugupnya," Kata Haruto yang bikin Jania ketawa canggung.
"Nggak kok," Elaknya, "Emm.. Btw, mau gue anter? Daripada harus jalan kaki kan?"
"Deket Jan,"
"Sama aja, deket jauh kalo jalan kaki ya tetep capek."
"Seriusan nggak papa?"
"Iya, ayo bareng gue aja." Jania berjalan duluan di depan, sambil nenteng bunga yang dibelinya.
Nggak ada salahnya kalau Jania sekedar mengantar Haruto aja. Lagipula dia juga nggak tega kalau lihat Haruto kecapekan jalan kaki. Soalnya kemarin kan baru saja sakit.
"Sakitnya udah sembuh, To?" Di dalam mobil, gadis itu memulai obrolan.
"Ini buktinya gue sekolah, ya sembuh lah."
Jania membatin dalam hati, iya juga yaa, goblok banget gue astaga.
"Maksud gue itu, ya.. Udah sembuh total apa belum gitu, kali aja masih pusing tapi lo tetep maksain sekolah." Kata Jania lagi.
"Masih pusing, tapi gue pengennya sekolah."
Jania menoleh sekilas, "Tuh kan, gue itu afal banget sama kebiasaan lo dari SMP. Udah tau sakit tapi masih aja maksa buat masuk sekolah, katanya takut gak dapet nilai."
Dan Haruto malah ketawa,
KAMU SEDANG MEMBACA
Precociously √
Fanfiction❝Gue kenal Jania, Jauh sebelum lo kenal dia.❞ Jeongwoo and Haruto, involved with the same girl. ©𝟐𝟎𝟐𝟎 --𝐄𝐍𝐃-- ((Don't forget to vote comment pleaseee))