SEVENTEEN. Kontak WA

339 79 5
                                    

Double hehe 😊
Votment juseyoo








Istirahat pertama ini, kebetulan Doyoung dan Yedam asyik bermain futsal bareng anak kelas sebelah. Permainan udah bermulai sejak setengah jam lalu, tapi masih banyak anak-anak kelas lain yang riuh datang menonton di lapangan.

Untuk kali ini, Haruto dan Jeongwoo nggak ikut bermain. Keahlian mereka kurang hebat kalau masalah futsal. Favorit keduanya sama-sama basket, saat masih kelas sepuluh mereka mengikuti ekstrakurikuler sebelum akhirnya mundur karena jadwal yang terlalu ribet dan padat.

Jadi beginilah mereka berdua sekarang, duduk berdampingan di kursi penonton namun hanya sibuk dengan pandangannya masing-masing. Daritadi belum ada satu pembicaraan pun yang terlintas, semacam ada sekat pembatas yang membuat mereka enggan berbicara duluan.

Tapi Haruto lama kelamaan juga merasa tidak enak hati jika harus berdiaman terus dengan sahabatnya sendiri. Biasanya mereka selalu klop kemanapun dimanapun, tapi sekarang satu hari saja isinya hanya sapaan 'gue duluan', udah itu aja nggak ada yang lain.

"Wuu, lo marah sama gue?" Buka Haruto berbicara sedikit keras. Pasalnya suara sekitar mereka bising dan sulit mendengar.

Tapi Jeongwoo masih bisa dengar karena memang Haruto tepat di sebelahnya, "Marah gimana?"

"Lo kaya nge diemin gue terus, ngehindar."

"Loh, bukannya lo juga?"

Seakan disambar oleh jawaban ketus dari Jeongwoo, Haruto menghela nafasnya gusar. Balik menghadap Jeongwoo lagi.

"Gue justru binggung kenapa lo yang sekarang jarang banget ngomong ke gue, jadi ya gue diem aja." Jeongwoo berkata lagi.

Haruto geleng-geleng, "Bukan gitu sebenarnya."

"Emang gue marah sama lo perihal apa?"

"May, siapa lagi?"

Dalam hati Jeongwoo sudah menduga kalau memang sikap Haruto akhir-akhir ini berubah alasannya adalah tentang dekatnya anak itu dengan May.

Jeongwoo tenang dulu.

"Lo deket sama May?"

Haruto menggigit bibirnya, melirik Jeongwoo intens, "Gue tau kok lo sayang banget sama May, jadi gue ngerasa nggak enak kalo gue tiba-tiba dekat sama mantan temen gue sendiri."

"Gue nggak masalah Haruto. Kalo kalian sama-sama nyaman, kenapa harus jauhan? Kalian berdua kan deket dari kecil. Gue fine aja kok, asal lo bisa jaga May baik-baik."

"Sekarang gue nanya, gimana perasaan lo kalo tiba-tiba gue sama May pacaran??"

Jeongwoo diam sebentar, setelah mengatur ekspresi wajahnya, Cowok itu berdehem, "Biasa aja. Gue seneng kalo May justru bisa bareng sama lo. Setidaknya ada yang memperlakukan May dengan baik meski itu bukan gue."

"Gue beneran ngerasa bersalah kalo bikin lo patah hati." Desah Haruto.

Jeongwoo sedikit ketawa, "Apaansih lo? Alay banget, santai aja kali"

"Gue cuma deket kok sama May. Masih belum ada cela kalaupun gue pacaran sama dia. Dan gue masih bisa lihat, dia kayaknya sayang banget sama lo," Ungkap Haruto dengan raut seriusnya.

Padahal lapangan sekarang lagi ramai-ramai nya, tapi Haruto Jeongwoo beneran terhanyut dengan pembicaraan serius mereka tanpa terkecoh suara lain.

"Ada-ada aja, udah putus kita," Tukas Jeongwoo.

Haruto malah mendesis, "Lo sendiri masih suka kan sama May? Biar gue bantu kalian bisa balikan kaya dulu." Celetukan nya membuat sang lawan bicara menyerngit.

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang