Hujan lebat mendadak menjadi penghambat Jeongwoo dan Jania yang masih berada di perjalanan pulang menuju rumah gadis itu.
Awalnya mereka memilih untuk nekat menerobos hujan yang awalnya masih rintik-rintik. Namun pada akhirnya hujan justru terus turun terlalu deras, sampai keduanya hampir basah kuyup.
Tapi berakhirlah sekarang Jania di rumah Jeongwoo. Daerah rumahnya lebih dekat, jadi setidaknya Jeongwoo ajak Jania neduh di rumah sebentar, tunggu hujan reda baru bisa nganter pulang.
Jania setuju aja dengan ajakan Jeongwoo. Daripada mereka malah persis orang mandi di jalanan.
"Bentar gue naruh motor dulu,"
Ucapan Jeongwoo nggak di dengar Jania karena lagi sibuk mengibaskan seragamnya yang setengah basah gara-gara hujan. Dia ngelepas tas ranselnya, mencari keberadaan tisu.
"Percuma gak bakalan kering. Masuk aja ayo, gue pinjemin baju punya Inha," Kata Jeongwoo saat melewati Jania yang mengelap seragamnya pakai tisu.
"Inha siapa?"
"Adik gue,"
Jania mengangguk, "ini gue sama lo keadaan basah, gapapa masuk rumah?"
"Iya, ayo"
Jeongwoo sudah ada di ambang pintu, tapi Jania masih enggan melangkahkan kakinya masuk. Dia sedikit ragu karena ini pertama banget Jania masuk ke rumah orang lain, apalagi notabennya teman cowok.
"Gue sungkan Wuuu, ada orangtua lo? Berarti pak dokter juga ada dong??" Tanya Jania.
Jeongwoo menghela, "Ayah jam segini belum balik. Udah masuk aja, mau mati kedinginan?"
Jania mencebikkan bibirnya, lalu melangkah maju mendekati Jeongwoo, hanya satu langkah, "Ada siapa aja di rumah lo?"
Tentu saja Jeongwoo makin kesal, saking gregetnya langsung menarik tangan Jania masuk, "Gue udah basah gini, lo ribet banget Jan,"
Dan mereka berdua sampai di ruang tamu, langsung disambut dengan adik Jeongwoo yang lagi minum teh di sofa sambil baca majalah. Yang pas Inha kaget waktu matanya mendapati si Kakak yang datang tidak sendirian, gandeng Cewek malahan.
"WAHH BAWA CEWEK BARU KE RUMAH NIH"
Jeongwoo gelagapan, spontan dilepas tangannya yang narik Jania. Sementara gadis itu, menatap Jeongwoo kaget.
"IHHH CANTIK BANGET PACARNYA,"
Jania yang dipuji pun malu sendiri di tempat, hanya bisa tersenyum kikuk aja. Ternyata Cewek berambut sebahu itu yang dimaksud adik Jeongwoo, tapi kelihatan banget anaknya hiperaktif.
"Hai hehe," Sapa Jania. Dia melirik Jeongwoo, minta isyarat 'ini gimana??'
"In, pinjemin dia baju lo ya, terserah apa aja." Jeongwoo to the poin, malas sekali menanggapi adiknya satu ini.
"Oh, iya-iya. Emang kalian pacaran darimana sampe pulang kehujanan gini,"
Jania mengeleng.
"Temen, In. Udah jangan banyak omong!" Ketus Jeongwoo.
Kebetulan Bunda Chaeyoung lewat di ruang tamu dan ngelihat Jeongwoo dalam keadaan kehujanan. Ada seorang Cewek juga yang Chaeyoung nggak kenal. Dikiranya May, tapi dari warna rambutnya ternyata bukan.
"Temenmu yaa?" Celetuk Chaeyoung.
Mendengar suara sang Bunda, Jeongwoo bergegas mendekat lalu salim. "Tadi di perjalanan hujan deres, jadi aku bawa aja biar nunggu reda."
Sementara Jania diam membeku saat melihat kehadiran Bunda Jeongwoo, binggung harus bersikap kaya gimana. Nyapa? Salim? Atau gimana ini anjirr, otak Jania berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precociously √
Fanfiction❝Gue kenal Jania, Jauh sebelum lo kenal dia.❞ Jeongwoo and Haruto, involved with the same girl. ©𝟐𝟎𝟐𝟎 --𝐄𝐍𝐃-- ((Don't forget to vote comment pleaseee))