SIX. Broken night

414 81 6
                                    



"Jan, tadi kamu bolos pelajaran?"

Jania baru melangkah masuk kedalam pintu rumah kini berhenti sebentar ketika sang Papa tengah duduk di seberang sofa.

"Iya, Pa. Jania ada masalah," Jawabnya terus terang.

"Tumben ada masalah, biasanya juga kamu biasa aja."

Jania menutup pintu rumahnya lalu melangkah maju kearah tangga, "Papa sendiri tumben di rumah? Biasanya juga sebulan sekali baru pulang,"

"Ada urusan di rumah, jadi sekalian." Jelas Hwang Chajon, nama asli Papa Jania.

Jania hanya mengangguk. Dia sudah terbiasa dengan ketidakhadiran Mama Papa nya di rumah. Jarang sekali mereka berkumpul. Bahkan hampir dua tahun ini tidak pernah. Terkadang juga gadis itu heran, apa gunanya Papa dan Mama nya menikah kalau bertemu seminggu sekali saja jarang, dan lagi tidak tinggal di atap yang sama.

Apa gunanya juga Jania diadopsi sebagai anak? Rasanya sama saja dia seperti hidup sendirian tanpa seorang pun.

"Papa udah makan?" Tanya Jania ketika sudah hampir tiba di lantai atas.

Chajon mendongak melihat putrinya, "Udah, Barusan order McD. Kalo kamu mau masih ada di dapur, Sisa banyak."

"Oke," Sahut Jania sekenanya.

Lalu setelah dia tiba di depan kamarnya, dengan cepat dirinya menerobos masuk. Mengunci pintu dan melempar tas ranselnya asal kearah tempat tidur.

"Cek hp ah, kali aja Haruto update sesuatu."

Sebenarnya gadis itu sedikit enggan untuk mencari sesuatu tentang segala hal yang berhubungan dengan Haruto. Jujur, Jania capek jika terus berharap serta merta berjuang sendirian. Derajat Jania yang seharusnya bukan seperti ini. Namun Haruto, justru mampu membalik segalanya.

Begitu hp nya menyala, rasanya Jania ingin jungkir balik ketika mendapati status terbaru dari Cowok itu.

Dari videonya sih, sepertinya sedang nongkrong bersama dengan para antek-anteknya. Soalnya, sekilas Jania melihat Jeongwoo di samping Haruto.

Kalau begini, Jania jadi rindu jalan-jalan bareng Daeye dan Woonyoung. Biasanya setiap habis maghrib gini, mereka bakal pergi ke mall dan tengah malamnya baru mampir ke club. Tapi sekarang kondisinya bukan seperti kemarin lagi.

[GooAn ab story Cafe]

Huhu, Jania berasa pengen nyusul aja kesana.

Tapi Jania harus berpikir, kalaupun dia datang kesana, buat apa juga? Dia juga nggak ada teman untuk diajak. Mana mungkin dia duduk sendirian di deretan meja kafe yang pasti sudah jelas ramai pengunjung.

Tapi sungguh, Jania itu tipe anak yang paling nggak bisa jika hanya diam di rumah saja. Paling enggak, keluar sampe jam sepuluh malam itu wajib demi mengusir kebosanan di rumah.

Jania binggung.

"Yaudah deh kesana aja sekalian makan, bosen nyemil McD mulu," Katanya sambil berjalan cepat menuju kamar mandi.

Prinsip Jania adalah bodo amat. Jadi mau nanti disana sendirian kaya orang kuper atau dikira jomblo ngenes apalah. Yang penting, ada peluang buat ketemu Haruto.



🌺🍁🌼💙




Sampai di kafe, hasilnya zonk.

Suasananya ramai banget. Banyak meja yang semuanya hampir terisi penuh. Sehingga nyari keberadaan Haruto juga sedikit sudah karena kerumunan dan luas kafe yang banyak meja dari bagian outdoor atau indoor.

Precociously √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang