I'm Fall

11.7K 601 5
                                    

Attention

Jika terdapat kesamaan waktu atau tempat dalam cerita itu hanyalah kebetulan saja.

-Lunarica-

"Naruto ...,"

Naruto terbangun di tempat yang sepi, hanya ruangan kosong sepanjang mata memandang.

"Naruto ...,"

Samar-samar suara yang ia rindukan mengalun melewati gendang pendengarannya, Naruto rindu suara itu, dia sangat rindu.

"Ibu!" Naruto berteriak, dibalas hembusan angin yang menggoyangkan surai pirang miliknya.

"Naruto ...," disampingnya, Kushina berdiri sembari tersenyum keibuan,dengan tangan terentang ingin memeluk putranya.

Tes ....

Satu bulir air mata keluar dari kelopak mata shappire itu. Ia memeluk ibunya dengan erat. Melepas rasa rindu.

"Ibu, kenapa Ibu meninggalkan Naru?" Kushina mengelus surai putranya dengan sayang, mata nya memancarkan kelembutan melihat anaknya menangis tergugu seperti ini.

"Naru dengarkan Ibu," Kushina menangkup wajah kecil Naruto, memperlihatkan wajah kemerahan yang penuh air mata, "sayang, Ibu tidak meninggalkanmu."

"Ibu, bohong!"  bantah Naruto.

"Tidak sayang, lihat Ibu," Naruto memperhatikan wajah cantik keibuan Kushina, jemari rampingnya menunjuk di dadanya, "Ibu tidak meninggalkanmu, jika kamu rindu cukup sentuh dadamu. Disana ada Ibu yang selalu hidup dan mendengarkanmu."

Naruto menggeleng keras, ia bukan anak kecil yang mudah dibohongi.

"Ibu bohong, Ibu tidak mencintai Naru, Ibu meninggalkan Naru sendirian."

Senyum Kushina semakin mengembang, surai merah yang berbanding terbalik dengan putranya itu berkibar oleh angin.

"Sayang, tidak ada Ibu yang meninggalkan anaknya berjalan sendirian. Cukup percayai dirimu sendiri, Ibu akan selalu disini menemanimu sampai dewasa."

Kring... Kring... Kring....

Naruto membanting pelan alarmnya. Ia duduk dan menguap, memperhatikan ruangan remang-remang yang sedikit terbias cahaya matahari pagi.

Itu tadi mimpi indah Naruto, bertemu Ibu yang meninggalkannya lima tahun yang lalu dan membuat luka itu selalu membekas di dalam hatinya.

Naruto meraih gelas berisi air putih di meja nakas dan menegak sekali minum. Ia ingin menenangkan perasaannya dahulu lalu berdiri dan melangkah menuju kamar mandi dengan terhuyung.

"Ohaiyo, Naru-chan." Naruto baru saja membenarkan posisi jam tangan cokelat yang menempel di pergelangan tangan sebelum tersenyum singkat pada gadis yang sangat mirip dengannya yang sedang sibuk menyiapkan piring di meja makan, hanya senyum itu tidak mencapai matanya.

Naruto tidak menghiraukan Naruko yang mengajaknya sarapan, dan melenggang santai menuju halaman rumah, ia memakai sepatu putih sekolah dan menyandang tas hitam dengan wajah malas.

"Sudah mau berangkat tuan muda?" tanya Darui, bodyguard sekaligus tangan kanan ayahnya, Namikaze Minato.

"Mn, menunggu Naruko?" tanya Naruto basa-basi. Darui mengangguk sekilas lalu Naruto mengucapkan selamat tinggal dan berjalan menuju pemberhentian bus.

Walaupun keluarganya cukup berada. Namun, Naruto tidak pernah meminta hal-hal yang berlebihan pada ayahnya, ia terbiasa hidup mandiri sejak kecelakaan yang menewaskan Ibunya.

Sejak saat itu juga keluarganya lebih memperhatikan Naruko, saudara kembar dan juga kakaknya. Mereka tidak mau kejadian Kushina juga menimpa putri satu-satunya dalam keluarga Namikaze itu yang membuat hidup Naruto berubah drastis.

Dirumah, ia bukanlah pria lembut dengan senyuman mentari lagi, semua orang juga sangat dingin padanya. Seakan dia hanyalah pelengkap keluarganya. Hatinya bahkan sudah mati untuk memperlakukan Naruko dan Minato selayaknya keluarga lagi.

Naruto duduk di bus barisan kedua dan menatap kota Konoha yang melintas dalam matanya, jemari rampingnya mengetuk lengan kiri berirama dengan wajah yang sangat dingin.

"Boleh duduk?" tanya seseorang yang memecahkan lamunan Naruto. Namun sebelum ia menjawab, seorang lelaki dengan rambut hitam yang dikuncir bak nanas sudah duduk dan memejamkan matanya.

Naruto melihatnya sebentar sebelum membuang muka untuk melihat jendela lagi.

"Kamu anak baru, Konoha High School?" Naruto melihat lelaki di sebelahnya lagi karena ia berbicara padanya.

"Bukan." Jawab Naruto singkat.

"Oh, kenapa aku tidak pernah melihatmu kalau begitu? ah ya, namaku Shikamaru Nara, salam kenal."

Naruto mengernyitkan dahi bingung, Shikamaru ini kenapa SKSD dengannya. Namun, Naruto segera menggeleng untuk mengusir pikiran liarnya.

"Oh, namaku Naruto Uzumaki." Shikamaru menggumam sebagai jawaban, matanya terus terpejam setelah perbincangan singkat itu dan Naruto kembali melihat pemandangan Konoha.

"Kamu kelas mana?" tanya Shikamaru setelah sampai di depan gerbang sekolah.

"Aku dikelas sebelas B," jawab Naruto.

"Oh ternyata kita sekelas, jangan-jangan kamu yang dijuluki 'Absence king' itu?" memang Shikamaru dan yang lain mendengar bahwa ada teman sekelas mereka yang tidak pernah masuk selama hampir dua tahun pelajaran. Bahkan para guru yang mengajar juga sudah malas membacakan namanya ketika presensi, membuat semua siswa lupa pada temannya itu.

"Tidak benar," Naruto menggeleng, membuat surai pirangnya bergerak berirama, "aku berada dalam kelas khusus."

Naruto tidak bohong, ia terlalu malas berinteraksi dengan orang lain lalu meminta Minato untuk memberinya kelas khusus yang artinya hanya dia sendiri yang belajar. Walaupun begitu, nilai Naruto selalu memuaskan dan melebihi nilai teman setingkatnya, kemampuan Naruto dalam menyerap pelajaran memang sangat cepat, bahkan di kelas dua ini, ia hampir tidak pernah belajar bersama guru lagi karena semua materi sudah hafal diluar kepalanya. Kadang dia belajar hanya untuk pelajaran praktek saja.

Walaupun begitu, bukan berarti Naruto dapat seenaknya membolos, dia kadang belajar mandiri materi kelas tiga di Perpustakaan, apa yang membuatnya tidak dikenali adalah karena nilainya tidak pernah terpampang secara publik sehingga orang lain tidak tau tentang keberadaannya.

"Oh ternyata kamu siswa kelas khusus," Shikamaru mengangguk-anggukan kepalanya.

"Begitulah."

"Hm, ya sudah kalau begitu, lain kali jika ada apa-apa kamu bisa menemuiku, jangan ragu, bagaimanapun juga kamu keluarga kelas sebelas B." Shikamaru menepuk pundak Naruto dan berjalan melenggang menuju kelas, sedangkan Naruto menuju Perpustakaan yang selama ini menjadi "kelas" nya.

Konnichiwa, ini FF pertama Lunarica , semoga kalian suka😄Jangan lupa add ke library ya^^

09/06/2020

-Lunarica-

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang