Sasuke menatap dengan ekspresi tidak percaya. Memang, beberapa waktu lalu perusahaan ayahnya sedang bermasalah dengan kasus pencurian data dan pembunuhan staff namun, ia tidak menyangka jika pelakunya sangat dekat dengannya.
"Kamu-""Bohong? Sasuke ... Sasuke apa perlu aku membuktikannya? Kamu seharusnya membenciku sekarang. Lupakan tentang perasaanmu, semua ini-" Naruto berbalik memunggungi Sasuke, "hanyalah permainanku."
Sasuke diam dan terkejut dengan informasi yang ia dapat. Ketika ia sadar Naruto telah pergi, meninggalkan, mencampakan bahkan menipunya.
•
Disisi lain, Naruto berdiri di tepi jembatan dengan topeng neko pada tangan kanannya. Iris shappire nya menerawang jauh pada garis oranye yang tenggelam diujung sana.
Naruto sadar jika Tsunade menolaknya pergi ke markas karena masalah perusahaan Uchiha namun, bukan ia pelakunya, Naruto melakukan hal tadi pada Sasuke hanya agar dia menyerah.
Naruto menghela nafas kasar dan mengembalikan topengnya ke tas lalu menelpon seseorang diujung sana.
"Nii, bisa bertemu denganmu?"
"......"
"Oke."
Naruto menutup panggilannya dan merapatkan jaketnya. Ia memandang sekali sungai dibawah kakinya sebelum tersenyum kecut.
"Mungkin aku tidak akan kembali kesini bukan?"
•
Sasuke pulang ke mansion Uchiha dengan wajah tertekuk. Debaran khawatir dalam dadanya tidak bisa ia kendalikan. Ia takut apa yang Naruto ucapkan benar, jika itu terjadi maka sebuah kesialan bagi Sasuke yang tidak bisa membencinya.
"Oh, Sasuke," panggil nyonya Uchiha yang sedang melihat lihat majalah ditangannya. Ia berdiri dan memeluk putra bungsunya itu.
"Ibu," jawab Sasuke lemah.
Nyonya Uchiha merasa ada yang tidak beres dengan putranya, instingnya sebagai Ibu memang sangat tajam jika menyangkut kedua putranya.
"Sasuke, ada apa?" tanya nyonya Uchiha. Ia membawa tubuh Sasuke yang pasrah ke sofa, mendudukannya dan memanggil pelayan rumah untuk mengambilkannya air putih.
Sasuke lebih sadar ketika ia habis menegak minumannya.
"Ibu, Ayah mana?" tanya Sasuke.
"Dia di atas, kamu mau bertemu dengannya?" tanya nyonya Uchiha dan langsung diangguki putranya.
Tidak lama Fugaku turun dengan kemeja putih yang dua teratasnya tidak terkancing. Wajahnya kusam dan lebih menua beberapa tahun. Sasuke sedikit lega melihat Ayahnya berperilaku lebih normal daripada kebiasaan masa lalunya yang berusaha menjadi manusia superior.
Fugaku merebahkan tubuhnya di sofa. Ia terlihat stress dan memijat pelipis untuk menenangkan sarafnya.
"Ada apa, nak?" tanya Fugaku dengan suara bariton.
"Ayah-" Sasuke mengepalkan tangannya di atas paha, "aku... Aku ingin memutuskan pertunangan ini." Ucap Sasuke, tekadnya sudah bulat sedemikian rupa walaupun Naruto telah mencampakkannya. Setidaknya, ia tidak akan hidup dalam lingkaran pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO ONE LOVE ME [SASUNARU]
Fantasy[Part lengkap-Belum direvisi] Uzumaki Naruto terjatuh dalam lubang kesepian. Baginya bernafas adalah cara mengakhiri hidup, tidak ada yang mencintainya, walaupun hanya satu orang. Disclaimer: Masashi Kishimoto Attention!!! Memiliki konten BxB, Yaoi...