29

2.4K 217 3
                                    

Suara cicit burung kecil menjadi teman pengantar Naruto ke sekolah, ia berjalan ringan mengingat hari ini akan diadakan ujian kenaikan kelas ia sedikit waswas, ia khawatir nilainya memburukdan dia mengkhawatirkan nilai Hinata juga jadi jelek, jika itu terjadi maka semua adalah salahnya.

Naruto berjengit kaget tatkala pipinya ditempeli sesuatu yang dingin. Ia menoleh dan mendapati wajah Sasuke.

"Kenapa raut wajahmu jelek?" Sasuke menyerahkan minuman dingin pada Naruto yang sudah ia buka terlebih dulu.

"Memang kamu tidak khawatir, hari ini kita ujian." Naruto menegak minumannya. Sejak Sasuke menyatakan perasaan dan terus menempelinya Naruto sedikit membuka hati. Ayolah siapa yang tidak berdebar-debar jika setiap hari di goda seperti itu?

Sasuke tidak menjawab dan mengaitkan jemarinya dengan tangan Naruto. Ia berusaha menghangatkan tangan Naruto yang dingin.

"Tidak, karena aku punya alasan untuk tidak tinggal kelas. Jika aku jadi juniormu maka itu akan memalukan kan?" jawab Sasuke ringan namun mampu membuat hati Naruto menghangat dan merasa lebih baik.

"Ahem, lepaskan, ini ditempat umum." Naruto ingin menarik tangannya. Mereka berjalan hampir masuk gerbang sekolah dan tidak lucu jika orang lain melihat dua pria dewasa saling berpegangan tangan.

Sasuke mengerucutkan bibir tidak mau dan membawa tangan Naruto ke saku hoodie yang ia pakai, sekarang jarak antara mereka telah terhapuskan. Sasuke dan Naruto berjalan hampir berdempetan.

"Begini lebih baik?" tanya Sasuke.

"Baik pantatmu!" Naruto membatin. Posisi mereka malah lebih ambigu dari sebelumnya namun, Naruto tidak menolak kelakuan Sasuke. Ia menyunggingkan senyum simpul dan membiarkan Sasuke tetap memegangi tangannya didalam saku.

Ujian pada hari pertama sudah berakhir. Naruto merengangkan tangannya diatas kepala, ia yakin nilainya akan tetap stabil.

"Naruto kun." Naruto berbalik dan tersenyum melihat Hinata datang. Ia menyerahkan minuman dingin padanya.

"Bagaimana ujianmu?" tanya Naruto sembari membuka tutupnya. Hubungannya dengan Hinata semakin membaik hari demi hari dan Hinata juga tidak canggung seperti dulu sehingga hubungan mereka lebih rileks.

"Tidak terlalu buruk. Aku yakin karena Naruto kun sudah mengajariku."

"Baguslah kalau begitu."

Naruto mengemas tasnya, keluar dari Perpustakaan bersama Hinata yang mengekori dibelakangnya.

"Naruto kun, sesudah ujian selesai, ayo aku traktir," ajak Hinata.

"Aku juga."

Hinata dan Naruto berhenti ketika mendengar suara yang mereka kenal. Dibelakang mereka Kiba, Choji dan Shikamaru mengangguk setuju juga.

"Kamu salah tempat untuk mengatakannya," bisik Naruto, Hinata berubah cemberut melihat ketiga orang pengganggu ini.

"Tidak. Aku tidak mengajak kalian," tolak Hinata.

"Owowow, Choji lihatlah, dia hanya ingin berduaan dengan Naru," Kiba menyeringai jahil sembari menyikut Choji disebelahnya.

"Um, Hinata, jangan menggoda Naru kami. Dia masih suci." Kiba tertawa mendengarnya sedangkan Naruto geleng-geleng kepala tidak berdaya.


Naruto menutup pintu dibelakangnya  terkejut melihat Naruko dan Minato tengah duduk di sofa dengan wajah rumit.

"Naruto, kemari sebentar," ucap Minato tanpa mengalihkan pandangannya.

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang