30

2.7K 234 1
                                    

Naruto diam ketika mengerjakan soal ujian. Pikirannya terbang kemana-mana hingga waktu tersisa beberapa menit pun hanya setengah lembar yang sudah terisi.

Ketika dering tanda selesai ujian berbunyi, Naruto segera mengemas tas dan ingin pergi secepatnya dari sekolah.

Naruto mengendap-endap bagai pencuri, matanya dengan awas mengawasi sosok pria berambut pantat ayam.

Siasat Naruto sebenarnya cukup bagus namun dia tidak memperhatikan belakang tubuhnya yang sudah diikuti dari tadi.

"Naruto," Sasuke mengangkat satu alisnya, menatap aneh pada Naruto yang menegangkan tubuhnya. Naruto mengambil ancang ancang ingin lari namun pergelangan tangannya sudah di pegang erat.

"Ow... Ow... Lepas teme," rintih Naruto namun Sasuke hanya mengendurkan pegangannya. Ia menarik paksa Naruto menuju mobil dan mengunci si rambut kuning itu didalam.

"Kenapa, ingin kabur?" tanya Sasuke menatap iris shappire Naruto.

"Sialan, lagian aku melakukan hal seperti itu bukan urusanmu, oke?" elak Naruto tidak terima namun, ia tidak dapat melakukan hal lain selain menundukkan kepala karena Sasuke meng-intimidasi melalui matanya.

"Ayo bicarakan hal semalam," ucap Sasuke sesudah puas menatap wajah Naruto.

"Ck, apa lagi yang harus kita bahas?!" seru Naruto. Ia kesal jika mengingat Sasuke akan segera resmi menjadi tunangan saudaranya. Perlahan ada garis panjang berdarah dalam hatinya.

"Naruto, pertunangan itu bukan aku yang memilih, kamu kira aku tidak kesal? Ya, semua itu hanya permainan antara ayah kita." Balas Sasuke yang berusaha berkata sehalus mungkin.

"Aku—" Naruto mengepalkan jemarinya ke dalam genggaman, pusing yang amat berat tiba-tiba ia rasakan.

"Naruto, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Kenapa kita tidak bisa bersama? Aku akan mengatakan pada ayahku pertunangan kami harus berakhir," Sasuke menjawab. Jari jarinya memegang kuat setir mobil dan pandangannya jatuh pada sosok disebelahnya.

"Tidak—kamu gila atau apa?! Naruko menyukaimu apa kamu tidak tau itu?!"

"Lalu, bagaimana denganmu?" tangan Sasuke terangkat dan memegang rahang Naruto, mengelusnya pelan lalu membalikkam wajahnya hingga mereka berdua berhadap-hadapan.

"Kamu menyukaiku?" bisik Sasuke.

Naruto terdiam, ada getaran menyebalkan dalam hatinya yang tidak bisa ia katakan. Ia mengigit bibir bawahnya dengan gelisah.

Sasuke menyapu rahang Naruto hingga berhenti di sudut bibirnya. Ia meraih bagian belakang kepala Naruto dan wajahnya mendekat. Ia melihat Naruto terkejut namun perlahan menutup matanya. Ia juga melakukan hal yang sama hingga kedua bibir mereka menyatu.

Awalnya Sasuke hanya menempelkannya. Ia hendak melepas tautan namun Naruto menggerakan sedikit bibirnya. Sasuke terkejut namun ia segera mengerti. Perlahan kedua bibir itu bergerak penuh keinginan. Sasuke memperdalam ciuman mereka dan membawa kedua tangan Naruto bersandar pada bahunya.

Ada kupu-kupu berterbangan dalam kedua perut mereka. Jantung keduanya hampir meledak. Sasuke mempertahankan gerak mereka agar tidak terburu-buru dan tidak lama Naruto menjauhkan wajahnya yang semerah tomat. Ia mengambil nafas banyak banyak.

"Apa itu tadi?" tanya Sasuke pelan. Ia meraih tangan Naruto dan menautkan kedua jari mereka.

Naruto tidak menjawab, ia merasa sangat malu karena memprovokasi tindakan Sasuke lebih jauh namun hatinya merasa geli, perasaan suram yang ia rasakan seketika hilang bersama kesenangan mereka tadi.

Naruto tidak dapat melakukan apapun, dengan salah tingkah ia membuka pintu mobil namun masih terkunci.

"Bu—Bu... Ka." Ujar Naruto tergagap, suaranya yang berat bercampur serak terasa seksi di pendengaran Sasuke.

Sasuke menarik tangan Naruto dan menempelkan bibir mereka lagi.

Naruto berusaha mendorong bahu Sasuke namun tidak terduga kekuatan pemuda raven itu lebih besar darinya maka tubuhnya merasa lemas lagi dan ia hanya berpegangan bahu Sasuke.

Sasuke melihat Naruto tidak lagi memberontak dan menggerakan bibirnya, ia mencoba menjilat bibir Naruto dan mendadak si surai kuning itu berjengit kaget.

"Ap—Apa yang kamu—Umhhh—" Naruto tidak dapat melanjutkan ucapannya tatkala Sasuke meraih belakang kepalanya. Mulut Naruto terbuka karena terkejut pun menjadi sasaran Sasuke. Ia masuk dan mengobrak-abrik bagian dalam mulut Naruto.

Ciuman mereka sangat panas dan saling menginginkan, lidah Sasuke menari-nari, menyentuh semua bagian dalam mulut Naruto.
Naruto tidak berdaya dan hanya bersandar pada Sasuke. Ia tidak dapat mengimbangi ciuman pemuda raven yang ganas namun terasa putus asa itu.

Keduanya menjauhkan wajah ketika Naruto kehabisan nafas. Wajah keduanya terlihat merah dan acak-acakan. Kedua tangan Sasuke masih memegang wajah Naruto dan benang saliva terbentuk ketika keduanya mengakhiri ciuman mereka.

"Naru—aakhh—" ucapan Sasuke terhenti ketika Naruto meninju perutnya dengan keras sehingga bagian perutnya mendadak sakit melilit.

"Brengsek, siapa yang mengijikanmu berbuat begini, HAH?!" sentak Naruto emosi. Padahal dalam hatinya ia hanya ingin mengakhiri hubungan mereka yang bahkan belum dimulai dengan ciuman ringan namun, siapa sangka hal itu membangkitkan sesuatu dalam diri Sasuke?
(Makanya jan maen maen sama teme, ntar kesabaran dia habis kamu di afagsksn lagi)

"Naruto—-ugh, dengar. Aku begini karena aku putus asa. Jangan marah, ini adalah tanda bahwa aku mencintaimu."

"Cinta, cinta, cinta, apa hanya itu yang terpikirkan olehmu?! Apa kamu pikir cinta serumit dan tidak masuk akal begini. Fuck!" Naruto meraung, perasaannya merasa bersalah pada Naruko karena Naruto merasa menjadi pengacau hubungan keduanya.

"Naruto, tidak ada lagi kata-kata untuk menggambarkannya. Percayalah, perasaan kita  tidak boleh serapuh itu."

Keduanya terdiam cukup lama hingga Naruto membuka mulutnya.

"Buka pintunya," ucap Naruto pelan.

"Aku antar," jawab Sasuke.

"Tidak. Buka pintu mobilnya. Sekarang!" ucap Naruto penuh penekanan. Wajahnya menjadi sedingin es seribu tahun yang mampu menghancurkan lawan hanya dengan tatapannya. Sasuke tidak dapat melakukan apapun lagi dan menghela nafas. Membiarkan Naruto pergi.

"Tsunade sama—"

"Jangan membohongi kami lagi Minato san, aku tau rahasia apa yang kamu sembunyikan dari Naruto."

Naruto menghentikan langkah ketika mendengar suara rendah dari dalam ruang kerja ayahnya. Ia jongkok dan menempelkan telinga.

"Tsunade sama, bagaimanapun semua ini telah terjadi bertahun-tahun yang lalu." Naruto mengenal suara milik Minato ini namun, Naruto mengernyitkan dahi ketika mendengar suara Ayahnya penuh dengan frustrasi.

"Jika sudah bertahun-tahun maka kamu akan menyembunyikan dari Naruto? Minato sama, dia putramu. Dia ber-hak tau apa yang terjadi pada Kushina bukanlah kecelakaan."

Alis Naruto berkerut mendengarnya. Ia sudah lama curiga bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Minato tentang kematian Kushina namun, ayahnya selalu menolak menjawabnya.

Naruto masih tertekan dengan pertengkaran antara dirinya dan Sasuke. Ia tidak berpikir panjang dan masuk ke ruangan. Mengejutkan kedua orang didalam yang sedang duduk bersitegang.

"Aku disini, apa yang akan ayah jelaskan?"

10/07/2020

-Lunarica-

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang