8

3.2K 363 20
                                    

Waktu yang dihabiskan Naruto terasa sangat cepat. Ia mendengar suara bel berbunyi rendah diluar sana, menandakan waktu istirahat. Namun, Naruto masih sibuk dengan bahan ditangannya. Ia tidak peduli bahwa lab ini sangat hening tanpa suara. Naruto menyukai tempat yang tenang jadi dia tidak keberatan.

Naruto masih mencampur bahan satu dengan yang lain sembari menganalisis hasil pratikum mikroskopnya. Ia ingin memberikan hasil terbaik pada Orochimaru.

Drt... Drt... Drt....

Ponselnya berbunyi didalam saku jas. Naruto mengambil dan melihat chat group yang ribut mencarinya, ia membalas singkat kalau dirinya masih di lab dan akan makan bekal dari rumah, maka setelah itu Naruto kembali tenggelam dalam kegiatannya.

Sasuke mencari keberadaan Naruto, ia berjalan menuju Perpustakaan namun hening yang ia temukan. Ia memandang ke arah lain dengan bingung.

Tidak ada yang tau kenapa Sasuke melakukan hal konyol seperti itu. Ia merasa dirinya suka menempel pada Naruto namun ia nyaman dan mengabaikan kalau dia dan Naruto dalam gender yang sama. Jatuh cinta? Tidak. Sasuke belum dalam tahap seperti itu. Dia hanya merasa gelisah ketika memikirkan sosok Naruto. Ia berpikir bahwa Naruto perlu ia jaga juga menemaninya.

Sasuke merapikan poni yang bergantung di wajah, ia melangkahkan kaki jenjangnya ke kantin. Ini adalah pengalaman pertamanya mengunjungi tempat seramai kantin. Ya, sudah hampir dua tahun Sasuke sekolah dan ia tidak pernah menyentuh kantin. Biasanya ia akan menyibukan diri di ruangan Osisnya. Minum, makan? Ah tinggal melambai dan para gadis akan datang dengan tangan penuh makanan dan minuman.

Bisik-bisik terdengar begitu sosok Sasuke yang menjulang berjalan melewati mereka. Gadis-gadis ada yang tersentak tertahan dan juga saling bergosip, siapa sebenarnya yang tengah dicari pangeran sekolah ini? Tentu mereka akan merasa aneh, atau mungkin kecewa kalau tau yang dicari adalah Naruto yang tidak mereka kenal dan itu laki-laki.

Mata hitam Sasuke mengabaikan riuh rendah disekitarnya. Ia menyisir semua tempat dan tidak menemukan sosok berkepala kuning itu, Sasuke menghela nafas pelan dan hampir meninggalkan kantin sebelum melihat tiga orang yang ia tau kenal dekat dengan Naruto.

Sasuke melangkahkan kaki menuju meja dekat dinding dan berdiri dihadapan Kiba, Shikamaru dan Choji. Mereka hanya saling melempar pandangan.

"Oh, ada apa ketua?" tanya Kiba memecah keheningan. Disekitar mereka semua siswa sudah memasang telinga tinggi-tinggi untuk mendengar jawaban pria tampan berkharisma itu.

"Dimana... Naruto?" tanya Sasuke perlahan. Ia merasa tidak benar menanyakan hal itu pada mereka tapi Sasuke mengabaikan dan menekan perasaannya.

"Oh, dia ada di lab, praktik." Jawab Choji yang sibuk mengunyah keripik kentang ditangannya sedangkan Shikamaru menatap dirinya seperti sedang menilai.

"Oh, ya." Langkah Sasuke berbalik dan melangkah menunju lab, tiba-tiba ia merasa sedikit gugup namun tidak bisa menjelaskannya. Apakah terlalu aneh pria menanyakan teman sesama prianya? Namun, Sasuke menjawab dalam dirinya kalau itu normal saja. Tidak perlu khawatir tentangnya namun didalam hati kata 'teman' terus terulang. Apa Naruto adalah temannya?

Langkah Sasuke berhenti didepan lab, ia menghembuskan nafas pelan dan mendorong pintu. Ruangan itu terang namun sangat sunyi. Sasuke mengedarkan pandangannya sebelum bertumpu pada sosok berambut pirang dengan punggung kecil. Senyum lega terangkat dalam sudut bibir Sasuke.

"Naruto." Panggil Sasuke. Naruto berbalik dan melihat pria bersurai emo.

"Oh, ada apa? Kamu tau aku disini?" tanya Naruto dengan suara rendah agak seraknya. Sasuke diam merekam suara Naruto dalam ingatannya.

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang